Gila Bola – Ajax Amsterdam, klub sepakbola bersejarah ini mengalami krisis serius dan menuju kehancuran, suporter mereka sendiri merusak stadion Johan Cruyff Arena sebagai bentuk kekesalan, sementara di luar lapangan terjadi kekacauan dengan polisi.
Selain itu, penyelidikan sedang berlangsung terkait transfer pemain yang mencurigakan. Ini adalah masa terburuk dalam sejarah klub bersejarah yang terkenal di Eropa ini.
Tindakan vandalisme di stadion dan ketidakpuasan suporter menggambarkan situasi kekacauan di dalam manajemen Ajax Amsterdam.
Apa yang terjadi dengan Ajax Amsterdam? Dan bagaimana semua ini dimulai? Berikut adalah kronologi kehancuran klub paling bersejarah di Eropa, Ajax Amsterdam.
Kronologi Kehancuran Ajax Amsterdam
Runtuhnya klub legendaris Eropa ini berlangsung dalam waktu singkat, tepatnya hanya setahun lebih sedikit. Dan ketidak becusan manajemen baru menjadi penyebabnya. Kepentingan pribadi merusak hirarki klub yang telah lama dibangun dan telah berulang kali mencapai kesuksesan mereka, hanya untuk hancur dalam waktu singkat. Kronologinya sebagai berikut:
Kasus Marc Overmars
Awal kekacauan di Ajax dimulai pada Februari 2022, ketika direktur sepakbola Marc Overmars meninggalkan jabatannya setelah mengirim serangkaian pesan tidak pantas kepada beberapa rekan perempuannya.
Meskipun demikian, ketua dewan pengawas Leen Meijaard menyatakan bahwa Overmars adalah direktur sepakbola terbaik yang pernah dimiliki Ajax, CEO saat itu, Edwin van der Sar juga mengaminkan pendapat ini. Kepergian Overmars meninggalkan kekosongan di posisi direktur sepakbola yang bertanggung jawab dalam rekrutmen pemain. Di sinilah sebagian besar masalah Ajax Amsterdam dimulai.
Kepergian Erik Ten Hag
Kepergian Marc Overmars segera diikuti oleh kepergian Erik ten Hag, yang memilih untuk bergabung dengan Manchester United musim panas 2022. Selama waktunya di Amsterdam, Erik Ten Hag telah memenangkan gelar Eredivisie dalam tiga musimnya, serta membawa Ajax ke semifinal Liga Champions pada tahun 2019.
Dia juga membantu mengorbitkan sejumlah pemain muda, termasuk Frenkie de Jong, Matthijs de Ligt, dan Donny van de Beek – semua dijual ke klub-klub top Eropa dengan keuntungan besar. Jadi, Ten Hag sebenarnya meninggalkan Ajax dalam posisi yang cukup sehat. Pada musim panas 2022, mereka adalah kekuatan dominan di liga domestik dan memiliki saldo bank yang sangat cukup untuk memperkuat skuad mereka.
Musim Buruk 2022/2023
Erik Ten Hag sebenarnya menambah kekayaan Ajax meski ia sudah berada di Manchester United, dengan meyakinkan juragan United untuk membeli Antony dan Lisandro Martinez.
Di saat yang sama, Ajax juga menerima pembayaran besar untuk penjualan Sebastien Haller dan Ryan Gravenberch di musim panas tersebut, uang yang terkumpul sangat cukup untuk menyegarkan skuad mereka.
Dan sejak posisi Overmars belum ada penggantinya, urusan transfer pemain diurus oleh Klaus-Jan Huntelaar dan Gerry Hamstra. Pasangan langsung belanja besar, menjadikan Ajax klub paling boros tertinggi di liga Belanda dengan pembelian Steven Bergwijn dari Hotspur, Calvin Bassey dari Rangers, dan pembelian penyerang RB Leipzig, Brian Bobbey.
Sementara tugas sebagai manajer tim dipegang oleh Alfred Schreuder, tapi dia gagal melakukannya. Rangkaian kegagalan dalam enam pertandingan Liga antara November dan Januari 2022, ditambah dengan kegagalan lolos dari fase grup Liga Champions, mengarah pada pemecatan Schreuder.
Johnny Heitinga adalah penggantinya, dan itupun masih dianggap kurang memuaskan, Ajax hanya finis ketiga di Eredivisie, tersingkir dari babak play-off putaran Liga Europa oleh Union Berlin dan kalah di final Piala KNVB dari Feyenoord lewat adu penalti.
