Gilabola.com – Sembilan pemain yang bertarung di Piala Dunia U17 yang berlangsung di empat kota di Indonesia berhasil menyita perhatian para pemantau bakat papan atas dunia. Siapa saja mereka, ada nggak ya pemain Timnas Indonesia asuhan Bima Sakti yang masuk daftar bidikan para talent scouter?
Para bintang muda luar biasa untuk mencuri perhatian di Piala Dunia U17, termasuk ‘Messi asal Brasil’ dan bintang muda Arsenal. Tampaknya kita harus tahu lebih dulu siapa para pemain itu, sebelum mereka benar-benar menjelma menjadi bintang.
Sembilan pemain remaja yang masuk daftar bidikan para pemantau bakat yang bergerilya di Piala Dunia U17, tampaknya akan mengikuti jejak beberapa pemenang sebelumnya yang terkenal saat ini.
Neymar, Alisson, Toni Kroos dan Ronaldinho semuanya pernah tampil di Piala Dunia U17 edisi sebelumnya, sementara Cesc Fabregas (2003) dan Phil Foden (2017) bersinar terang dengan menyabet penghargaan Golden Ball di ajang itu.
Namun, siapa saja pemain yang menjadi topik pembicaraan banyak orang di akhir Piala Dunia U17 bulan ini? Berikut ulasan SunSport:
Estevao Willian (Brasil)
Pemain remaja berbakat asal Brasil ini sudah mendapat julukan ‘Messinho’ – jauh sebelum ia dikenal secara nasional selama perpindahannya yang penuh kontroversi dari akademi muda Cruzeiro ke Palmeiras saat usianya masih 14 tahun.
Seperti halnya Lionel Messi asal Argentina yang kenakan nomor 10, Estevao juga lebih sering bermain dengan kaki kiri dan sangat trampil di ruang yang sempit lewat ledakan-ledakannya di lapangan yang bisa membebaskannya dari kawalan pemain bertahan.
Estevao juga bisa menembak, seperti yang dia buktikan saat mencetak gol dari jarak sekitar 23 meter saat Brasil membantai Kaledonia Baru, 9-0, pekan lalu.
Andre Cury – mantan pemantau bakat Barcelona yang membantu klub Catalan itu datangkan Ronaldinho dan Neymar, telah memantau Estevao.
Ia mulai dilirik Real Madrid, PSG dan Arsenal, tapi pemain berusia 16 tahun itu belum lama ini mengakui, Barca menjadi klub impian baginya.
Amara Diouf (Senegal)
Diouf – salah satu pemain termuda di turnamen ini, mempelajari sepak bola di akademi terkenal ‘Generation Foot’ di Dakar. Akademi ini terkenal telah melahirkan banyak bintang senior Senegal, seperti Sadio Mane dan Ismaila Sarr.
Winger kiri yang berotot itu tampaknya kini akan ikuti jejak Mane dan gabung Metz di divisi teratas Perancis, meskipun mungkin tidak lama. Manchester City, Arsenal, Barcelona dan Real Madrid juga diberitakan sama-sama mengincarnya, dan dia belum membuat keputusan saat ini.
Penampilan Diouf di Piala Dunia U17 di Indonesia – di mana Diouf mencetak dua gol saat Senegal menang 2-1 atas Argentina, menunjukkan bahwa dia mungkin segera siap untuk panggung yang lebih besar.
Claudio Echeverri (Argentina)
Terlupakan oleh Diouf di laga pembuka Timnas Argentina, Echeverri tunjukkan penampilan magis yang sukses membawa timnya kembali ke jalur kemenangan. Claudio Echeverri mencetak gol cantik lewat tendangan bebas jarak jauh di laga kontra Jepang.
Seperti Messi, gelandang serang ini kenakan ban kapten dan nomor punggung 10 yang kesohor itu. Namun, Echeverri bermain dengan kaki kanan dan lebih mirip dengan pelatih Timnas Argentina U17 saat ini, Pablo Aimar.
Dia juga belajar di sekolah yang sama, River Plate, yang telah melahirkan Aimar, dan bintang Manchester City, Julian Alvarez. Tim yang memenangkan treble pada musim lalu tersebut, juga memantau permainan Echeverri dengan cermat di sepanjang Kejuaraan U17 Amerika Selatan awal tahun ini.
Saat ini Juventus, Real Madrid dan PSG diberitakan tengah memantau pemain remaja ini, yang akan memenuhi syarat pindah ke Eropa pada bulan Januari – ketika usianya sudah genap 18 tahun.
Assan Ouedraogo (Jerman)
Putra mantan pemain internasional Burkina Faso, Ouedraogo merupakan gelandang serba bisa dan kemungkinan juga pemain yang memiliki fisik paling mengesankan di turnamen ini.
