Barcelona Bisa Juara, Tapi Juga Bisa Hancur: Inilah Pertaruhan Kedua Tim di El Clasico!

Gilabola.com – Harus diakui, musim Barcelona sejauh ini sudah melebihi ekspektasi. Menjuarai Supercopa de España dan Copa del Rey, serta menembus semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2019, sudah bisa disebut pencapaian luar biasa—terutama untuk tim muda yang musim lalu tak meraih satu pun trofi.

Tapi kini ada EL Clasico, yang dikatakan akan menjadi pertemuan terpenting kedua raksasa dalam satu dekade terakhir. Apa saja yang akan menjadi pertaruhan bagi kedua tim?

Apa yang Dipertaruhkan untuk Barcelona?

Namun, kini ekspektasi tersebut telah berubah. Kita semua tahu Lamine Yamal adalah talenta istimewa, tapi tak ada yang menyangka ia akan berkembang secepat ini menjadi salah satu pemain terbaik dunia bahkan sebelum genap berusia 18 tahun.

Raphinha tampil jauh lebih produktif dari prediksi, Robert Lewandowski—yang akan berusia 37 pada Agustus nanti—menjalani musim tersuburnya sejak bergabung ke Camp Nou, sementara Pedri akhirnya mulai tampil konsisten dan menjadi pengatur permainan seperti yang selama ini diharapkan.

Semua itu terjadi dalam sistem permainan Hansi Flick yang dikenal intens, bermain garis tinggi, dan sangat menyenangkan ditonton. Tapi sistem ini juga punya celah besar, seperti yang diperlihatkan Inter Milan saat menyingkirkan mereka dari semifinal Liga Champions dengan comeback dramatis.

Kini, Barcelona punya kesempatan emas untuk bangkit dari luka Eropa itu dengan cara terbaik: mengalahkan Real Madrid untuk keempat kalinya musim ini dan semakin mendekatkan diri ke gelar LaLiga.

Jika sukses menjuarai liga, musim debut Flick akan dikenang sebagai langkah awal dari era baru yang menjanjikan. Tapi jika mereka kalah dan pada akhirnya kehilangan gelar ke tangan Madrid, rasa sakit karena kehilangan posisi puncak dan kekalahan dari Inter bisa menghapus hampir seluruh progres yang sejatinya telah mereka capai.

Apa yang Dipertaruhkan untuk Real Madrid?

Segalanya. Untuk Real Madrid, ini adalah soal hidup dan mati. Mereka harus menang di El Clásico, menjuarai LaLiga, dan menyelamatkan musim—atau kalah dan menutup tahun ini sebagai kegagalan besar.

Bagi sebagian besar fans Madrid dan media di Spanyol, keputusan sudah dibuat sejak mereka tersingkir dari perempat final Liga Champions. Bagi klub ini, Liga Champions adalah ajang utama.

Setelah memenangkannya enam kali dalam 11 musim terakhir, tersingkir dengan skuad sekuat ini jelas tidak bisa diterima. Namun, berkat Inter Milan, setidaknya mimpi buruk terbesar mereka—melihat Barcelona menjuarai Liga Champions—berhasil dihindari.

Sekarang, andai Madrid bisa menjuarai LaLiga, mereka bahkan bisa berargumen bahwa musim mereka lebih sukses ketimbang Barcelona, yang hanya membawa pulang Copa del Rey dan Supercopa, meskipun bermain jauh lebih atraktif di bawah Flick.

Apa pun hasilnya, pelatih Carlo Ancelotti sudah hampir pasti hengkang, dengan pekerjaan bersama timnas Brasil menantinya. Tapi jika Madrid menang di Clásico dan akhirnya menjadi juara LaLiga, hasil itu bisa memengaruhi seberapa besar perombakan skuad yang akan dilakukan untuk pelatih baru mereka—kemungkinan besar Xabi Alonso.

Trent Alexander-Arnold dikabarkan akan menjadi rekrutan pertama mereka. Tapi keputusan apakah mereka akan mengeluarkan dana besar untuk merekrut bek tengah dan gelandang baru, atau bahkan menjual pemain seperti Rodrygo, bisa sangat bergantung pada apa yang terjadi dalam dua minggu terakhir musim ini.