Jurgen Klopp berhasil melakukan perubahan besar pada skuad Liverpool semenjak mendatangkan Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai, ia juga mengubah peran Trent Alexander-Arnold yang dampaknya menjadi salah satu kekuatan lini tengah The Reds.
Lini tengah Liverpool awalnya merupakan lini tengah tertua di Premier League dan musim lalu sempat mendapat banyak kritikan, tapi musim ini mereka menjadi salah satu lini tengah yang termuda dan juga terkuat.
Ini adalah bagian dari proyek besar Jurgen Klopp yang dinamai “Liverpool 2.0” yang sejauh menunjukkan kemajuan pesat bagi klub asal Merseyside.
Deretan gelandang kini menjadi kekuatan utama yang menakutkan dan juga menjadi jembatan antara para pemain penyerang dan bertahan yang hingga menjelang akhir tahun 2023 ini gawang The Reds menjadi salah satu gawang yang paling ssedikit kebobolan, dan mengantarkan mereka berada di posisi kedua klasemen Liga Inggris.
Apa saja yang telah berubah dari skkuad Liverpool dan mengapa kini mereka bisa menjadi salah satu penantang utama untuk bersaing dalam perburuan gelar juara Liga Inggris musim ini? Simak analisa kami berikut ini.
Alexis Mac Allister Lebih Hebat Dari Fabinho
Liverpool mendengar seruan untuk memperkuat gelandang bertahan mereka, tetapi cara mereka mengatasi masalah tersebut tentu saja tidak konvensional.
Dulu Fabinho menjadi andalan Liverpool ketika sempat menjadi pemain terbaik di dunia di posisi tersebut.
Namun, penurunan performa sang gelandang yang kini bermain untuk Al-Ittihad tersebut dalam 12 bulan terakhir masa jabatannya memaksa Liverpool untuk mencari pengganti yang tepat untuk posisi pemain No. 6.
Mereka pun mendatangkan Alexis Mac Allister dari Brighton pada bulan Juni 2023 dan langsung menimbulkan perdebatan apakah Mac Allister dapat mengemban peran tersebut di lini tengah Liverpool.
Namun, pemain berusia 24 tahun tersebut justru memulai debutnya di Anfield di posisi yang lebih dalam, terutama berada di belakang Szoboszlai dan Curtis Jones dalam formasi trio gelandang.
Mac Allister pernah dimainkan sebagai gelandang bertahan saat berada di bawah asuhan Graham Potter dan Roberto De Zerbi, sehingga tidak sulit baginya untuk melakukan penyesuaian.
Gelandang yang gesit ini punya keterampilan yang sangat berbeda dengan gelandang utama dalam posisi tersebut, terutama jika dibandingkan dengan Fabinho dan Henderson.
Mac Allister lebh baik dalam menahan tekanan lawan, ia menjadi salah satu sumber kreativitas utama dalam skuadnya. Dengan adanya Mac Allister, Liverpool kini lebih banyak dalam penguasaan bola.
Kemampuannya membawa bola ke depan dan memberikan umpan mencerminkan ide Liverpool untuk memanfaatkan pemain dengan teknis besar di lini tengah untuk menembus garis pertahanan lawan.
Kemampuannya membawa bola dari belakang adalah aset berharga bagi sebuah tim, dan jelas merupakan kelebihan yang dimiliki oleh Mac Allister jika dibandingkan dengan Fabinho.
Dominik Szoboszlai, Komandan Baru Serangan Liverpool
Setelah dibuat pusing oleh keputusan mengejutkan kapten Liverpool Jordan Henderson untuk meninggalkan klub, kini Liverpool telah mampu mengatasi kepergiannya dengan kedatangan Dominik Szoboszlai.
Dan sejak kedatangan Szoboszlai, fans Liverpool juga seakan langsung lupa pernah ada pemain kesayangan mereka bernama Jordan Henderson.
Dominik dianggap sebagai gelandang lengkap yang belum pernah ada di skuad Anfield sejak legenda Steven Gerrard, Szoboszlai telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang dapat mengatur jalannya permainan dengan sangat baik.
