Inter Milan di musim 2023/2024 menunjukkan banyak peningkatan meski telah ditinggalkan banyak pemain bintangnya. Masih di bawah asuhan Simone Inzaghi, mereka tampil luar biasa di kancah Liga Italia, sementara di ajang Liga Champions meski kurang memuaskan usai bermain imbang melawan Real Sociedad, tapi setidaknya mereka bisa mencuri satu poin di kandang lawan.
Bagaimana Inter bisa menjaga konsistensi mereka meski tanpa pemain andalan musim lalu yang mengantarkan mereka ke final Liga Champions dan juga menjadi juara Coppa Italia dan Piala Super Italia selain menjadi penantang gelar di Serie A?
Mari kita lihat proses transformasi Inter Milan musim ini racikan Simone Inzaghi!
Cara Inter Milan Menghadapi Kepergian Pemain Bintang
Simone Inzaghi, sang pelatih berusia 47 tahun itu dinominasikan untuk penghargaan Pelatih Terbaik UEFA, bersama dengan pemenang treble Manchester City, Pep Guardiola, dan juara Serie A Napoli, Luciano Spalletti.
Melatih Inter Milan bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan melihat situasi keuangan klub, ini berarti Inzaghi bisa kehilangan pemain setiap musimnya.
Dan menggantikan mereka yang pergi memerlukan waktu. Bahkan saat berangkat untuk tur pra-musim ke Jepang pada akhir Juli lalu, Inter pergi tanpa kiper pilihan pertama dan juga kedua.
Kepindahan Andre Onana, Milan Skriniar, Marcelo Brozovic, Edin Dzeko, dan Romelu Lukaku adalah masalah besar pertama mereka, tetapi Inzaghi tetap move on bersama timnya, dan ia berhasil membuat skuadnya terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sampai tiga pertandingan awal musim ini, beberapa pengamat masih ada yang berani mengatakan bahwa Inter lebih buruk musim ini karena kehilangan pemain hebatnya.
Namun kini mereka seolah-olah seperti menuntut Inter harus menang di setiap pertandingan karena keunggulan skuad mereka.
Simone Inzaghi adalah pelatih Inter pertama yang menjalani musim ketiga sejak terakhir kali dilakukan oleh Roberto Mancini, dan menarik jika melihat ke belakang, bagaimana Inzaghi selalu dirumorkan bakal dipecat setiap akhir musim, namun ia justru bisa menaikkan status Inter Milan ke level yang lebih tinggi.
Semakin Hebat Usai Kalah di Final Liga Champions
Inzaghi dan pemainnya pulang dari final Liga Champions di Turki dengan penuh penyesalan. Mereka kecewa bukan karena kalah, tetapi karena mereka bermain cukup baik untuk bisa mengimbangi tim sebagus Manchester City asuhan Guardiola.
Dan hal ini memberikan Inter kepercayaan diri yang menjadikan mereka berada pada level lain daripada tim manapun di Italia saat ini.
Mereka menghancurkan lawan-lawannya, Inter memasuki musim baru Serie A dengan catatan sempurna, untuk pertama kalinya sejak 1966 mereka memenangkan tiga pertandingan pembuka tanpa kebobolan, dan kemenangan 4-0 atas Fiorentina serta menaklukkan tetangga mereka AC Milan dengan skor 5-1 semakin menunjukkan keperkasaan mereka.
Mereka melanjutkan performa baik mereka di musim ini, wajah-wajah baru pemain sepakbola memberikan hasil yang baik.
Wajah Baru Sebagian Besar Pemain Gratisan
Sejumlah pemain baru yang menggantikan mereka yang telah pergi di antaranya adalah membeli murah Yan Sommer dari Bayern Munchen untuk menggantikan Andre Onana, kiper Raffaele Di Gennaro menjadi pelapis Sommer, Yann Aurel Bisseck dibeli murah juga dari klub Denmark Aarhus, Francesco Acerbi dipinjam dari Lazio, Kristjan Asllani dibeli untuk menggantikan Marcelo Brozovic, Davide Frattesi dipinjam dari Sassuolo, Juan Cuadrado datang dari Juventus secara gratis, dan Marcus Thuram.
