Kembali ke Liga Champions bagi Manchester United seharusnya menjadi momen yang membahagiakan, dan meskipun pasukan Setan Merah sudah menunjukkan perlawanan di akhir pertandingan, namun semua usaha mereka sia-sia karena Bayern Munchen akhirnya menang 4-3 di Allianz Arena, pada matchday pertama fase grup Liga Champions 2023/2024.
Kebobolan empat gol, Ini berarti bahwa Manchester United kini sudah kebobolan tiga gol atau lebih dalam tiga pertandingan beruntun untuk pertama kalinya sejak terakhir kali terjadi pada Desember 1978 di bawah kepelatihan Dave Sexton.
Tapi apa saja yang terjadi di Allianz Arena? Apakah ini semua murni kesalahan Andre Onana yang sarung tangannya bolong? Kami akan tunjukkan bahwa ini bukan hanya kesalahan sang kiper, simak kronologinya sebagai berikut …
Apa Yang Terjadi di Allianz Arena?
Terlalu Banyak Kebobolan Gol
Manchester United sebenarnya memulai pertandingan cukup baik, Bayern baru melepaskan tembakan pertama pada menit ke-20, dan bahkan itu diblokir oleh bek MU.
Kemudian tidak ada yang bisa menghentikan tendangan Leroy Sané delapan menit kemudian ketika dia melepaskan tendangan yang relatif lemah dari tepi kotak penalti,
Dan sialnya mungkin sarung tangan Onana sedang bolong sehingga ia gagal menangkap bola dan masuk ke gawangnya. Nilai gol yang diharapkan (xG) dari tembakan Leroy Sane hanya 0,02, itu cukup menunjukkan betapa seharusnya penjaga gawang asal Kamerun itu tidak kesulitan menggagalkan peluang tersebut.
Selanjutnya Serge Gnabry menggandakan keunggulan kurang dari lima menit kemudian.
MU pun membutuhkan respons cepat di babak kedua, dan mereka mendapatkannya ketika permainan apik di sekitar kotak Bayern mengarah pada Rasmus Højlund yang akhirnya mencetak gol pertamanya untuk Manchester United melalui pantulan bola Kim Min-jae.
Sayangnya optimisme tim Premier League itu tidak berlangsung lama, karena penalti diberikan usai handball mantan pemain Tottenham, Christian Eriksen, dan Harry Kane mantan rekannya, sukses mengeksekusi penalti tersebut.
Harry Kane kini memiliki tingkat konversi penalti terbaik kedua di abad ke-21 dalam semua kompetisi 44 gol dari 50 penalti.
Hanya mantan striker Bayern munchen, Robert Lewandowski, yang memiliki tingkat yang lebih baik 60 gol dari 67 penalti.
Casemiro kemudian mencetak dua gol bagi Manchester United, namun Mathys Tel berhasil memberikan mencetak gol penentu kemenangan bagi tuan rumah di masa injury time.
Manchester United pun kini telah kalah dalam empat dari enam pertandingan kompetitif awal musim, yang merupakan kali pertama sejak 1986-87 di bawah kepelatihan Ron Atkinson.
Sebenarnya, ini bukan kekalahan yang buruk bagi United. Sebab, mereka hanya kalah dengan selisih satu gol melawan Bayern Munchen di Allianz Arena.
Akan tetapi, kebobolan empat gol bukan hal wajar bagi Setan Merah.
Blunder Andre Onana
MU membeli Onana dari Inter Milan seharga €52 juta di bursa transfer musim panas kemarin. Sejauh ini, kiper 27 tahun Kamerun itu sudah bermain enam kali untuk MU di semua kompetisi.
Dalam 6 penampilan untuk Manchester United, Onana sudah kebobolan total … 14 gol!
Dan alhasil blunder André Onana saat gol pembuka Bayern Munchen menjadi berita utama, tetapi sejujurnya, mantan kiper Ajax dan Inter Milan itu tidak benar-benar bersalah atas awal musim yang buruk Man Utd.
Andre Onana telah menghadapi 29 tembakan tepat sasaran dalam lima pertandingan Premier League-nya, kebobolan sembilan gol.
Hanya lima tim Premier League lainnya yang sudah menghadapi lebih banyak tembakan tepat sasaran musim ini. Jadi memang Onana menjadi kiper yang gawangnya paling sering jadi sasaran tembak oleh pemain lawan.
Jadi jangan sepenuhnya salahkan Andre Onana, kita harus melihatnya secara keseluruhan dalam sebuah tim, karena tentu masih ada masalah besar pada sistem pertahanan racikan Erik Ten Hag.
Bapuknya Lini Pertahanan Manchester United
Faktor kekalahan MU berikutnya dan juga menjadi penyakit Setan Merah sejak awal musim 2023/2024 adalah
Koordinasi lini pertahanan MU yang amburadul, dan terbukti Erik Ten Hag tak kunjung bisa memperbaiki masalah ini.
Sepanjang laga ini, lini pertahanan MU tidak melakukan koordinasi dengan baik. Banyak ruang yang terbuka saat mereka bertahan sehingga Bayern bisa dengan leluasa melepaskan tembakan.
Contoh konkret buruknya koordinasi pertahanan MU terjadi di gol kedua dan gol keempat MU.
Di gol kedua Munchen, Martinez dan Lindelof menghilang saat mereka seharusnya melakukan penjagaan terhadap Jamal Musiala yang membuat Serge Gnabry tidak terkawal sama sekali dan dengan mudah melepaskan tembakan.
Sementara di gol Mathys Tel, ini karena Jebakan offside MU tidak berjalan karena ada kesalahan koordinasi.
Jadi benar, jangan hanya salahkan Onana yang gawangnya dihajar habis habisan dengan 19 tembakan dan 9 tembakan on target para pemain Bayern Munchen, sementara MU hanya punay 4 tembakan on target!