Meskipun memberikan kontribusi besar, musim lalu Jordan Henderson mengalami salah satu musim tersulitnya saat ia bermain di sebelah kanan dari trio tengah.
Secara defensif, mantan kapten Liverpool tersebut kesulitan mempertahankan nafasnya untuk menutup ruang yang ditinggalkan oleh Trent Alexander-Arnold yang sering maju.
Kini, kemampuan Szoboszlai untuk melewati lini pertahanan dan membuka pertahanan telah memberikan hasil positif bagi Liverpool, menciptakan banyak peluang untuk Mohamed Salah.
Sebagian besar musim lalu, lini tengah Liverpool sering disebut ‘lambat’ dan ‘mudah ditebak’; kini hal tersebut tak terjadi dengan adanya Szoboszlai yang sedang dalam performa terbaiknya.
Penampilan terbaik Szoboszlai terlihat dalam kemenangan kandang saat melawan Nottingham Forest, di mana dia mencatatkan dua assist dan empat umpan kunci.
Transformasi Trent Alexander-Arnold Menjadi Gelandang di Liverpool
Kebangkitan Liverpool yang dimulai pada April 2023 setelah setengah musim lalu tampil buruk dipicu oleh keputusan memberikan peran ganda kepada Trent Alexander-Arnold.
Ia bermain sebagai gelandang bertahan ketika Liverpool menguasai bola.
Taktik ini, yang dirancang untuk memaksimalkan keterampilan pemain berusia 25 tahun ini dan memberikan Liverpool keunggulan di tengah lapangan saat membangun serangan, memberikan dampak positif.
Sejak beralih taktik melawan Arsenal pada paruh musim lalu, Liverpool hanya mengalami satu kekalahan dalam 24 pertandingan Liga Inggris.
Peran Alexander-Arnold dalam apa yang disebut Klopp sebagai “Liverpool 2.0” terus berlanjut.
Pada pertandingan melawan Fulham musim ini, Klopp mempercayakan sepenuhnya peran No 6 kepada Alexander-Arnold di paruh terakhir pertandingan.
Sekarang, sang wakil kapten tidak perlu khawatir terlalu banyak memikirkan tugas pertahanan ketika ia kehilangan bola.
Ia bisa fokus sepenuhnya untuk mengatur serangan dan menggerakkan Liverpool dengan jangkauan umpannya.
Alexander-Arnold kini menjadi pilihan utama sebagai gelandang tengah.
Ia ingin bermain di posisi tersebut, dan tampaknya di situlah pengaruh terbesarnya untuk Liverpool.
Alexander-Arnold juga telah bermain di posisi itu untuk timnas Inggris dan diharapkan akan ikut tampil di Piala Eropa musim panas mendatang.
Meskipun banyak pembicaraan tentang perlunya memperkuat posisi pemain No 6 di skuad Klopp, tapi seharusnya mendatangkan bek kanan yang sudah mapan seharusnya menjadi prioritas utama Jurgen Klopp.
Gomez adalah pengganti yang solid di posisi bek kanan, tetapi tidak memberikan kontribusi signifikan untuk serangan dan lebih nyaman sebagai bek tengah.
Perubahan gaya permainan Liverpool di bawah Klopp juga disorot.
Mereka kini tidak lagi tergantung pada full-back untuk memberikan kreativitas dari sisi lapangan.
Dengan lini tengah yang lebih kreatif, Liverpool kini lebih sering memainkan bola melalui pusat lapangan.
Meskipun masih dalam proses pembelajaran, Alexander-Arnold menunjukkan ketertarikan untuk memahami sisi defensif dari peran gelandang bertahan.
Dengan usianya yang masih muda dan kecerdasannya, diyakini dia dapat beradaptasi dengan baik.
Klopp yang awalnya skeptis terhadap peran gelandang untuk Alexander-Arnold, sekarang diakui keputusannya sebagai langkah yang tepat sesuai perkembangan sang pemain.
Meskipun masih terdapat kelemahan dalam pertahanan di masa transisi, lini tengah Liverpool yang telah bertransformasi dan tampil jauh lebih kuat dibanding musim lalu.