Kristjan Asllani, gelandang bertahan 21 tahun asal Albania, dibeli dari Empoli dengan harga 10 juta euro atau Rp167 miliar dan menjadi pemain termahal yang diboyong Inter Milan pada musim panas 2023 sejauh ini. Potensi besar Asllani membuatnya pantas dihargai tinggi. Selama 2022/2023, ia tampil 29 kali bagi Inter Milan, sebagian besar sebagai pengganti.
Tapi yang paling menjadi sorotan adalah kedatangan Marcus Thuram yang datang secara bebas transfer alias gratis dari klub Jerman, Borussia Mönchengladbach.
Marcus Thuram sebenarnya hampir bergabung dengan AC Milan secara gratis dari Borussia Monchengladbach pada musim panas, namun tiba-tiba beralih ke Inter yang sudah memiliki minat sejak lama untuk memboyongnya dan sudah dua kali mencoba untuk mendatangkannya.
Marcus Thuram yang berusia 26 tahun menunjukkan kemampuannya bermain bola atas dengan baik untuk mencetak gol pertamanya di Serie A dan kesadaran untuk bertugas memberikan assist untuk Martinez juga sangat disadarinya, dan ia pun membuktikan semua itu saat Inter menghajar AC Milan dengan skor telak 5-1 di pertemuan pertama Liga Italia musim ini.
Derby della Madonnina di awal musim 2023/2024 memang adalah sebuah laga yang pasti ingin dilupakan oleh AC Milan dan para penggemarnya.
Kekalahan 5-1 adalah kekalahan terberat yang dialami Milan dalam derby ini dalam hampir setengah abad, sejak terakhir kali di tahun 1974.
Kemenangan tersebut sekaligus membuat La Beneamata sebagai satu-satunya tim yang masih sempurna di Serie A musim ini.
Selain itu, mereka kini menjadi tim dengan lini serang paling gahar di Serie A 2023/24, yakni 13 gol dalam 4 pertandingan pertama, plus memiliki lini belakang yang begitu solid dengan cuma kemasukan 1 gol dari lima pertandingan.
Penampilan di Liga Champions
Inter Milan memulai perjalanan mereka di Liga Champions 2023/2024 dengan penampilan yang kurang memuaskan saat melawan Real Sociedad di Grup D.
Pertandingan berakhir dengan hasil imbang 1-1 yang nyaris tidak terwujud tanpa kontribusi gemilang dari Lautaro Martinez.
Tapi perlu diingat, Real Sociedad bukanlah lawan yang mudah untuk ditaklukkan. Setelah melihat bagaimana mereka merepotkan Real Madrid di laga terakhir mereka, Inter menunjukkan respek pada tim tuan rumah.
Real Sociedad adalah tim yang sangat terorganisir. Dan melihat bagaimana mereka merubah formasi dalam fase bertahan saat melawan Real Madrid, menunjukkan mereka punya kualitas dalam strategi mereka.
Real Sociedad adalah tim yang selalu menunjukkan determinasi dan agresi serta memiliki pemain-pemain hebat. Mereka unggul lebih dulu saat melawan Madrid sama halnya saat mereka melawan Inter Milan, dan di kedua laga itu Real Sociedad sama-sama unggul cepat hanya dalam 5 menit sejak babak pertama dimulai.
Dengan hasil imbang ini, Inter dan Sociedad masing-masing menempati peringkat dua dan tiga klasemen Grup D setelah di laga lainnya, Salzburg sukses mengalahkan Benfica dengan skor telak 2-0.
Peluang Inter masih terbuka lebar, dan mereka juga diunggulkan untuk lolos ke 16 besar sebagai juara grup, akan menarik untuk melihat sepak terjang Inter Milan musim ini di semua kompetisi!