Buntut Kekalahan Juventus di Monza, Leonardo Bonucci Diserang Suporter Fanatik

Kekalahan Juventus di Monza berbuntut panjang setelah kelompok suporter garis keras Bianconeri menyerang sang kapten, Leonardo Bonucci.

Kelompok Ultras Juventus menyerang Bonucci dan mengklaim veteran berusia 35 tahun itu tak pantas menjadi pemimpin di skuad Si Nyonya Tua, dan tak akan pernah dianggap pantas.

Kelompok tersebut merasa klub harus mendengarkan mereka setelah Juventus lakoni awal musim yang buruk. Apalagi, tim asuhan Massimiliano Allegri itu hanya menang dalam dua dari tujuh pertandingan Serie A yang mereka lakoni sebelum jeda internasional bulan ini.

Bonucci mengajak rekan-rekan satu timnya mendatangi sekumpulan suporter yang ikut tandang ke markas Monza untuk ‘meminta maaf’.

Kekalahan dari tim promosi yang berada di zona merah – bahkan ada di posisi juru kunci sebelum menang atas Juve, ini memang cukup mengejutkan. Juve tak bisa membalas hingga tuan rumah menang 1-0 lewat gol tunggal Christian Gytkjaer akhir pekan lalu.

Namun, kelompok Ultras tersebut malah mengecam Bonucci habis-habisan di media sosial dan mengkritik kepemimpinannya di lapangan. Demikian laporan yang diungkapkan Calciomercato, yang dilansir Daily Mail.

“Kami dihadapkan pada hal yang kami tidak mengerti dan jika ada sesuatu yang menurut kami menggelikan dan KONYOL, yang dipikirkan oleh seseorang yang merasa dirinya telah menjadi korban,” demikian ungkap kelompok Ultras tersebut.

“Bonucci tidak pernah menjadi seorang pemimpin, dan tidak akan pernah: tidak di Treviso, tidak juga di Pisa, Bari, Milan dan pastinya bukan pemimpin di Juventus…,” kecamnya.

“Di momen yang sangat membingungkan ini, di atas maupun luar lapangan, ada anarki total dan mereka yang merasa seperti itu, telah menyatakan diri sebagai pakar, pemimpin, seorang ketua atau tokoh yang bertanggung jawab tanpa punya kharisma maupun pengakuan dari orang-orang yang sudah ada di sini selama bertahun-tahun,” lanjut kecaman tersebut.

“Jika ada hirarki, ada alasan untuk itu. Seorang prajurit yang baik belum tentu menjadi jenderal yang baik juga,” tandas pihak Ultras.

Mereka mencatat, ‘permintaan maaf’ yang diungkapkan Bonucci usai kekalahan di Monza sebagai bagi dari masalah yang saat ini dialami Juve, dan hal itu tak akan membantu dalam membuat situasi antara klub dan suporter menjadi lebih baik.

Hal ini mengikuti periode yang penuh ketidakpastian di Juventus, di mana presiden Andrea Agnelli terus mempertahankan Allegri di posisinya, meskipun protes sudah dilayangkan wakilnya, Pavel Nedved.

Kini, Juve akan memanfaatkan keberuntungan mereka saat menjamu Bologna di laga pertama mereka usai jeda internasional pada 2 Oktober 2022, sebelum Si Nyonya Tua menjamu Maccabi Haifa di Liga Champions tiga hari berikutnya.