Gila Bola – Masa depan Erik ten Hag tengah menjadi subjek berita utama di sepak bola saat ini setelah Manchester United melanjutkan awal musm yang buruk dengan delapan kekalahan dari 15 pertandingan.
Terbaru, sebagai juara bertahan, The Red Devils dipermalukan 100 persen tim pelapis Newcastle United dengan skor 0-3 di Old Trafford di putaran keempat Piala Liga, menjadi kekalahan yang memalukan setelah mereka juga kalah 0-3 di kandang dari Manchester City di akhir pekan di Premier League.
Ada banyak kritik yang kemudian dialamatkan pada Erik ten Hag, ambil contoh seperti Jamie Carragher, yang dengan keras menyebut bahwa setelah hampir 18 bulan bertugas, masih belum jelas gaya bermain yang diinginkan sang manajer di Manchester United.
Masalahnya, memang sulit bagi bos Belanda untuk membela diri atas kegagalannya sejauh ini di Old Trafford, karena dia sudah menghabiskan banyak duit untuk memperkuat skuadnya dan membangun eranya di klub.
Hingga saat ini, total sudah ada 16 pemain yang telah direkrut Erik ten Hag, 11 di antaranya menelan biaya transfer, sementara lima lainnya tidak, entah berupa transfer gratis atau pinjaman tak berbayar. Dari totql 11 transfer berbayar itu, klub total menghabiskan hampir Rp 8 Trilyun.
Nah, strategi transfer bos Belanda itu ternyata hanya buang-buang anggaran karena pemain yang dibelinya sudah sangat mahal harganya, tapi performa sangat jauh dari harapan.
Rekrutan termahal Ten Hag adalah Antony, habis biaya Rp 1,65 Trilyun dari Ajax, namun pemain sayap Brasil jeleknya bukan main, bahkan dia masih belum punya gol dan assist di semua kompetisi hingga bulan November ini!
Rekrutan termahal kedua Rasmus Hojlund (Rp 1,3 Trilyun), belum punya gol di Premier League sejauh ini. Rekrutan termahal ketiga adalah Casemiro (Rp 1,22 Trilyun), yang cuma bagus di musim pertamanya di klub, tapi sangat mengecewakan di musim keduanya di usianya yang ke-31 tahun.
Rekrutan termahal keempat Mason Mount (Rp 1,1 Trilyun) juga belum punya gol untuk klub, dengan nyaris tidak ada rekrutan Erik ten Hag yang benar-benar menonjol. Bahkan Lisandro Martinez yang kadang dipuji-puji pun sebenarnya hanya memiliki kualitas menengah.
Jadi, jika bos Belanda beralasan bahwa dia gagal karena kurang dukungan, itu tidak benar-benar bisa dijadikan alasan, toh dia sudah menghabiskan hampir Rp 8 Trilyun, sementara dia tidak bisa membuktikan bahwa rekrutannya adalah pemain yang bisa meningkatkan klub.
Mungkin Erik ten Hag, atau Manchester United, perlu belajar dari bagaimana Pep Guardiola membangun timnya di Manchester City dan Mikel Arteta yang membangun timnya di Arsenal.
Atau, jika ruang ganti Old Trafford, seperti kata Gary Neville, sudah terlalu toxic, mungkin lebih baik seperti Chelsea saja, buang semua pemain yang ada dan bawa pemain muda masuk secara besar-besaran. Akan butuh waktu lama sih untuk sukses, tapi mungkin lebih baik daripada mempertahankan pemain dan lingkungan yang toxic.