Taktik Andoni Iraola Bawa Bournemouth Terbang Tinggi di Premier League

Gilabola.com – Pada akhir Januari lalu, Bournemouth mencatat kemenangan besar dengan menghancurkan Nottingham Forest 5-0. Kedua tim sebenarnya tampil di atas ekspektasi musim ini, tetapi Forest menjadi kejutan terbesar dengan performa impresif di bawah asuhan Nuno Espírito Santo.

Meski dihantam cedera, Bournemouth menunjukkan tren positif dan tampak seperti tim baru di bawah kepelatihan Andoni Iraola. Banyak yang mengira laga ini akan berjalan ketat, tetapi The Cherries justru mendominasi Forest dengan keunggulan taktis yang luar biasa.

Formasi Awal Bournemouth

Bournemouth memulai pertandingan dengan formasi 4-2-3-1. Menit-menit awal pertandingan berlangsung cukup kacau dengan banyak duel perebutan bola. Nottingham Forest menerapkan mid-block 4-5-1, yang membuat para bek Bournemouth memiliki waktu dan ruang lebih untuk membawa bola ke lini tengah. Hal ini memungkinkan lini belakang Bournemouth untuk mengambil posisi yang lebih maju.

Para penyerang dan fullback Bournemouth juga bermain lebih tinggi. Huijsen dan Zabarnyi mengambil posisi melebar, menyulitkan Chris Wood sebagai striker tunggal untuk melakukan pressing tinggi.

Zabarnyi tetap berada di posisinya dan memainkan umpan langsung dari belakang, sementara Huijsen kerap menusuk ke area berbahaya di sepertiga akhir lapangan, berperan sebagai elemen tambahan dalam serangan Iraola.

Tyler Adams bertahan lebih dalam untuk menjaga keseimbangan defensif dan berperan penting dalam merebut bola dengan agresivitasnya. Ryan Christie menjadi gelandang yang lebih menyerang dalam pivot, memainkan operan-operan sederhana namun efektif untuk membongkar lini tengah Forest.

Di sisi kanan, Lewis Cook tampil disiplin sebagai fullback, sementara David Brooks menjadi motor serangan dengan kecepatan dan kreativitasnya. Di sisi kiri, duet Milos Kerkez dan Antoine Semenyo sangat berbahaya di kotak penalti lawan. Berbeda dengan Cook, Kerkez lebih sering naik ke depan untuk memberikan keunggulan numerik di sektor kiri.

Justin Kluivert bermain sebagai gelandang serang (nomor 10), sering turun ke lini tengah untuk mengatur serangan dengan visi dan keterampilannya. Dengan para striker utama mengalami cedera, Iraola mempercayakan posisi penyerang kepada Dango Ouattara, pemain asal Burkina Faso yang memiliki naluri gol dan kecepatan luar biasa.

Analisis Susunan Pemain Bournemouth

Bournemouth memulai build-up dari belakang dengan salah satu bek tengah menerima bola dari Kepa Arrizabalaga. Kedua bek tengah mengambil posisi melebar, menyulitkan Chris Wood untuk menekan mereka secara efektif. Mereka kerap melewati lini tengah dengan umpan langsung ke sisi sayap atau bola lambung yang menembus lini tengah Forest.

Transisi cepat ini memberikan lebih banyak ruang dan waktu bagi pemain seperti Kluivert, Semenyo, dan Brooks untuk menunjukkan kualitas mereka, terutama karena lini belakang Forest tidak menekan secara agresif. Build-up langsung seperti ini juga membuat lini tengah Forest kehilangan peran dalam mengatur permainan.

Dengan fleksibilitas dan keterampilan individu pemain serang Bournemouth, pertahanan Forest kesulitan menghadapi mereka, terutama ketika mereka kalah jumlah dalam duel di area berbahaya. Dalam fase menyerang, Bournemouth berani menempatkan banyak pemain di sepertiga akhir untuk menambah keunggulan jumlah dan segera merebut bola kembali jika kehilangan penguasaan.

