Gila Bola – Anda bisa melihat sentuhan Sean Dyche terhadap skuad Everton. Pada kemenangan the Toffees di Liga Inggris, Sabtu malam (4/2), Arsenal nihil gol dan menderita kekalahan keduanya, meski pun memiliki dominasi bola yang luar biasa banyaknya.
Situasi pertandingan Everton vs Arsenal pada pekan ke-21 Premier League ini terlihat berjalan seimbang meskipun tuan rumah kalah dalam hal dominasi bola, 29 berbanding 75 persen, yang sangat keterlaluan bedanya.
Sean Dyche terlihat tidak peduli dengan kesenjangan dominasi bola kedua tim. Karena jumlah serangan yang dilepaskan tuan rumah the Toffees lebih banyak daripada jumlah serangan the Gunners di Goodison Park, setidaknya selama paruh pertama. Ada 10 gol dari pihak tuan rumah, berbanding sembilan dari the Gunners, tiga serangan tepat sasaran berbanding dua.
Arsenal menaikkan tempo permainan pada babak kedua ketika mereka mencari gol balasan, menyebabkan ada 13 percobaan gol total selama 90 menit dari pihak tim tamu, berbanding 11 dari pasukan Sean Dyche.
Bagaimana Gol Everton ke Gawang Ramsdale Terjadi?
Memiliki penguasaan bola 25% saja selama 45 menit pertama tidak membuat Everton minder. Mereka melepaskan DELAPAN percobaan gol selama babak pertama, dua serangan di antaranya tepat sasaran ke gawang Aaron Ramsdale. Sementara itu pasukan Mikel Arteta mendominasi bola sampai 75%, tetapi hanya bisa mencatatkan lima percobaan gol sejauh ini dan hanya dua tepat sasaran ke gawang Jordan Pickford. Jadi, sama membahayakannya.
Situasi berubah menjadi tujuh percobaan gol tim merah pada babak kedua, berbanding hanya tiga oleh tim biru, satu di antaranya menjadi gol. Dominasi bola masih kurang lebih sama, dengan the Toffees sedikit lebih aktif.
Gol Everton terjadi ketika Dwight McNeil, bekas pemain Burnley, mengirim sepak pojok ke tiang jauh dan di sana James Tarkowski melompat dan menanduk bola ke sisi gawang yang kosong, membuat kiper Ramsdale terperangah.
Bagaimana Sean Dyche Menandingi Taktik Arsenal
Guna menandingi kekuatan serta dominasi the Gunners di lapangan tengah, pelatih anyar the Toffees itu menerapkan formasi 4-4-1-1 yang terlihat lebih sering menjadi 4-5-1 dengan Abdoulaye Doucoure sedikit lebih mundur ke belakang, meninggalkan Dominic Calvert-Lewin sendirian di depan.
Lima pemain Everton berjajar di tengah bisa mengimbangi trio Martin Odegaard, Granit Xhaka dan Thomas Partey di tengah lapangan. Hal ini terlihat dari jumlah percobaan serangan Arsenal yang terbatas menjadi hanya lima kali selama 45 menit pertama.
Coba bandingkan itu dengan apa yang dilakukan Arsenal saat mencabik-cabik Tottenham Hotspur dengan dua gol pada pertandingan Premier League, 15 Januari lalu. Ada 14 percobaan gol selama 90 menit dan lima serangan tepat sasaran. Dua berubah menjadi gol.
Sean Dyche sudah sejak lama dikenal sebagai manajer murah meriah, menangani tim dengan modal pemain yang tersedia. Manajer Wolves 2011-2012 dan kemudian memegang Burnley selama 10 tahun berikutnya tidak rewel minta pembelian pemain baru.
Jika sang pelatih 51 tahun itu sukses mempertahankan status elit Everton sebagai tim yang tidak pernah terdegradasi dari divisi pertama sepak bola Inggris maka ia akan menjadi pahlawan baru the Toffees.
Susunan Pemain Everton vs Arsenal
Padahal tidak banyak perubahan yang dilakukan manajer anyar Everton itu. Ia hanya melakukan dua pergantian dari starting XI terakhir yang dimainkan oleh Frank Lampard.
Dwight McNeil, bekas pemain Burnley yang dikenal sang pelatih, serta Abdoulaye Doucoure yang dilaporkan bertikai dengan Lampard, memperoleh kesempatan untuk membuktikan dirinya.
Everton XI: Pickford, Coleman, Coady, Tarkowski, Mykolenko, Doucoure, Onana, Gueye, Iwobi, McNeil, Calvert-Lewin.
Sean Dyche hanya melakukan satu pergantian pemain sejauh babak kedua, menarik keluar Calvert-Lewin segera setelah terjadinya gol Tarkowski dan memasukkan bek Neal Maupay yang menjadikan serangan Arsenal lebih sulit lagi menembus pertahanan tuan rumah.
Sementara itu Aaron Ramsdale, Ben White, William Saliba, Oleksandr Zinchenko, Gabriel Martinelli dan kapten Martin Odegaard semua kembali ke daftar starter tim merah London usai rotasi pada laga Piala FA pekan lalu.
Arsenal XI: Ramsdale, White, Saliba, Gabriel, Zinchenko, Martinelli, Partey, Xhaka, Saka, Odegaard, Nketiah.
Dampak Kekalahan Arsenal Terhadap Persaingan Gelar Liga Inggris
Manchester City jelas gembira dengan kekalahan Arsenal di tangan Everton ini. Jarak kedua tim di puncak klasemen Premier League masih sama, 5 poin, tetapi setidaknya kini kedua tim sama-sama sudah memainkan 20 pertandingan.
Skuad Mikel Arteta memiliki 50 poin di puncak klasemen dan sang juara bertahan 45 poin serta menduduki urutan kedua.
Arteta coba menolong nasib timnya dengan memainkan playmaker anyar Jorginho serta memasukkan bekas pemain Brighton Leandro Trossard pada menit 59, tetapi gagal menghasilkan dampak yang diinginkan. Arsenal malah kebobolan gol Tarkowski itu selang beberapa belas detik setelah masuknya Jorginho dan Trossard.
Tiga poin tim biru membuat mereka melompat dua posisi ke ranking 17 dengan 18 poin. satu posisi dan satu poin di atas Wolves pada urutan 18 klasemen Liga Inggris.