Piala Asia Masuki Perempatfinal, Lima Hal Penting Patut Jadi Perhatian

Gilabola.comPiala Asia telah mulai memasuki babak akhir. Saat ini tinggal delapan tim yang tersisa untuk memperebutkan trofi bergengsi di benua kuning tersebut.

Tuan rumah Qatar – yang juga juara bertahan, terus lanjutkan upaya mereka untuk amankan dua gelar berturut-turut. Sementara Timnas Jepang – juara empat kali turnamen ini, juga berambisi amankan trofi kelima di Piala Asia edisi ke-18 ini. Begitu juga Tajikistan – tim debutan yang semula tak diperhitungkan, masih terus melaju di fase ini.

Jelang empat pertandingan delapan besar pada hari Jumat (2/2) dan Sabtu (3/2) pekan ini, situs resmi AFC mengangkat lima hal yang akan menjadi perhatian di fase ini.

Balas Dendam Korea Selatan atas Kekalahan di Final Piala Asia 2015

Sejenak kita kembali ke tahun 2015. Ketika itu, Australia menjadi tim yang amankan gelar juara di ajang Piala Asia, saat James Troisi mencetak gol di babak tambahan waktu dan membawa The Socceroos menang atas Korea Selatan di malam final.

Gol itu membatalkan gol penyama kedudukan yang sebelumnya dicetak Son Heung-min, dan meyakinkan bahwa Australia – yang saat itu diasuh Ange Postecoglou, berhasil membuyarkan harapan Korea untuk akhiri penantian panjang mereka amankan gelar Piala Asia ketiga – yang terakhir diamankan Korea pada tahun 1960.

Sembilan tahun berlalu, dan Son Heung-min – yang saat ini justru diasuh Postecoglou di Tottenham, akan memimpin Taegeuk Warriors lakoni laga kompetitif pertama Korea melawan musuh lama mereka, Australia, sejak kedua tim bertemu di Sydney tahun 2015. Hanya saja, kali ini Korea dan Australia akan bertemu lebih cepat, yakni di perempatfinal.

Kapten Timnas Korea Selatan tersebut, bersama-sama dua bek Korea; Kim Young-gwon dan Kim Jin-su (serta kiper yang cedera, Kim Seung-gyu) menjadi hanya tiga pemain di tahun 2015 yang masih membela Korea di Qatar saat ini.

Korsel berhasil melaju setelah menang dalam adu penalti melawan Arab Saudi, menyusul gol penyama kedudukan yang dibukukan Cho Gue-sung di menit-menit akhir.

Namun, harus diakui, Korea Selatan belum tunjukkan performa terbaik mereka, dan bertekad akan kembangkan permainan mereka di pertandingan ulangan final tahun 2015 malam ini.

Son Heung-min dan kawan-kawan tentunya masih ingat – atau bahkan merasakan, bagaimana sakit hati yang mereka alami – yang mungkin juga dialami warga di Asia Timur lainnya, setelah misi yang sudah berjalan lebih dari enam dekade berakhir dengan menyakitkan di tangan Australia.

Bisakah Uzbekistan Akhiri Rekor Qatar dan Ulang Sukses Mereka di Tahun 2011?

Uzbekistan tampil di Piala Asia pertama mereka pada tahun 1996, dan berhasil mencapai babak sistem gugur di enam edisi terakhir, termasuk kali ini.

Penampilan terbaik Uzbekistan hingga saat ini, terjadi di Qatar pada tahun 2011. Saat itu, tim yang di antaranya diperkuat pemain yang pernah dua kali menyabet penghargaan Pemain Terbaik AFC, Server Djeparov, lalu striker Maksim Shatskikh dan gelandang Odil Ahmedov berhasil  melaju ke semifinal – sebelum akhirnya kalah dari Australia.

Kita sejenak kembali lagi ke Qatar 13 tahun lalu. Ketika itu Uzbekistan berhasil melaju ke perempatfinal berkat kemenangan 2-1 atas Thailand, dan skuad The White Wolves akan samai penampilan itu jika mereka kalahkan tuan rumah dalam pertemuan kedua tim di hari Sabtu (3/2).

Sejarah gemilang pernah ditorehkan Uzbekistan atas Qatar. Yakni, Uzbekistan memenangkan enam pertemuan terakhir mereka dengan skuad The Maroons, termasuk menang 2-0 di fase grup di Piala Asia 2011.

Namun, Timnas Qatar saat ini barangkali sudah berbeda meskipun tetap berseragam marun. Tim asuhan ‘Tintin’ Marquez Lopez itu selalu menang dalam 11 pertandingan terakhir mereka – secara beruntun, di kompetisi ini. Tterakhir, Qatar kandaskan ambisi Palestina 2-1 di babak 16 besar.

Di hadapan suporter tuan rumah yang dipastikan akan memenuhi Al Bayt Stadium akhir pekan ini, panggung laga melawan Uzbekistan seakan bakal menjadi milik tuan rumah, Qatar. Sementara White Wolves, diyakini akan berusaha samai penampilan gemilang mereka di tahun 2011 tersebut.

Timnas Yordania Targetkan Pencapaian Bersejarah

Saat Uzbekistan berhasil mencapai semifinal di tahun 2011, mereka raih sukses tersebut dengan kalahkan Yordania lewat kemenangan tipis di perempatfinal.