Sementara para pemain baru yang datang dengan harga mahal seperti Brobbey dan Bergwijn tak menunjukkan performa sesuai bandrol mereka, bahkan Bassey menjadi ejekan media Belanda karena penampilannya yang lebih banyak blundernya.
Kedatangan Diamond Eye
Sebelum musim 2022/2023 berakhir, Ajax mendatangkan Sven Mislintat sebagai direktur sepakbola baru pada Maret 2023. Dan awalnya ini seperti penunjukan yang cerdas. Selama waktunya sebagai kepala pencari bakat untuk Borussia Dortmund, Mislintat diberi julukan ‘Diamantenauge’ atau Sang Mata Berlian karena kemampuannya yang luar biasa untuk menemukan bakat hebat, beberapa diantaranya Robert Lewandowski, Ousmane Dembele, Mats Hummels, dan Jadon Sancho.
Namun, reputasinya mulai merosot setelah dia menjalani peran serupa di Arsenal pada 2017 hingga 2019, dia dikritik karena hanya fokus mencari pemain Dortmund, seperti Pierre-Emerick Aubameyang, Sokratis, dan Henrikh Mkhitaryan yang semua bergabung dengan Arsenal saat Mislintat di sana dan tingkat keberhasilan pun bervariasi.
Setelah meninggalkan Arsenal, Sven lumayan sukses di Stuttgart, membantu klub tersebut kembali ke Bundesliga dalam perannya sebagai direktur olahraga, dan pernah dikaitkan dengan Liverpool sebelum Ajax merekrutnya.
Penjualan besar dan Belanja Besar dalam satu musim
Bergabung dengan Ajax, Mislintat tidak buang-buang waktu di bursa transfer musim panas 2023. Seperti biasanya di Ajax, akan ada lebih banyak pemain yang pergi, dan saai itu Jurrien Timber, Mohammed Kudus, dan Edson Alvarez semua dijual dengan keuntungan besar ke klub-klub kaya Premier League.
12 pemain baru juga mereka datangkan. Sebagian besar adalah pemain muda yang belum terbukti di level paling tinggi tetapi memiliki potensi untuk dijual dengan keuntungan besar di masa depan. Josip Sutalo, 23 tahun, adalah yang paling mahal dan datang dari Dinamo Zagreb. Diikuti oleh Georges Mikautadze dari Metz dan Carlos Borges dari Manchester City – keduanya berumur 22 dan 19 tahun.
Ajax juga merekrut PFA Championship Players’ Player of the Year, Chuba Akpom, pemain yang mencetak 28 gol untuk Middlesbrough, sementara Borna Sosa dari Kroasia datang dari klub bekas Mislintat, Stuttgart.
Ketika jendela transfer ditutup, Ajax telah menghabiskan lebih dari €100 juta untuk pemain baru, jumlah yang sangat mencolok untuk standar Eredivisie. Beberapa transfer juga melibatkan agen kontroversial Vlado Lemic, yang terlibat dalam kasus penipuan pajak, salah satu korbannya adalah kontrak Luka Modric dengan Real Madrid pada tahun 2018.
Konflik Internal Ajax Amsterdam Semakin Panas!
Musim 2023/2024 dimulai dengan baik saat mereka menang 4-1 atas Heracles Almelo, tetapi tujuh hari kemudian, Ajax tercecer usai hasil imbang 2-2 melawan Excelsior, sebuah tim yang jauh lebih rendah dalam kualitas pemainnya. Semangat kemudian sempat bangkit ketika mereka menjalani pertandingan kualifikasi Liga Europa melawan Ludogorets, tetapi segera terlupakan usai hasil imbang 0-0 melawan Fortuna Sittard, kemudian kekalahan pahit 3-1 dari Twente, dan hasil imbang 3-3 di Liga Europa melawan Marseille.
Ini berarti bahwa menjelang derby Feyenoord yang menentukan akhir pekan lalu, Ajax sama sekali belum memenangkan pertandingan dalam empat pertandingan terakhir mereka. Selain tak kunjung menang, ada pertempuran di luar lapangan antara Mislintat dan pelatih Maurice Steijn, yang direkrut pada musim panas 2023 dari Sparta Rotterdam.