Strategi Bertahan Andoni Iraola

Forest sering kali merebut bola di area pertahanan mereka sendiri akibat mid-block yang mereka terapkan. Namun, hal ini justru menjadi jebakan karena Bournemouth telah menempatkan pemain mereka dalam posisi tinggi. Ketika Forest mencoba membangun serangan, mereka langsung mendapat tekanan tinggi yang menyebabkan kesalahan atau kehilangan bola sebelum bisa memasuki sepertiga akhir lapangan Bournemouth.

Jika Forest berhasil melewati pressing tinggi, Tyler Adams selalu siap untuk memotong serangan. Saat lawan mendekati kotak penalti, Bournemouth beralih ke blok rendah dengan intensitas tinggi. Strategi ini bertujuan untuk mempercepat tempo permainan, memaksa Forest melakukan kesalahan, dan melancarkan serangan balik cepat.

Gol dan Jalannya Pertandingan

Gol pembuka Bournemouth terjadi dari serangan yang terstruktur dengan baik. Forest kehilangan bola dari lemparan ke dalam, dan dalam dua operan cepat, bola sampai ke Kluivert yang mendapat ruang di lini tengah. Ia sempat memperlambat tempo sebelum melepaskan tembakan spektakuler dari luar kotak penalti untuk membawa Bournemouth unggul 1-0.

Pendekatan bertahan Forest yang pasif justru menguntungkan Bournemouth. Alih-alih menekan Kluivert, mereka memilih mundur, memberinya cukup ruang untuk mengeksekusi peluang.

Meski tertinggal, Forest mulai menguasai bola lebih baik di akhir babak pertama, memainkan operan lebih rapi dan bertahan lebih dalam untuk menjaga penguasaan bola. Namun, mereka kesulitan menembus lini tengah Bournemouth yang disiplin dalam merebut kembali bola.

Forest mencoba penyesuaian taktik di babak kedua dengan mendorong lebih banyak pemain ke depan untuk menekan dua bek tengah Bournemouth dan Tyler Adams. Hal ini memaksa Kepa untuk lebih sering mengirim bola panjang. Namun, kurangnya intensitas pressing Forest malah membuka ruang di lini tengah yang dieksploitasi Bournemouth dengan efektif.

Pada menit ke-54, Bournemouth menggandakan keunggulan lewat serangan balik cepat. Kluivert mengirim umpan silang yang disambut Ouattara dengan sundulan ke pojok jauh, mengubah skor menjadi 2-0.

Forest berusaha menekan lebih agresif, tetapi Bournemouth justru semakin mudah melancarkan serangan balik. Menit ke-60, Adams merebut bola di lini tengah dan langsung mengirim umpan kepada Ouattara, yang kemudian mengecoh bek sebelum mencetak gol ketiga.

Di menit-menit akhir, Bournemouth semakin menguasai pertandingan. Marcus Tavernier mencetak gol keempat di menit ke-86 setelah memanfaatkan bola muntah dari tembakan jarak jauh. Semenyo menutup pesta gol dengan tendangan ke tiang jauh di menit ke-90, memastikan kemenangan telak 5-0 bagi Bournemouth.

Intensitas sebagai Faktor Penentu

Jika dibandingkan secara kualitas individu, Bournemouth sebenarnya bukan tim yang lebih baik dari Forest. Namun, intensitas tinggi yang diterapkan oleh Iraola membuat mereka tampak superior.

Sepanjang pertandingan, Bournemouth mengontrol permainan dengan menekan tinggi dan bermain dengan tempo cepat, yang sangat cocok dengan karakter pemain mereka. Sementara itu, Forest kesulitan membangun ritme dan mempertahankan penguasaan bola dalam waktu lama.

Tanpa pressing tinggi, pemain seperti Morgan Gibbs-White akan lebih berbahaya dengan ruang yang cukup untuk mengatur permainan. Namun, intensitas Bournemouth menghilangkan keunggulan Forest dalam aspek ini.

Hingga pekan ke-25 Premier League, Bournemouth berada di posisi kelima berkat sistem berbasis intensitas tinggi. Pendekatan ini bisa menjadi strategi utama bagi tim-tim non-unggulan dan bahkan dapat diterapkan oleh klub-klub besar yang memiliki pemain dengan karakteristik serupa.