Gila Bola – Sebanyak 624 pesepakbola akan segera berangkat ke Jerman untuk mengikuti Piala Eropa 2024. Di antara mereka adalah para pemain terbaik dan paling berbakat yang dimiliki Eropa.
Ada pemenang Piala Dunia, pemenang Ballon d’Or, dan pencetak gol internasional terkemuka. Namun, ada beberapa nama besar yang dipastikan absen di turnamen bergengsi ini.
Salah satu penyerang terbaik dunia, Erling Haaland, akan absen karena Norwegia gagal lolos ke Euro 2024. Mereka finis di posisi ketiga di grup kualifikasi di belakang Skotlandia dan Spanyol.
Ini menambah penderitaan Norwegia yang belum pernah tampil di Euro atau Piala Dunia selama 24 tahun terakhir. Hal ini mengakibatkan pemain seperti Haaland dan Martin Odegaard, yang keduanya masuk dalam daftar Pemain Terbaik Tahun Ini di Inggris pada musim 2023/2024, belum pernah berpartisipasi dalam turnamen internasional besar sepanjang karir mereka.
Waktu masih berpihak pada Haaland yang berusia 23 tahun dan Odegaard yang berusia 25 tahun, tetapi Norwegia membutuhkan peningkatan signifikan dalam performa mereka.
Negara Skandinavia ini pernah mencapai peringkat kedua di dunia menurut FIFA pada tahun 1993 dan 1995, namun prestasi mereka menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Selain Haaland dan Odegaard, ada beberapa pemain terkenal lainnya yang juga akan absen di Euro 2024. Swedia tidak lolos, yang berarti Alexander Isak dan Dejan Kulusevski juga tidak akan tampil.
Bagi Haaland, ini adalah situasi yang jarang terjadi bagi seorang pemain dengan statusnya untuk tidak pernah tampil di turnamen besar. Dia menempati posisi kedua dalam pemungutan suara Ballon d’Or 2023.
Untuk menemukan pemain yang masuk tiga besar Ballon d’Or dan tidak pernah bermain di Euro, kita harus kembali ke tahun 1995 dengan Jari Litmanen dari Finlandia. George Weah dari Liberia memenangkan Ballon d’Or tahun itu, tetapi dia juga tidak pernah bermain di Piala Dunia, meskipun dua kali mencapai Piala Afrika.
Pemain-pemain hebat yang melewatkan turnamen besar bukanlah hal yang langka di masa lalu. Misalnya, Ryan Giggs tidak pernah bermain di Euro atau Piala Dunia meskipun memiliki karier yang gemilang bersama Manchester United.
Giggs selalu setia bermain untuk Wales, meskipun negara itu tidak pernah lolos ke turnamen besar selama kariernya. Begitu juga dengan Ian Rush, pencetak gol terbanyak Liverpool sepanjang masa, yang juga tidak pernah merasakan bermain di turnamen besar bersama Wales.
Franz Beckenbauer pernah mengatakan bahwa George Best mungkin adalah pemain terbaik yang tidak pernah tampil di Piala Dunia dan Euro. Irlandia Utara hanya lolos ke Euro sekali, yaitu pada tahun 2016, setelah Best pensiun.
Alfredo Di Stefano juga tidak pernah bermain di Euro atau Piala Dunia, meskipun memenangkan lima Piala Eropa dan delapan La Liga bersama Real Madrid. Dia mengalami cedera sebelum Piala Dunia 1962 dan akhirnya pensiun dari sepak bola internasional dua tahun sebelum Spanyol memenangkan Euro 1964.
Nasib serupa tidak seharusnya menimpa Haaland dan Odegaard mengingat betapa mudahnya lolos ke Euro saat ini. Sebanyak 53 negara mengikuti kualifikasi untuk turnamen ini, dengan 24 negara lolos ke putaran final di Jerman. Norwegia berada di peringkat ke-47 dunia dan peringkat ke-23 di Eropa, namun mereka tetap gagal lolos.
Meskipun Haaland mencetak banyak gol dan Odegaard menciptakan banyak peluang, tim Norwegia masih memiliki kekurangan dalam kualitas keseluruhan skuad mereka. Dari 23 pemain yang dipanggil untuk pertandingan internasional Norwegia pada bulan Juni, hanya empat yang bermain secara reguler di liga top Eropa. Ini menunjukkan betapa dangkalnya kedalaman talenta Norwegia dibandingkan dengan negara-negara lain yang lebih teknis dan berbakat.
Haaland telah mencetak 30 gol dalam 32 pertandingan internasional, tetapi kontribusinya sering kali terbatas oleh kurangnya dukungan dari rekan-rekannya. Di pertandingan melawan Skotlandia, Haaland mencetak gol penalti tetapi tidak bisa membantu timnya menghindari kekalahan. Keletihan setelah musim yang panjang dan perayaan kemenangan treble bersama Manchester City turut mempengaruhi performanya di lapangan internasional.
Manajer Norwegia, Stale Solbakken, yang pernah sukses bersama Copenhagen, belum mampu membawa Norwegia ke turnamen besar meskipun memiliki pemain bintang seperti Haaland dan Odegaard. Solbakken telah menyatakan bahwa dia akan mundur jika gagal membawa Norwegia ke Piala Dunia 2026.
Masa kejayaan Norwegia di tahun 1990-an, ketika mereka mencapai babak fase gugur Piala Dunia 1998 dan memiliki banyak pemain yang bermain di Premier League, kini tinggal kenangan. Saat ini, Norwegia harus berjuang keras untuk kembali ke panggung internasional dan memberikan kesempatan bagi pemain-pemain terbaik mereka untuk bersinar di turnamen besar.
Norwegia memiliki beberapa pemain muda berbakat yang bisa menjadi harapan di masa depan, seperti Antonio Nusa dari Club Bruges. Namun, tanpa peningkatan signifikan dalam kualitas keseluruhan tim, Haaland dan Odegaard mungkin tidak akan pernah merasakan bermain di turnamen besar seperti Euro atau Piala Dunia.