Gilabola.com – Laga semifinal Liga Champions 2024/2025 antara Inter Milan dan Barcelona berubah menjadi salah satu pertandingan paling gila dan penuh emosi dalam sejarah kompetisi ini, dengan 12 gol tercipta selama dua leg, dan pertandingan harus ditentukan lewat babak perpanjangan waktu.
Babak Pertama: Inter Tampil Tajam, Barcelona Rapuh
Pertandingan leg kedua dimulai dengan tempo hati-hati. Tidak ada peluang emas dalam 10 menit awal. Lamine Yamal menjadi titik terang bagi Barcelona, menunjukkan kelincahan dan keberanian, meski belum memberikan ancaman nyata.
Sementara itu, Inter Milan menunjukkan taktik berbeda. Anak asuh Simone Inzaghi kerap melakukan switch play cepat, memanfaatkan lebar lapangan untuk menyerang sisi-sisi pertahanan Barca.
Taktik itu membuahkan hasil di menit ke-21: Denzel Dumfries melewati pertahanan Barcelona dan menyodorkan umpan matang kepada Lautaro Martínez yang mencetak gol dengan mudah. Inter unggul 1-0 (agregat 4-3).
Menjelang turun minum, drama makin panas. VAR memberi Inter penalti setelah tekel Cubarsí mengenai Lautaro. Hakan Çalhanoğlu menjadi eksekutor dan sukses menggandakan keunggulan lewat tendangan ke pojok kiri bawah. Skor menjadi 2-0 (agregat 5-3) untuk Inter saat jeda.
Babak Kedua: Munculnya Remontada Barca
Inter sempat mencetak gol ketiga lewat Acerbi, namun dianulir karena offside. Barcelona tak menyerah. Menit ke-53, Eric Garcia menyambut umpan silang dengan tendangan voli sempurna ke pojok atas gawang. Hanya tujuh menit kemudian, Dani Olmo menyamakan kedudukan lewat sundulan memanfaatkan umpan Gerard Martin. Skor 2-2 (agregat 5-5).
Barcelona bahkan nyaris unggul ketika Yamal dijatuhkan oleh Mkhitaryan di menit ke-68, tapi VAR menyatakan pelanggaran terjadi di luar kotak. Tendangan bebas gagal membuahkan hasil setelah bola mengenai De Jong.
Namun di menit ke-87, Raphinha mencetak gol yang membawa Barcelona unggul untuk pertama kalinya dalam dua leg. Tembakan kerasnya menyamai rekor kontribusi gol Cristiano Ronaldo dalam satu musim Liga Champions. Skor berubah menjadi 3-2 untuk Barca (agregat 6-5).
Acerbi Membalas! Perpanjangan Waktu Menanti
Ketika kemenangan tampak dalam genggaman Barcelona, Francesco Acerbi, sang veteran 37 tahun, menyamakan kedudukan di menit ke-93 dengan penyelesaian khas striker sejati. Gol ini adalah gol pertamanya di kompetisi Eropa sepanjang karier. Skor 3-3 (agregat 6-6), pertandingan harus dilanjutkan ke extra-time.
Extra-Time: Frattesi Bawa Inter ke Final Liga Champions
Di menit ke-99, Davide Frattesi muncul sebagai pahlawan dadakan. Memanfaatkan kerja keras Marcus Thuram di sisi kanan, Frattesi menyelesaikan umpan satu-dua dengan Taremi dan menyarangkan bola ke pojok bawah.
Gol ini membawa Inter kembali unggul 4-3 (agregat 7-6) — menjadikan laga ini semi-final dengan skor agregat tertinggi sepanjang sejarah UCL, menyamai Liverpool vs Roma (2017/18).
Dengan kemenangan ini, Inter Milan berhasil lolos ke final Liga Champions 2024/2025!