Gilabola.com – Manchester United bergerak cepat di bursa transfer, dan kali ini mereka disebut-sebut telah mencapai kesepakatan untuk membayar klausul pelepasan Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers senilai Rp 1,4 Triliun.
Langkah ini menjadi bagian dari proyek besar Ruben Amorim yang ditunjuk untuk menyegarkan lini serang Setan Merah yang musim ini dinilai kurang tajam di lapangan bola.
Cunha, penyerang asal Brasil, tampil menonjol bersama Wolves musim ini dan dianggap sebagai sosok penting dalam membantu klub menjauh dari zona degradasi berkat peoduktivitasnya di depan gawnag.
Dalam laporan yang beredar, United bahkan mendapatkan dorongan tambahan untuk merekrutnya setelah muncul penilaian bahwa Cunha bisa menjadi versi modern dari Eric Cantona.
Salah satu yang melempar pujian itu adalah Chris Waddle, mantan pemain timnas Inggris yang pernah membela Tottenham dan Newcastle. Dia menilai bahwa Cunha punya kesempatan besar untuk menjadi titik balik bagi Manchester United.
Dalam pernyataannya kepada yaysweepstakes.com, Waddle menyebut bahwa jika Cunha mampu menjadi pemain yang membantu United kembali bersaing, maka dia bisa menyamai pengaruh besar yang pernah dimiliki Cantona.
Cantona sendiri bergabung dengan United pada musim perdana Premier League tahun 1992/93, dan dikenal luas sebagai motor perubahan gaya sepak bola Inggris saat itu. Dia tidak hanya memodernisasi permainan United, tapi juga menjadi pemimpin di ruang ganti dan pelatih lapangan bagi para bintang muda seperti generasi ’92.
Waddle Peringatkan Soal Tantangan Lain di Old Trafford
Walau yakin akan potensi Cunha, Waddle juga memberikan peringatan. Dia menyatakan bahwa pekerjaan Amorim di Old Trafford jauh lebih besar daripada sekadar mendatangkan satu penyerang.
Menurutnya, Cunha memang pemain bola yang luar biasa, namun juga memiliki catatan disiplin yang perlu diperhatikan. Musim ini saja, dia sudah absen enam pertandingan karena skorsing.
Waddle percaya bahwa lingkungan di Manchester United bisa membantu Cunha menjadi pribadi yang lebih stabil. Dia menyebut bahwa pemain seperti Cunha mungkin merasa saat ini adalah waktunya untuk naik ke level yang lebih tinggi. Meski mengakui bahwa Wolves adalah klub besar, Waddle berpendapat bahwa Cunha pasti mengincar tantangan yang lebih besar.
Selain mendatangkan Cunha, Waddle juga menyoroti perlunya pembaruan besar di skuad United. Dia menilai bahwa empat hingga lima pemain baru harus masuk, tapi pekerjaan yang lebih rumit justru terletak pada bagaimana Amorim dan manajemen bisa melepas pemain-pemain lama yang tidak lagi masuk rencana.
Dia mengatakan bahwa banyak dari pemain itu berada dalam kontrak dengan gaji tinggi, sehingga tidak mudah bagi klub-klub dari Italia atau Spanyol untuk menampung mereka.
Waddle juga menekankan bahwa Amorim, sebagai pelatih yang dikenal suka memercayai pemain muda, butuh waktu untuk bekerja tanpa tekanan dari klub. Dia berharap United tidak tergoda untuk menekan “tombol panik” saat menghadapi tantangan di awal musim.