Piala Asia di tahun 201 itu seakan menjadi momen di mana Yordania berhasil tunjukkan penampilan terbaik mereka di ajang Asia, dan juga menjadi saat terakhir skuad The Chivalrous beraksi di babak delapan besar.

Sampai akhirnya, di awal pekan ini, Yordania secara mengejutkan berhasil kandaskan Irak, 3-2, lewat dua gol spektakuler di menit-menit akhir.

Terlepas dari kekalahan 1-0 Yordania dari Bahrain di Matchday 3, tim asuhan Hussein Ammouta itu berhasil tunjukkan permainan yang gemilang sampai saat ini.

Mereka kalahkan Malaysia dengan skor telak 4-0, lalu bermain imbang 2-2 melawan Korea Selatan – setelah sempat memimpin hingga akhir laga dan menjadi kurang beruntung akibat gol bunuh diri.

Perubahan luar biasa yang mereka tunjukkan di laga melawan Irak – yang sempat difavoritkan sebagai penantang gelar,  akhirnya memastikan bahwa Yordania akan bermain di babak perempat final – untuk ketiga kalinya.

Di babak ini, skuad Ammouta akan hadapi tim debutan – tim dengan rangking terendah yang tersisa di turnamen ini, Tajikistan. Laga ini seakan menjadi kesempatan bagi mereka untuk akhiri kekecewaan selama perhelatan Piala Asia di tahun 2004 hingga 2011, karena Yordania berpeluang besar untuk menang, dan mengukir babak baru dalam sejarah sepak bola mereka.

Mitoma Kembali, Taremi Absen

Pertemuan dua tim kelas berat di perempat final Piala Asia kali ini terjadi di laga Jepang kontra Iran pada hari Sabtu. Momen ini seakan mengulang semifinal Piala Asia tahun 2019, di mana ketika itu tim Samurai Biru menang 3-0.

Di Piala Asia edisi ke-18 ini, Jepang amankan tiket ke perempatfinal setelah kalahkan Bahrain, 3-1. Sedangkan Iran, hadapi perlawanan yang lebih intens melawan Suriah dan berhasil melaju lewat adu penalti yang berakhir 5-3 (1-1).

Bagi Jepang dan Iran, kedua tim alami nasib berbeda terkait pemain kunci mereka. Jepang bisa diperkuat Kauro Mitoma – yang telah pulih cedera, saat timnya hadapi Iran.

Sedangkan Team Melli, tak akan diperkuat pencetak gol tersubur mereka yang sudah kantongi tiga gol, Mehdi Taremi, setelah ia diganjar kartu merah di laga sebelumnya melawan Suriah. Adegan ini persis dengan yang terjadi di tahun 2019, dan Taremi pun akan absen saat Iran bertemu Jepang akhir pekan ini.

Apakah pelatih Hajime Moriyasu akan mainkan Mitoma sebagai starter di laga melawan Iran, tentunya hal itu msaih harus dicermati lagi. Namun, faktanya, Jepang sudah kembali diperkuat salah satu pemain berbakat mereka itu, dan ini benar-benar sebuah dorongan besar bago Moriyasu.

Sebaliknya, bagaimana skuad Iran asuhan Amir Ghalenoei akan beraksi tanpa striker andalan mereka tersebut – yang juga disebut-sebut sebagai salah satu striker paling produktif di Asia?

Apalagi Taremi sejauh ini menjadi andalan bagi Iran dalam memburu trofi Piala Asia ke empat mereka, sementara perburuan saat ini semakin memanas.

Perburuan Golden Boot

Mencetak enam gol dalam empat pertandingan menjadi sesuatu yang super bagi Aymen Hussein. Namun setelah Irak kandas 2-3 di laga melawan Yordania, top skor sementara di Piala Asia kali ini tersebut tak lagi beraksi di sisa laga di turnamen ini.

Jelang perempatfinal, striker Irak tersebut tetap memimpin daftar top skor dan memimpin dua gol di atas pesaing terdekatnya. Namun, pertarungan sudah terhenti bagi Aymen.

Penantang Golden Boot terdekat adalah bintang Qatar, Akram Afif, yang kantongi empat gol (dan dua assist) yang dibukukannya dalam tiga pertandingan.

Lalu, ada bintang Jepang Ayase Ueda yang golnya ke gawang Bahrain membawa ia samai catatan Afif, yakni empat gol. Kedua pemain ini dipastikan memiliki kans bagus untuk menambah koleksi gol mereka, jika tim mereka sama-sama terus melaju.

Sementara itu pemain Korea Selatan, Lee Kang-in, juga sudah kantongi tiga gol. Begitu juga dengan Taremi, yang sayangnya harus jalani skorsing hingga peluangnya menjadi berkurang.

Sedangkan Son Heung-min, juga termasuk dalam daftar pemain yang sudah kantongi dua gol. Jadi, walaupun Aymen Hussen yang sudah tersingkir tetap berada di posisi teratas, ia tak kekurangan pesaing yang bisa samai perolehan golnya, bahkan kalahkan Aymen dalam perburuan Golden Boot.

Anda dapat berlangganan Gilabola.com di Google News atau join channel Whatsapp kami untuk mendapatkan update terbaru!