Tanda-tanda pertama masalah muncul setelah hasil imbang dengan Fortuna Sittard. Ketika ditanya oleh wartawan sejauh mana perannya dalam sejumlah besar pembelian musim panas klub, Steijn menjawab, “Kami sebagai staf memberikan gagasan kami, tetapi Mislintat telah membuat pilihan yang berbeda.” Steijn menunjukkan ketidakpuasannya secara frontal terhadap beberapa pembelian Mislintat.
Steijn meninggalkan tujuh dari 12 pemain baru di bangku cadangan saat De Klassieker, sementara bek Anton Gaaei – rekrutan musim panas dari Viborg – ditarik keluar setelah bermain lebih dari 30 menit.
Dan jika itu belum dianggap mengirim pesan yang jelas kepada direktur sepakbola, Sosa digantikan oleh Anass Salah-Eddine bukan Gaston Avila pada paruh waktu.
Hanya sehari sebelumnya, hubungan panas kedua orang ini juga sudah terjadi, Mislintat telah mengejutkan klub dengan menyebar rumor kepada karyawan klub dan secara terbuka berbicara tentang rencana pemecatan pelatih jika Ajax kalah dari Feyenord. Ini adalah langkah yang sangat mengejutkan, karena menurut kata ketua dewan pengawas Pier Eringa, Mislintat seharusnya beroperasi di balik layar.
Konflik Kepentingan Pribadi
Ajax tidak memiliki banyak pilihan selain mendepak Mislintat setelah laporan mengejutkan tersebut. Laporan itu mengklaim bahwa pembelian terakhir Sosa oleh klub mewakili konflik kepentingan serius dari pihak Mislintat.
Sosa diwakili oleh agensi, AKA Global, yang dimiliki oleh Arthur Beck and Kerim Cerit. Beck dan Cerit memiliki saham di perusahaan sistem data komersial milik Mislintat, Matchmetrics GmbH, yang berarti bahwa kesepakatan tersebut tampak melanggar praktik tata kelola korporasi Ajax sendiri, alias KKN dengan menggunakan perusahaan pribadi untuk mengeruk uang klub.
Peluang untuk Louis Van Gaal?
Ajax kini berada di peringkat ke-14 klasemen dan berada pada titik terendah mereka, satu nama diisukan akan bisa menyelamatkan situasi di Ajax dan dia adalah Louis van Gaal. Rafael van der Vaart mengatakan hal tersebut setelah pertandingan melawan Feyenoord.
Namun, Van Gaal menolak kembali melatih klub karena dia terus menjalani pengobatan untuk kanker prostat, dan mengatakan bahwa Kesehatannya yang kini paling utama. Van Gaal masih mungkin bisa digoda untuk membantu klub dalam kapasitas sebagai penasihat klub.
Bagaimanapun juga, hanya segelintir orang di planet ini yang lebih mengenal Ajax dibandingkan si Iron Tulip.
Meredakan Emosi Pendukung
Sebelum Ajax dapat fokus mencari pengganti Mislintat, mereka perlu merumuskan rencana untuk meredakan pendukung mereka yang sedang marah. Meraih kemenangan akan sangat membantu mereka meredakan kemarahan fans.
Dengan direktur sepakbola telah pergi, pelatih Steijn memiliki satu masalah utama yang belum bisa diatasi, dia belum bisa mendapatkan hasil dari skuadnya saat ini. Jika hasil pertandingan tetap tidak membaik, kemungkinan besar ia akan dipecat.
Sepertinya terasa brutal, tetapi menurut standar liga Belanda, Ajax memberikan gaji yang sangat besar dan sangat tidak wajar bagi seorang pelatih, tapi targetnya ya wajib memenangkan gelar setiap musim, kalao tidak ya pecat.
Sementara itu laga melawan Feyenoord yang terhenti tetap harus dilanjutkan, dan pelatih Feyenoord pun tak masalah jika melanjutkan laga tanpa penonton, atau kalau menolak ya Feyenoord yang diputuskan sebagai pemenang.
Tantangan utama saat ini adalah bagaimana Ajax bisa meraih kemenangan memanfaatkan para pemain yang sudah terlanjur bergabung ini, terutama untuk meredam kemarahan fans yang melihat tim kesayangan mereka merosot jauh prestasinya akibat kepentingan segelintir orang di dalam manajemen klub dan kurang kehati-hatian dalam mengawasi para petinggi mereka yang mencari keuntungan sendiri dari klub.