Drama perebutan gelar juara Liga Champions 2024 semakin memanas setelah leg pertama semifinal dimainkan minggu ini. Kedua pertandingan, yang berlangsung di Jerman, berjalan dengan seru.
Bayern Munchen dan Real Madrid berbagi empat gol di Allianz Arena membuat agregat skor imbang 2-2.
Sementara itu, Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain seharusnya bisa berbagi gol yang sama banyak dalam pertandingan yang menghibur meski minim gol 24 jam kemudian.
Real Madrid Bukan Hanya Bellingham!
Jude Bellingham beberapa kali menjadi tumpuan timnya musim ini dan tampil di momen-momen kunci, termasuk dalam kemenangan kandang dan tandang melawan Barcelona. Namun ia sakit menjelang pertandingan melawan Bayern, dicadangkan pada laga kontra Real Sociedad hari Jumat lalu, dan tidak bisa menyelesaikan leg pertama di Jerman.
Gelandang Inggris itu hanya bermain selama 75 menit, ditarik keluar saat Madrid tertinggal 2-1 dan mengejar ketertinggalan setelah gol Leroy Sane dan Harry Kane menyamakan kedudukan usai Vinicius Junior membuka skor. Ia mengalami kram sejak menit ke-60 dan Carlo Ancelotti memutuskan untuk tidak mengambil risiko.
Bellingham diharapkan pulih sepenuhnya pada leg kedua pekan depan dan memiliki waktu untuk meningkatkan kebugarannya. Namun, pertandingan ini juga menjadi bukti kualitas kelas dunia lain yang dimiliki skuat Madrid. Vinicius mencetak dua gol di semifinal Liga Champions untuk tahun ketiga berturut-turut dan Toni Kroos menunjukkan bahwa tidak ada batasan usia untuk kelas sejati.
Bayern Munchen Buang Peluang!
Bayern akan menghadapi leg kedua dengan sedikit kerugian. Agregat skor yang imbang membuat pertandingan menjadi seperti laga hidup mati untuk memperebutkan tempat di final, dan itu akan dimainkan di Bernabeu.
Meskipun, seperti yang sudah kita ketahui, Madrid lebih dari sekedar Bellingham, sang pemain bintang tidak dalam performa terbaiknya dan itu seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Bayern.
Pasukan Thomas Tuchel juga hanya berjarak tujuh menit plus injury time untuk membawa pulang kemenangan tipis ke leg kedua, namun gagal mempertahankan keunggulan tersebut.
Jangan Remehkan Dortmund Sang Underdog!
Dortmund belum pernah bermain di final Liga Champions sejak 2013 dan tidak memberikan dampak besar dalam kompetisi ini sejak era Jurgen Klopp. Tapi ada peluang besar ini bisa menjadi tahun mereka lagi saat mereka berusaha meraih kejayaan Eropa untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
Niclas Fullkrug adalah striker yang sangat efektif seperti Olivier Giroud, Mats Hummels kembali menampilkan performa terbaiknya seperti pada 2013, Karim Adeyemi memiliki kecepatan yang luar biasa dan Jadon Sancho tampil begitu lepas dari bayang-bayang pemain yang kesulitan di Manchester United. Pemain terakhir ini tampil luar biasa di leg pertama melawan PSG, dengan mudah melewati pemain lawan dan menciptakan peluang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol.
Tim lain mungkin memiliki kualitas individu yang lebih baik daripada Dortmund, tetapi mereka adalah tim yang saat ini bermain lebih baik dari keseluruhan pemain mereka.
Tugas PSG Semakin Berat!
PSG pada malam yang lain bisa saja mencetak dua, tiga atau bahkan empat gol melewati Dortmund. Namun kenyataannya, selain peluang yang terbuang, mereka tidak tampil maksimal di lingkungan yang hostile di Signal Iduna Park di depan Yellow Wall.
Ousmane Dembele, yang bermain bagus melawan Barcelona, menjadi tidak terlihat melawan mantan klub lainnya, tendangannya melambung di atas mistar gawang. Kylian Mbappe membentur tiang gawang tetapi terlalu lama berada di pinggir permainan alih-alih mengambil kendali penuh ketika memenangkan Liga Champions bersama klub asal daerahnya telah menjadi mimpi seumur hidupnya.
PSG harus tampil lebih baik di leg kedua dengan cara yang tidak mereka lakukan di sini, meskipun itu seharusnya jauh lebih mudah di depan fans mereka sendiri di Parc des Princes.