Tekad De Bruyne Untuk Menang Jadikannya Pemain Terbaik Manchester City Sepanjang Masa

Gilabola.comKevin De Bruyne dikenal sebagai pemain yang mampu membuka pertahanan lawan seolah tanpa usaha. Namun, di luar lapangan, dia juga punya cara bicara yang lugas dan tanpa basa-basi.

Saat Manchester City menjalani laga terakhir di Etihad pada Rabu (21/5) WIB, suasana emosional mengiringi perpisahan sang gelandang. Pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai momen perpisahan terakhir De Bruyne sebelum menjalani laga akhir di Craven Cottage melawan Fulham.

Sejak masa remajanya di Genk, tekad De Bruyne sudah terlihat jelas. Dalam sebuah sesi latihan pertamanya bersama tim utama, dia dengan lantang menyuarakan ketidakpuasannya terhadap ritme latihan. Dia meminta rekan-rekannya untuk berlari lebih banyak dan berlatih lebih keras.

Mantan kapten Genk, David Hubert, pernah mengingat kembali momen tersebut dengan mengatakan bahwa De Bruyne selalu menginginkan kesempurnaan, bahkan tak peduli harus membentak siapa demi mencapainya.

Hanya beberapa bulan setelah itu, De Bruyne melakoni debutnya dan segera membuat semua orang di klub menyadari bahwa mereka memiliki talenta yang sangat luar biasa.

Hubert juga mengenang bahwa De Bruyne bukan hanya bicara, melainkan menunjukkan semuanya di atas lapangan. Gelandang muda itu membantu Genk meraih gelar juara Liga Belgia pada 2011 sebelum menarik perhatian klub-klub besar.

Dia sempat bergabung dengan Chelsea, meski kariernya di London tidak berjalan mulus. Namun, di Bundesliga bersama Wolfsburg, ia kembali menunjukkan kualitasnya.

Manchester City lalu datang dengan tawaran Rp 1,2 Triliun, yang sempat dianggap keputusan konyol oleh beberapa pundit televisi saat itu. Namun, semua keraguan itu berubah menjadi kekaguman dalam satu dekade terakhir.

Tentang Tekad, Bukan Sekadar Gol atau Assist

De Bruyne bukan hanya pencetak assist ulung, tetapi juga pribadi dengan tekad membara yang konsisten sepanjang kariernya. Pada usia delapan tahun, dia sudah meninggalkan klub lokalnya, VV Drongen, demi bisa berlatih di Gent yang dianggap memiliki sistem latihan lebih baik.

Tujuh tahun kemudian, dia meninggalkan rumah untuk pindah ke Genk, karena merasa di sanalah jalur terbaik untuk berkembang. Dia juga pernah mengkritik rekan setimnya secara langsung di tengah pertandingan melalui wawancara televisi karena dianggap tak cukup berusaha.

Di Wolfsburg, dia bahkan sempat berteriak pada seorang ball boy yang dianggap memperlambat permainan. Semua ini memperlihatkan bahwa bagi De Bruyne, sepak bola bukan hanya soal teknik, tetapi soal niat dan kesungguhan.

Pep Guardiola melihat sisi itu. Dia membangun tim di sekitar De Bruyne, bahkan pernah menyamakannya dengan Lionel Messi. Salah satu penampilan yang paling diingat terjadi saat City menang 7-2 atas Stoke City pada 2017.

De Bruyne memberikan assist dengan umpan no-look ke Leroy Sane, lalu menciptakan umpan ketiga yang lahir dari intersepsi, disusul oleh umpan silang yang memanjakan rekan setim di tiang jauh.

Gelandang asal Belgia ini memimpin City hingga meraih treble bersejarah pada 2023, termasuk kemenangan Liga Champions di Istanbul. Setelah peluit akhir, Guardiola memeluk De Bruyne dan mengucapkan kalimat emosional tentang tujuh tahun perjuangan mereka.