Di Jerman – di mana dia telah bermain secara reguler untuk Schalke, Ouedraogo dibanding-bandingkan dengan mantan bintang Chelsea, Michael Essien, karena kelihaiannya dalam merebut bola dan bergerak maju.
Namun, kecenderungannya untuk lakukan tekel dan posturnya yang tinggi besar, membuat Ouedraogo mengingatkan banyak orang pada mantan bintang Arsenal, Patrick Vieira.
Salah satu mantan klub Vieira, AC Milan, kabarnya sangat tertarik merekrut Ouedraogo. Namun, Milan dipastikan akan hadapi persaingan ketat dengan Liverpool serta dua raksasa Bundesliga, Bayern Munchen dan RB Leipzig.
Noah Darvich (Jerman)
Barcelona kalahkan Bayern, Ajax, Arsenal, Manchester City dan PSG dalam perburuan tanda tangan Darvich pada musim panas, dan penampilannya dalam dua pertandingan pertama Timnas Jerman menunjukkan, Barca pantas membayar hampir 4,5 juta Poundsterling kepada Freiburg untuk dapatkan jasanya.
Darvich digambarkan sebagai seorang pemain yang menggunakan kaki kiri dengan sangat seimbang, dan punya kemampuan dalam melewati penjagaan pemain lawan, seperti mantan bintang Arsenal, Mesut Ozil.
Hasilnya, Darvich tampil gemilang untuk Timnas Jerman U17 dengan mencetak gol dan assist saat mereka menang 3-1 atas Meksiko pada akhir pekan lalu.
Dia lalu memberikan satu assist lagi saat Jerman menang 3-1 atas Selandia Baru pada tengah pekan ini, setelah tendangan bebasnya yang melengkung hanya membentur tiang.
Marc Guiu (Spanyol)
Akademi Barcelona yang terkenal, La Masia, belum menghasilkan penyerang tengah yang tinggi dan kuat yang bisa disebut-sebut mirip Erling Haaland – sampai sekarang.
Guiu mungkin masih jauh dari kesuksesan Haaland, tapi dia unggul dalam beberapa hal, di antaranya mencetak gol kemenangan tim asuhan Xavi saat mereka kalahkan Athletic Bilbao, 1-0, bulan lalu.
Pemain berusia 17 tahun ini menjadi salah satu top skor di Kejuaraan Eropa U17 tahun ini, bersama-sama rekan satu timnya di Barca, Lamine Yamal, yang bahkan sudah bermain sepak bola sama-sama sejak usia mereka masih tujuh tahun.
Hamidou Makalou (Mali)
Salah satu bintang berbakat Mali yang dipastikan akan menjadi incaran banyak klub besar setelah turnamen ini adalah Hamidou Makalou. Gelandang muda ini berhasil memanfaatkan kesempatan untuk tampil mentereng di hadapan para pencari bakat.
Bermain di posisi ganda bersama Sekou Kone, Makalou membantu Mali menguasai tengah lapangan saat mereka hadapi Spanyol. Ia kemudian mencetak gol di laga terakhir grup mereka melawan Kanada.
Ethan Nwaneri (Inggris)
Di usianya yang masih sangat muda, 16 tahun, Ethan Nwaneri menjadi salah satu pemain berbakat terbaik yang dimiliki Timnas Inggris.
Gelandang ini mendominasi jalannya pertandingan bersama tim U18 dan U-21, sehingga Mikel Arteta memberinya dua kesempatan menjadi starter pertama di tim utama musim lalu.
Namun, Nwaneri hanya mendapat satu kesempatan bermain di tim utama musim ini. Pemain ini berhasil tunjukkan ketenangan dan fleksibilitas yang jauh melampaui usianya.
Mungkin dia belum terkenal sekarang, tetapi dia pasti akan menjadi nama besar pada akhir turnamen.
Ishe Samuels-Smith (Inggris)
Chelsea merekrut bek muda berbakat Ishe Samuels-Smith dari Everton seharga 4 juta Pounds pada musim panas.
Pemain berusia 17 tahun ini pindah ke Stamford Bridge setelah ia berhasil mencuri perhatian bersama Timnas U17 U-21 Everton dan sangat senang menjadi pemain Chelsea.
Remaja yang sangat dihargai ini tampil menonjol untuk tim muda Everton musim lalu dan masuk dalam skuad utama untuk kekalahan 4-1 di Carabao Cup dari Bournemouth pada 22 November serta kekalahan 3-1 dari Fulham pada 15 April. Dia juga telah mewakili Inggris di tingkat U15, U16 dan U17.
Ishe Samuels-Smith menjadi satu-satunya pemain Inggris yang masuk dalam tim turnamen Kejuaraan Eropa U-17 musim panas lalu.