Gilabola.com – Real Madrid akan memulai era baru dengan berpisah dari pelatih tersukses mereka, Carlo Ancelotti, yang akan mengambil alih Timnas Brasil.
Meski telah mempersembahkan 15 trofi dalam dua periode kepelatihannya, Madrid justru memasuki masa transisi dalam keadaan yang jauh dari ideal—terpeleset dari papan atas dan menyelesaikan musim tanpa gelar.
Untuk membenahi kekacauan ini, klub menunjuk Xabi Alonso, arsitek kejutan dari Bayer Leverkusen, yang akan resmi menjabat mulai Juni.
Xabi Alonso Bukan Sekadar Mantan Bintang
Tugas Alonso sangat jelas: membangkitkan kembali Real Madrid dari keterpurukan musim ini. Tidak hanya kehilangan gelar, Madrid terlihat kehilangan bentuk dan keseimbangan.
Di tengah kemewahan skuad bertabur bintang, kekosongan dalam struktur permainan menjadi sangat terlihat. Di sinilah Alonso, yang dikenal dengan pemahaman taktik tajam, diharapkan menjadi pembeda.
Sebagai mantan gelandang Real Madrid, Alonso memahami DNA klub. Kini, ia membawa reputasi sebagai pelatih muda brilian yang mengubah Bayer Leverkusen dari kandidat degradasi menjadi juara Bundesliga tanpa terkalahkan.
Meski musim 2024/25 tak sebaik sebelumnya—Leverkusen kalah bersaing dengan Bayern dan tersingkir dari Liga Champions—rekam jejaknya cukup meyakinkan untuk menangani klub sebesar Real.
Tantangannya tak hanya soal strategi. Madrid adalah klub dengan tekanan luar biasa—ego besar, ekspektasi tinggi, dan sorotan media tak pernah berhenti.
Ancelotti berhasil mengendalikan itu semua dengan ketenangannya. Alonso akan diuji apakah bisa melakukan hal serupa, sekaligus memberi identitas bermain yang lebih tajam.
Perombakan Besar di Skuad Los Blancos
Ketika Alonso memimpin Real Madrid untuk pertama kalinya dalam ajang Piala Dunia Antarklub pada Juni–Juli mendatang, wajah ruang ganti mungkin sudah berubah drastis.
Luka Modric, ikon lini tengah Madrid, kemungkinan besar tidak akan diperpanjang kontraknya. Nasib serupa juga menanti Lucas Vásquez. Klub kini mengevaluasi siapa saja yang masih dibutuhkan dan siapa yang harus dilepas.
Di sisi rekrutan, Real dilaporkan hampir mendapatkan Álvaro Carreras dari Benfica. Sang bek kiri, yang pernah menimba ilmu di akademi Madrid, bisa kembali ke ibu kota Spanyol dengan nilai transfer di bawah €50 juta.
Dean Huijsen, bek muda milik Bournemouth, juga dikabarkan sudah semakin dekat dengan Madrid setelah klausul pelepasan €59 juta-nya diaktifkan. Di sisi kanan pertahanan, nama besar lain sedang didekati: Trent Alexander-Arnold.
Bagaimana Alonso memanfaatkan Alexander-Arnold akan menjadi perhatian utama. Jika tetap memakai formasi 3-4-3 seperti di Leverkusen, bukan tidak mungkin bintang Liverpool itu ditempatkan sebagai gelandang kanan atau bahkan gelandang tengah, mengingat visi bermain dan akurasi umpannya. Kehadirannya bisa menjadi kunci transformasi strategi Madrid.
Mbappé Masih Jadi Kartu As Utama
Di lini depan, Kylian Mbappé tetap menjadi andalan. Meskipun penampilannya dikritik karena dianggap mengganggu harmoni tim, statistiknya tidak bisa diabaikan: 28 gol di musim pertamanya dan hampir pasti meraih gelar Pichichi sebagai top skor La Liga.
Tantangan terbesar bagi Alonso adalah memastikan bahwa kehadiran Mbappé dan para bintang lainnya bisa berpadu, bukan saling mengganggu.
Dengan kondisi skuad yang masih belum ideal, Alonso mungkin tidak akan langsung membawa Madrid kembali ke puncak.
Namun, yang pasti, Madrid akan tampil dengan wajah baru, sepak bola yang lebih terarah, dan visi permainan yang lebih jelas di bawah asuhannya.