Thomas Tuchel sangat menginginkan Jules Kounde selama musim panas lalu sebelum bek tengah itu akhirnya memilih untuk pindah ke Barcelona.
Jules Kounde mengisyaratkan bahwa dia batal pindah ke Chelsea karena ketidakmampuan Thomas Tuchel untuk meyakinkannya saat bek tengah itu justru lebih tertarik dengan komunikasi yang dilakukan bos Barcelona, Xavi Hernandez, seperti diberitakan via L’Equipe.
Pemain berusia 23 tahun itu sebenarnya bahkan sudah menjadi target transfer bagi The Blues sejak musim panas 2021, tapi keengganan mereka untuk menebus klausul rilisnya senilai Rp 1,2 Trilyun membuat mereka batal melakukan transfer dan memilih untuk mengorbitkan Trevoh Chalobah.
Dengan kepergian Andreas Christensen dan Antonio Rudiger, Thomas Tuchel kemudian meminta Chelsea untuk menghidupkan minat mereka pada Jules Kounde, dan saga transfer mereka yang lambat membuat klub London Barat itu terbukti harus membayar harga yang mahal.
Barcelona yang kemudian mendapatkan kekuatan ekonomi lantas membajak kesepakatan transfer untuk bek Prancis itu dan membawanya dari Sevilla dalam kesepakatan transfer senilai Rp 869 Milyar dan menjadi salah satu dari tujuh rekrutan Xavi Hernandez di jendela transfer musim panas ini.
Berbicara tentang saga transfernya di musim panas, Jules Kounde mengatakan kepada L’Equipe, “Pertama, saya datang ke klub besar, yang telah menikmati masa-masa indah dan yang, akhir-akhir ini, kurang begitu sukses. Saya datang ke sebuah proyek yang saya tidak akan sebut rekonstruksi, karena kami sudah memiliki tim yang kompetitif, melainkan, sedang mengambil langkah lanjut. Saya tertarik untuk menjadi bagian dari gelombang baru ini, untuk mencari gelar, dan untuk menempatkan Barca kembali ke tempat semula, di antara klub-klub terbaik.”
“Kemudian ada percakapan dengan pelatih. Kami berbicara terutama tentang sepak bola. Saya merasakan kepercayaan nyata darinya, bahwa dia memiliki pengetahuan nyata tentang diri saya, permainan saya, dan kualitas saya. Saya berbicara dengan Tuchel dan saya juga merasa bahwa dia ingin saya datang, tetapi saya lebih suka pidato Xavi.”