Gila Bola – Bhinneka, tapi tanpa “tunggal ika”, menjadikan pertumbuhan klub-klub sepak bola di ibukota Jerman melempem, termasuk Hertha Berlin dan juga Union Berlin, yang akan menantang superioritas Real Madrid, besok. Begini ceritanya.
Klub Union Berlin untuk pertama kalinya lolos ke tahap penyisihan grup Liga Champions dan mereka akan tandang ke Santiago Bernabeu besok malam, mencoba mencuri poin dari sang juara bertahan 14 kali itu.
Union Berlin tampil mengejutkan selama musim 2022/23, menang satu kali masing-masing atas Bayern Munchen dan Borussia Dortmund, bahkan menang dua kali kontra RB Leipzig, klub yang selalu kena suntik doping duit perusahaan minuman energi Red Bull.
Modal “ingin tampil mengejutkan” adalah modal satu-satunya dari Die Eisernen saat mereka memulai petualangan di kompetisi Liga Champions. Mereka masuk kategori miskin secara finansial dan itu menyebabkan tim tidak bisa menarik perhatian banyak pemain bintang.
Berlin Terlalu Bhinneka, Kurang Persatuan
Ibukota Berlin adalah salah satu kota yang sangat beragam, sangat bhinneka dari sisi etnis, bukan saja di Jerman, melainkan juga di seantero Eropa. Anda yang pernah kuliah dan bekerja di Berlin akan merasakan sendiri keragaman etnis yang terjadi akibat datangnya imigran dari berbagai negara.
Sebagai akibatnya setiap etnis mendirikan klub sepak bola mereka masing-masing, mungkin atas alasan bahasa, mungkin karena sesederhana ingin mengadakan arisan. Sehingga ada klub yang berbasis imigran Yunani, ada yang mendasarkan diri pada komunitas Turki.
Dengan demikian jika kota-kota lain hanya memiliki satu-dua saja klub sepak bola, Berlin memiliki setidaknya sembilan klub sepak bola yang terbentang mulai divisi satu Bundesliga sampai ke divisi keempat Regionalliga Nordost.
Hal ini menyulitkan pemanduan bakat, pelatihan pemain muda karena tersebar ke banyak klub. Juga membuat setiap klub bola jarang memiliki basis fans yang besar.
Faktor Kemiskinan Usai Perpecahan Berlin Pada Perang Dunia II
Anda yang lahir atau melewati masa SD-SMP sesudah penyatuan Jerman tahun 1990 mungkin tidak pernah tahu bahwa Jerman pernah terbagi dua, Jerman Barat dengan ibukota Bonn dan Jerman Timur dengan ibukota Berlin Timur.
Ibukota mereka juga terbagi dua sejak Perang Dunia Kedua dengan Berlin Barat menjadi kota yang dipengaruhi negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat dan Inggris, sementara sisi seberangnya mewakili wilayah komunis dan sangat dipengaruhi oleh Uni Soviert, yang kini bernama Rusia.
Tahun 1990 begitu unifikasi Berlin terjadi, tingkat kemakmuran kota itu langsung anjlok, diseret turun oleh angka kemiskinan Berlin Timur yang terjadi akibat sistem komunisme pada era sejak Perang Dunia Kedua sampai tahun 1990.
Hal ini menyulitan tim tumbuh besar atau kompetitif karena tidak ada cukup dukungan finansial. Itulah alasan lain mengapa kita hanya melihat sedikit klub terkenal asal ibukota Jerman.
Sementara Madrid memiliki Atletico dan Real Madrid, London punya Arsenal, Chelsea dan Tottenham Hotspur, serta Italia punya Roma dan Lazio, warga penggemar sepak bola akan sulit mengingat siapa sajakah klub besar yang pernah mewakili Berlin.