Gilabola.com – Keberhasilan Liverpool menahan imbang Manchester City di laga terakhirnya akhir pekan lalu tak lepas dari peran Trent Alexander-Arnold yang kini menjadi simbol kebangkitan The Reds.
Jika di pertemuan sebelumnya antara Manchester City vs Liverpool pada bulan April 2023, Trent menjadi bulan-bulanan Jack Grealish, kini ia menjadi seorang pemain yang menentukan bagi kebangkitan Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp.
Tapi bagaimana cara Jurgen Klopp merubah Trent Alexander-Arnold menjadi salah satu bek kanan terbaik di dunia? Strategi apa yang digunakan oleh pelatih asal Jerman ini hingga membuat Trent menjadi salah satu pemain yang paling menentukan arah kebangkitan Liverpool? Berikut penjelasannya:
Perubahan Besar Strategi Jurgen Klopp dan Pep Lijnders
Sepekan setelah kekalahan memalukan 4-1 dari Manchester City pada bulan April 2023, Jurgen Klopp dan Pep Lijnders memutuskan untuk melakukan pergeseran taktis besar-besaran menjelang kunjungan Arsenal.
Alexander-Arnold dipindahkan ke posisi hibrida, masuk ke lini tengah ketika Liverpool menguasai bola untuk memberi skuad mereka pemain ekstra di tengah lapangan – secara efektif itu berarti mengubah formasi 4-3-3 menjadi 3-4-3.
Lijnders begitu yakin strategi ini akan berhasil sehingga dia memberi tahu Jurgen Klopp bahwa dia bersedia untuk tidak menerima gajinya selama setahun jika taktik ini tidak berhasil. Dan wakil pelatih asal Belanda itu ternyata berhasil membuktikan teorinya.
Liverpool hanya mengalami satu kekalahan dalam 24 pertandingan terakhir mereka di Liga Premier dan bahkan itu terjadi dalam keadaan paling kontroversial karena kekacauan VAR saat melawan Tottenham pada bulan September 2023 lalu.
Strategi Khusus Untuk Trent Alexander-Arnold
Sistem ini dirancang untuk memberikan kebebasan kepada Alexander-Arnold untuk masuk ke area di mana dia benar-benar bisa menghancurkan lawan, dan dia telah melakukannya pada hari pekan ke-13 Premier League musim 2023/2024 di kandang Manchester City.
Setelah menyambut umpan Mohamed Salah di tepi kotak, sentuhan pertamanya sangat baik dan sentuhan keduanya bahkan lebih baik lagi ketika dia melepaskan tembakan melewati Ederson dan membuat suporter yang sebelumnya mencelainya terpaksa menelan ludah mereka sendiri. Wakil kapten Liverpool itu mendapatkan tawa yang terakhir.
Gol pertama Trent Alexander-Arnold sejak Mei, mengakhiri catatan 23 kemenangan beruntun di kandang bagi Manchester City dan memastikan Liverpool masih belum pernah kalah dua kali berturut-turut melawan City sejak 1937.
Pengaruh besar Trent Alexander-Arnold dalam pertandingan itu ditegaskan dengan fakta bahwa dia memiliki lebih banyak sentuhan yaitu sebanyak 66 kali daripada rekan setimnya yang lain.
Trent juga merebut bola sebanyak 10 kali, lebih banyak dari pemain siapa pun di kedua tim.
Tidak banyak pemain yang mendapatkan perhatian sebanyak Trent, beberapa orang terobsesi untuk menemukan kesalahannya daripada mengakui keterampilan luar biasanya.
Trent Memahami Cara Bermain Manchester City
Trent bisa memberikan dampak lebih baik dibandingkan Nathan Ake dalam assist untuk gol pembuka Erling Haaland, tetapi secara defensif, ada banyak hal yang patut diapresiasi dari Trent saat menghadapi Jeremy Doku yang tampil berbahaya bagi kubu Manchester City.
Trent Alexander-Arnold sangat memahami rencana permainan City, yaitu untuk menghentikannya mendapatkan bola di tengah, dengan Bernardo Silva tetap dekat dengannya sepanjang paruh pertama.
Selama jeda istirahat, Trent diperintahkan oleh Jurgen Klopp untuk menarik diri lebih lebar ke kanan pada beberapa kesempatan, sesuatu yang manajer tersebut deskripsikan sebagai “tempat persembunyian kecil” baginya dari mana disitu ia bisa mengendalikan permainan.
Perbedaan Liverpool Dulu dan Sekarang
Awalnya kedua tim tidak mencapai performa terbaik mereka, pertandingan setelah jeda internasional menyebabkan kurangnya tingkat kualitas, energi, dan intensitas dalam pertandingan ini.
Alexis Mac Allister mengakui bahwa dia kesulitan untuk tetap fokus selama pertandingan setelah terbang kembali ke Merseyside dari Amerika Selatan.
Alisson, juga tampak kelelahan setelah melakukan perjalanan yang sama.
Tetapi kenyataannya Liverpool berhasil mencuri satu poin dari pertandingan terberat mereka musim ini meskipun jauh dari performa terbaik mereka adalah tanda kemajuan yang signifikan yang telah mereka capai.
Ada perbedaan sikap Jurgen Klopp pasca pertandingan di Etihad pada hari Sabtu kemarin dibandingkan dengan April lalu.
Saat dibantai City di April lalu, Klopp mengatakan bahwa timnya terlalu terbuka, terlalu pasif, terlalu jauh dari segalanya.
Itu adalah hari ketika Jordan Henderson dan Fabinho kalah telak dalam pertarungan dan tampak berlari-lari tak jelas berusaha menutupi celah pertahanan yang besar dan mudah terbongkar.
Liverpool saat itu hanya memiliki 32 persen penguasaan bola dan City memiliki delapan tembakan tepat sasaran dibandingkan satu dari Liverpool.
Sekarang Alexander-Arnold masuk ke lini tengah dan bintang Liverpool ini datang menjadi pemain yang berbeda. Pada hari Sabtu,
Liverpool kini memiliki 40 persen penguasaan bola dan City memiliki lima tembakan tepat sasaran dibandingkan tiga dari Liverpool.
Liverpool Hebat Meski Tidak Dalam Kondisi Terbaik
Meskipun lelah setelah perjalanan panjang, Mac Allister tetap bermain baik dalam peran sebagai pemain nomor 6, memenangkan tiga tackle, merebut bola delapan kali, dan menyelesaikan 41 dari 43 umpannya (93 persen).
Dominik Szoboszlai tidak bersinar seperti biasanya, tetapi tetap menyelesaikan 22 dari 25 umpannya dengan tingkat akurasi mencapai 88 persen, dan kegesitannya membuatnya menjadi aset yang berharga bagi Liverpool.
Terlalu mudah bagi City untuk melewati Liverpool di 45 menit pertama laga, tetapi di paruh kedua, The Reds bermain jauh lebih kompak. Masuknya Ryan Gravenberch dan Luis Diaz dari bangku cadangan membantu banyak. Mereka memenangkan lebih banyak duel dan ini penting untuk menguasai bola lebih sering.
Liverpool kini bermain lebih maju di lapangan dan ada lebih banyak struktur dalam permainan mereka, tetapi juga terjadi pergeseran besar dalam mentalitas mereka.
Skuad Jurgen Klopp telah mengamankan total 12 poin dari posisi tertinggal dalam kasta teratas musim ini, lebih banyak dari tim lainnya. Mereka kini tidak ingin bermain mengejar dari ketertinggalan begitu sering, tetapi ketangguhan mereka wajib diacungi jempol.