Gila Bola – Tottenham Hotspur bersama Ange Postecoglou kini merupakan salah satu tim terbaik di Liga Inggris, ini berkat taktik hebat sang pelatih.
Performa Tottenham Hotspur kini jauh lebih baik jika kita bandingkan dengan era kepemimpinanan Antonio Conte.
Musim ini mereka layak mendapat pujian, terutama setelah kedatangan Ange Postecoglou, berkat taktik dan strateginya kini Spurs menempati papan atas klasemen Liga Inggris dan mulai mengincar posisi zona Liga Champions.
Kali ini kita akan membahas bagaimana Ange Postecoglou meracik skuadnya dengan memanfaatkan beberapa pemain buangan era Antonio Conte, dan kini menjadikan mereka simbol kebangkitan Tottenham.
Ange Postecoglou Orbitkan Pemain Buangan Conte
Yves Bissouma, Pape Matar Sarr, dan Richarlison adalah sebagian pemain yang didatangkan selama era Antonio Conte, tetapi tidak pernah mendapat banyak kesempatan dari pelatih asal Italia itu, menunjukkan bahwa mereka bukan pilihan sang pelatih.
Kalau kamu masih ingat, dulu bahkan ada Tanguy Ndombélé, Steven Bergwijn, Jack Clarke, Joe Rodon, Sergio Reguilón, Arnaut Danjuma, Emerson Royal, Matt Doherty, dan Bryan Gil, mereka juga dianggap oleh COnte tidak memiliki kualitas untuk bisa membawa Spurs ke level berikutnya.
Namun kini beruntung bagi mereka, di bawah kepemimpinan Ange Postecoglou, para pemain ini kini tampil baik.
Pedro Porro adalah salah satunya. Dibeli pada hari terakhir bursa transfer Januari 2022, Porro dianggap sebagai pemain yang sempurna untuk posisi wing-back kanan dalam taktik Conte dan solusi untuk masalah Tottenham.
Dia menjadi pemain utama yang diinginkan Conte, hingga akhirnya Spurs dikatakan memiliki wing-back alami berkualitas tinggi untuk bermain di sisi kanan, sehingga tidak perlu lagi Royal atau Doherty di posisi tersebut.
Tetapi, pemain Spanyol yang masih berusia 23 tahun saat dia tiba dan juga tanpa pengalaman senior di sepakbola Inggris, membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Porro tidak buruk, ia mencetak tiga gol dan memberikan tiga assist dalam 15 penampilan Premier League di paruh kedua musim lalu, tapi pada akhirnya Conte hanya bertahan sampai Maret 2023, dan Spurs kemudian tergelincir ke posisi kedelapan.
Ange Ubah Posisi Pemain Spurs
Ada banyak hal positif meski awalnya banyak pemain Spurs yang kualitasnya dianggap kurang oleh para pengamat sepak bola saat Ange datang dan juga strateginya yang mungkin kurang cocok bagi para pemain.
Kekhawatiran utama adalah seputar perubahan dari formasi 3-4-3 yang bersifat reaktif ala Conte ke permainan berbasis menyerang dengan formasi 4-3-3 milik Postecoglou.
Pedro Porro yang belum lama bergabung dan sudah dicap sebagai salah satu wing-back terbaik di Eropa, dan tiba-tiba harus mengikuti sistem baru sebagai inverted full-back.
Ditambah lagi Destiny Udogie yang datang tanpa pengalaman bersama tim senior, kini bermain sebagai wing back kiri.
Tugas Porro awalnya sebagai wing back hanya menghadang pemain sayap lawan dan menutup peluang untuk crossing.
Dan kini sebagai Inverted full-back, ia juga berperan dalam menyerang. Kalau biasanya saat ia dapat bola hanya perlu passing ke center back atau ke midfielder, sekarang dia bisa maju menggantikan posisi gelandang bertahan, dan mendorong garis pertahanan semakin ke depan!
Postecoglou yakin bahwa kedua pemain ini adalah pilihan yang sempurna, dan dia terbukti benar.
Pedro Porro Kini Inverted Full-Back Terbaik
Porro telah menjalani awal musim yang luar biasa dan, yang lebih penting, dalam absennya James Maddison, dia menjadi ancaman terbesar Tottenham dan salah satu pemain terpenting mereka
Dia berada di peringkat ke-10 di Premier League musim ini untuk jumlah serangan terbuka yang dia ikuti total sebanyak 84 kali, itu peringkat pertama dari semua bek di Premier League.
Porro terlihat nyaman di posisi inverted full-back ala Postecoglou. Posisi ini sudah biasa digunakan di klub2 Eropa dalam beberapa tahun terakhir, tetapi Spurs melakukan sesuatu yang berbeda dengan membuat kedua inverted full-back secara bersamaan.
Bahkan di Manchester City, Arsenal, dan Liverpool, hanya ada satu full-back yang akan bergerak ke tengah.
Ketika Tottenham membangun serangan, kedua full-back mereka bergerak ke posisi tengah pada saat yang sama, membuka jalur umpan dari bek tengah ke winger, yang menjaga lebar permainan mereka, sekaligus meningkatkan peluang Spurs untuk mendominasi di daerah tengah lapangan.
Ini adalah peran yang sangat sulit dimainkan, terutama untuk pemain yang selama karirnya hanya menerima umpan di luar struktur pertahanan lawan dan juga setiap pemain di lapangan berada di depannya.
Mudah dipahami mengapa mungkin ada keraguan apakah Porro, seorang bek sayap sejati, kini bergerak di luar pertahanan dan mengirim umpan silang ke kotak penalti, namun ia sangat baik melakukan pekerjaan baru ini.
Ini adalah peran khusus yang membutuhkan sang pemain untuk tahu apa yang terjadi di belakang nya saat menerima bola.
Memindai lapangan adalah sesuatu yang diajarkan kepada semua pemain muda saat ini, tetapi tidak semua pemain bisa melakukan hal ini.
Tetapi Porro beradaptasi dengan perannya yang baru lebih baik dari siapa pun. Dia telah menjadi salah satu pemain terbaik dan paling konsisten dalam skuad Spurs musim ini.
Dalam kemenangan 4-1 aat melawan Newcastle, ada momen di babak kedua ketika Porro dan Udogie, menjadi pemain terdepan Spurs.
Alih-alih menjadi full-back, mereka malah terlihat seperti pasangan penyerang tengah menggantikan peran Son Heung-min.
Posisi yang lebih maju ini membuat Porro menjadi ancaman bagi lawan2 Spurs. Porro dengan 26 tembakan musim lalu hanya kalah oleh Son (39), Richarlison (30), Dejan Kulusevski (29), dan Maddison (28).
Setelah gagal mencetak gol dari jumlah tembakan yang sama dalam jumlah pertandingan yang sama musim ini, sudah pasti gol akan datang untuk Porro tidak lama lagi.
Dengan cara bermain Spurs seperti saat ini, peluang pasti akan terus mengalir.