Gilabola.com – Baru 13 tahun lalu Brighton & Hove Albion masih merupakan tim divisi ketiga sepak bola Inggris. Lompat ke tahun 2023, mereka lolos ke tahap sistem gugur Liga Europa. Sebuah lompatan besar, seperti dongeng saja, dalam 13 tahun!
The Seagulls memastikan diri lolos ke tahap sistem gugur kompetisi kedua Eropa ini setelah menang 0-1 di kandang AEK Athens pada matchday kelima, Jumat dinihari (1/12). Koleksi nilainya, 10, sudah tidak bisa dikejar oleh tim urutan ketiga asal Yunani itu, yang berarti memastikan Brighton lolos.
Sisa satu pertandingan sisa di Grup B matchday keenam pada pertengahan Desember 2023 guna memperebutkan posisi puncak yang lebih enak melawan tim yang saat ini berada di posisi kedua, Marseille.
Mengapa Posisi Juara Grup Liga Europa Lebih Menyenangkan?
Juara-juara grup Liga Europa akan langsung melaju ke tahap 16 besar kompetisi, sementara runner-up grup harus menjalani play-off melawan tim-tim gusuran Liga Champions untuk memperebutkan tiket ke tahap yang sama.
Siapa tim gusuran Liga Champions? Mereka yang menduduki posisi ketiga penyisihan grup kompetisi elit Eropa itu, seperti misalnya yang dijalani dua musim terakhir beruntun oleh Barcelona. Menang di tahap play-off berarti memastikan diri melaju ke 16 besar Liga Europa.
Apa artinya itu? Artinya tim urutan kedua grup menjalani satu laga ekstra, dan berpotensi tersingkir di tahap ini karena berhadapan dengan tim-tim eks Liga Champions, yang di atas kertas lebih kuat.
Perjalanan 13 Tahun Terakhir Brighton
Pada musim 2010/11, tim dengan jersey biru-putih ini menduduki posisi No 1 dari divisi League One, atau divisi ketiga sepak bola Inggris. Sebagai akibatnya mereka promosi ke divisi Championship dan sejak saat itu tidak pernah terdegradasi ke divisi ketiga lagi.
Di Championship mereka pernah setinggi urutan keempat dan enam pada musim kedua dan ketiga di divisi itu, sebelum merosot drastis dan nyaris terdegradasi kembali ke League One pada akhir 2014/15.
Chris Hughton kemudian mengembalikan the Seagulls ke marwahnya sebagai tim papan atas Championship, finish berturut-turut pada posisi ketiga dan kemudian runner-up pada 2016/17 yang memberi mereka posisi di divisi teratas, Premier League.
Dua musim hanya bisa di posisi 15 dan 17 menyebabkan Hughton dipecat dan posisi pelatih kepala diambil alih oleh Graham Potter yang sentuhannya berhasil membawa Brighton naik sampai ke urutan 9, sebelum ia pergi untuk gaji dan prospek karir yang lebih baik di Chelsea.
Jasa Roberto De Zerbi Bagi Brighton
Roberto De Zerbi masuk sejak awal musim 2022/23 dan coba lihat apa yang dilakukannya pada musim pertamanya di Falmer Stadium? Meloloskan tim ke kompetisi Eropa!
Lolos ke Liga Europa saja sudah merupakan sejarah. Jika De Zerbi berhasil membawa timnya lolos sampai ke perempat final kompetisi ini maka itu akan membuatnya masuk dalam buku sejarah tim dan mungkin dibuatkan sebuah patung di Falmer Stadium sebagai penghargaan besar untuknya.
Lebih hebat lagi, si pelatih Italia melakukannya saat tim kehilangan sejumlah pemain bintang. Moises Caicedo dan kiper Robert Sanchez direbut oleh Chelsea. Sementara itu Alexis MacAllister direkrut Liverpool dan Deniz Undav dipinjamkan ke VfB Stuttgart.
Yuk join Channel Whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan informasi bola terkini! Klik di sini untuk bergabung!