Gila Bola – Liverpool dan Manchester United sama-sama tertarik datangkan Roberto De Zerbi, tapi ini bisa jadi masalah!
Roberto De Zerbi telah menarik perhatian Manchester United dan Liverpool, namun masalahnya, ego para pemain klub-klub teratas Eropa di kedua klub tersebut bisa jadi masalah bagi Roberto De Zerbi.
Sebelum melihat kenapa hal tersebut bisa menjadi masalah, mari kita lihat dulu bagaimana cara De Zerbi melatih di Brighton.
Cara Roberto De Zerbi di Brighton
Misi untuk menemukan pelatih seperti Roberto De Zerbi muncul setelah performa mencolok skuad asuhan pelatih asal Italia ini Brighton.
De Zerbi telah memikat para pemilik klub papan atas di Liga Inggris sejak dia tiba di negara tersebut pada September 2022.
Kini tampaknya hanya masalah waktu sebelum De Zerbi membawa Brighton untuk tampil Liga Champions.
Seiring dengan kekaguman pada De Zerbi, beberapa klub raksasa Inggris juga tengah melakukan pencarian manajer baru untuk klub mereka, seperti yang saat ini terjadi di Liverpool dan mungkin juga Manchester United.
Roberto De Zerbi memiliki pengagum di kedua klub tersebut serta di beberapa klub Eropa lainnya. Gaya bermainnya juga akan sempurna bagi Barcelona dan klub raksasa di Italia juga akan berminat padanya.
Arrigo Sacchi mantan pelatih AC Milan era akhir 1980-an dan awal 1990-an, mengatakan bahwa De Zerbi adalah pelatih yang paling menonjol di generasinya, siap untuk menerima pekerjaan besar!
De Zerbi dianggap sebagai pelatih yang ingin terus berinovasi, melampaui pelatih lainnya di masa kini, dan ia bahkan juga mendapatkan pujian dari Pep Guardiola dan Jurgen Klopp.
Roberto De Zerbi Buat Brighton Tampak Indah
Sejak De Zerbi mengambil alih, Brighton telah naik ke posisi pertama dalam liga untuk tendangan tepat sasaran, urutan kedua untuk total tendangan, dan kedua untuk kepemilikan bola.
Tapi semua angka statistik itu tidak datang tanpa masalah.
Saat De Zerbi datang ke Brighton, sebulan kemudian beberapa pemain langsung mengirimkan pesan kepada agen mereka, mereka minta agen mereka untuk mencarikan klub lain!
Sesi latihan awal telah membuat skuad Brighton begitu bingung sehingga mereka tidak percaya mereka bisa bermain untuk manajer baru mereka.
Dalam beberapa latihan, pemain hanya diminta untuk bergerak di sekitar lapangan dengan kecepatan tanpa bola.
Antara pemain bertanya satu sama lain, bagaimana ini akan berfungsi dalam pertandingan sesungguhnya?
Dan hasil awal pertandingan Brighton dibawah asuhan De Zerbi adalah dua imbang dan tiga kekalahan!
Hasil tersebut semakin menunjukkan kekhawatiran para pemain bahwa ini pelatih sebenarnya bisa gak sih jadi pelatih bola?
Tapi kemudian datanglah kemenangan 4-1 atas Chelsea pada 29 Oktober 2022.
The Blues saat itu dilatih oleh Graham Potter, mantan pelatih Brighton yang kepergiannya telah membuka jalan masuk bagi De Zerbi.
Mulai dari saat itu semuanya berjalan lancar dan skuad telah melihat secercah cahaya harapan, dan memang benar!
Alih-alih mempertanyakan program latihan mereka yang gak masuk akal, para pemain kini justru kagum pada seberapa mudahnya mengikuti metode latihan De Zerbi.
Karena kini mereka jadi tahu persis di mana teman setim mereka akan berada di lapangan, mereka bahkan bisa melakukan umpan ‘buta’ di bawah tekanan dan lolos dari tekanan lawan yang paling intens.
Pada saat terbaik mereka, Brighton seperti orkestra simfoni, konduktornya adalah Roberto De Zerbi di pinggir lapangan.
Tapi bagaimana jika simfoni permainan mereka terhenti?
Pada 30 Januari 2024, ruang ganti tim tamu di Kenilworth Road tampak suram. Brighton baru saja dibantai 4-0 oleh Luton Town. Lalu masuklah De Zerbi.
Dia menunjuk satu pemain dan berkata ‘Kamu jelek’. Dia mengatakan hal yang sama kepada pemain berikutnya dan berjalan mengelilingi ruang ganti, tanpa ada yang luput dari tegurannya. Lalu datanglah kata-kata pamungkas!
“Saya jelek, kita semua jelek!” kata De Zerbi, namun ia juga mengatakan kepada para pemain betapa dia sangat kagum pada mereka, seberapa kuat dia masih mendukung mereka, dan akan selalu begitu.
Empat hari kemudian, Brighton membantai Crystal Palace! Mengalahkan tim yang tidak disukai oleh fans mereka, dengan skor 4-1 di Stadion Amex.
Itu semua berkat para pemain yang selalu percaya dan tak pernah ragu pada De Zerbi. Nasihatnya didengarkan dan dieksekusi dengan sempurna oleh pemain Brighton!
Masalah Ego Pemain Bintang di Klub Rakasasa
Nah masalahnya, pemain-pemain bintang dengan gaji yang bikin geleng-geleng kepala rata-rata memiliki ego super tinggi dan sering berpikir bahwa mereka tahu lebih baik dari pelatih mereka! (Ehem, jadi inget Kylian Mbappe dan Ronaldo)
Dalam hal ini terutama adalah pemain Manchester United, tim dengan pemain yang masih belum pernah merasakan trofi utama di lima liga teratas Eropa.
Apa coba kira-kira yang akan De Zerbi lakukan dengan beberapa pemain di Manchester United?
Meskipun mereka sangat berbakat, sikap mereka di lapangan jarang sempurna.
Jika seorang pemain tidak berperilaku seperti yang diminta De Zerbi, dia segera dipecat, seperti yang dialami Leandro Trossard pada bulan Januari lalu ketika dia diminta untuk latihan terpisah dari tim inti, sebelum akhirnya pindah ke Arsenal.
Apa hasilnya ketika hal tersebut diterapkan di Manchester United dengan Marcus Rashford misalnya?
Semua orang pasti bertanya-tanya apakah De Zerbi akan memiliki kesabaran untuk tetap tenang di ego pemain yang jauh lebih banyak?
Mungkin pemain Liverpool bisa lebih sedikit diatur jika melihat kerasnya Jurgen Klopp pada para pemainnya.
Mungkin juga Liverpool adalah tujuan yang lebih baik bagi Roberto de Zerbi jika ingin melanjutkan karirnya di klub yang lebih besar, selain itu ia juga punya pengalaman lebih banyak jika dibandingkan dengan Xabi Alonso.
Yuk join Channel Whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan berita-berita sepak bola terbaru dari Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Jerman, Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions. Klik di sini untuk bergabung!