Tantangan Terbesar Guardiola di Etihad Sejauh Ini Saat Manchester City Mulai Rencanakan Pembangunan Ulang

Gila Bola Manchester City saat ini tengah menghadapi salah satu periode terberat di bawah asuhan Pep Guardiola. Kekalahan dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi telah memicu berbagai pertanyaan tentang performa mereka, termasuk isu di lini serang dan masalah cedera pemain kunci seperti Kevin De Bruyne.

Guardiola tampaknya menyadari bahwa situasi ini memberikan alasan bagi rival mereka di Premier League untuk merasa puas. Pada pertandingan melawan Liverpool di Anfield, Guardiola memperlihatkan gestur mengangkat enam jari, mengingatkan fans Liverpool tentang jumlah gelar liga yang telah dia raih.

Meskipun Manchester City kalah dengan dua gol tanpa balas, juru taktik Catalan itu terlihat lebih optimis dan menyatakan keyakinannya bahwa ini adalah awal untuk bangkit kembali.

Ketergantungan Gol pada Haaland

Namun, masalah yang dihadapi City tidak sederhana. Salah satu kendala terbesar adalah ketergantungan yang berlebihan pada Erling Haaland di lini depan. Haaland memang menjadi top skor City musim ini, tetapi kurangnya kontribusi dari pemain lain membuat beban mencetak gol tertumpu padanya.

Phil Foden, yang seharusnya menjadi sumber gol tambahan, masih berjuang dengan masalah kebugaran. Selain itu, absennya Kevin De Bruyne juga menjadi faktor yang signifikan.

De Bruyne, yang mengalami cedera panggul, telah berbicara secara terbuka tentang frustrasinya. Meski sudah mulai bermain kembali dalam kapasitas terbatas, kondisinya masih jauh dari ideal.

Beberapa pengamat, termasuk Gary Neville, mempertanyakan mengapa salah satu pemain terbaik di Premier League tidak lebih banyak dimainkan, meskipun Guardiola menekankan bahwa pemain berusia 33 tahun itu memahami kondisi tubuhnya lebih baik daripada siapa pun.

Lini Belakang Tidak Stabil

Di lini belakang, City juga mengalami ketidakstabilan. Absennya Ruben Dias dalam beberapa pertandingan karena cedera betis memberikan dampak signifikan pada pertahanan. Dias kembali bermain melawan Liverpool, memberikan sedikit stabilitas yang dibutuhkan.

Namun, masalah di sektor ini belum sepenuhnya terselesaikan, terutama karena keputusan Guardiola yang sempat mencadangkan Josko Gvardiol dan Ederson dalam pertandingan.

Untuk mengatasi krisis ini, Guardiola telah menyinggung perlunya “pembangunan ulang” skuad. Dengan rata-rata usia pemain yang semakin tua, City mungkin harus aktif di bursa transfer mendatang.

Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen disebut sebagai target potensial di lini tengah serang, sementara Martin Zubimendi dari Real Sociedad juga masuk radar untuk memperkuat lini tengah bertahan. Namun, Guardiola menyadari bahwa pembelian pemain baru tidak akan langsung menyelesaikan semua masalah.

Di luar persoalan teknis, Guardiola juga berusaha menjaga motivasi para pemainnya. Dia sebelumnya menggunakan metafora gunung untuk menggambarkan tantangan setelah meraih treble musim lalu. Kini, dengan target mempertahankan gelar Premier League, Guardiola mencoba menghidupkan kembali semangat juang skuadnya.

Manchester City kini duduk di peringkat kelima klasemen, hasil yang jauh dari ekspektasi mereka. Namun, dengan pengalaman dan rekam jejak Guardiola, fans City berharap tim mereka dapat segera kembali ke performa terbaik dan mengakhiri tren negatif ini.

Laga melawan Nottingham Forest di Etihad Stadium akan menjadi ujian berikutnya, sekaligus peluang untuk memulai langkah kebangkitan setelah tujuh pertandingan tanpa kemenangan.