Gila Bola – Tiga gol dalam 11 menit terakhir pertandingan oleh Ferran Torres, Ansu Fati dan Abde Ezzalzouli menyelamatkan muka Barcelona serta menjaga trofi Joan Gamper tetap berada di kandangnya, dalam laga melawan Tottenham Hotspur yang usai Rabu dinihari (9/8).
Sampai dengan menit 80 terlihat seolah-olah Tottenham Hotspur akan menjadi tim nomor 12 dalam sejarah yang menggagalkan Blaugrana menjaga trofi pembuka musim mereka itu setelah gol cepat Robert Lewandowski dibalaskan oleh dua gol Oliver Skipp.
Namun gol Torres menit 81, disusul Ansu Fati menit 90 dan Ezzalzouli menit ketiga injury time membalikkan ketertinggalan menjadi kemenangan 4-2 yang mengesankan dan dramatis.
Tetapi nama lain yang harus disebut secara khusus adalah pemain 16 tahun Lamine Yamal yang memberi assist untuk gol Torres dan menjadi pembuka serangan untuk gol ketiga oleh Ansu Fati.
Hampir Saja Spurs Menjadi Tim ke-13 di Luar Barca yang Menangkan Joan Gamper
Sepanjang 57 tahun penyelenggaraan Trofi Joan Gamper, sudah ada 11 tim berbeda yag mengecewakan Barcelona dan meraih piala yang diberi nama menurut salah satu pendiri klub itu.
FC Koln menang dua kali pada 1978 dan 1981, selain juga Ujpest asal Hungaria, Borussia Monchengladbach asal Jerman, Internacional Brasil, FC Porto Portugal, Mechelen Belgia, Tenerife dan Valencia asal Spanyol, Juventus dan Sampdoria asal Italia, dan Manchester City pada 2009.
Sejak terakhir kalinya dikalahkan Sampdoria pada 2012, Blaugrana menang terus menerus, termasuk malam ini dengan mengalahkan Tottenham 4-2.
Di Manakah Kesalahan Tottenham Hotspur?
Setelah unggul 1-2 selama babak pertama, Ange Postecoglou memerintahkan anak buahnya untuk surut ke belakang dan mengubah perbandingan dominasi bola.
Jika selama paruh pertama Spurs main dominan dan menguasai bola sampai 63 persen, melepaskan delapan kali percobaan gol dan empat serangan tepat sasaran maka pada babak kedua mereka mencatatkan 45% saja penguasaan bola, enam upaya gol dengan dua tepat sasaran. Tetapi kedua serangan ini sudah sangat terlambat.
Di sinilah kesalahan Spurs. Postecoglou mencoba bermain pragmatis dan melupakan filosofi permainan menyerangnya, memilih bertahan guna mengamankan kemenangan dan coba lihat hasil akhirnya.
Siapakah Oliver Skipp?
Pemain jebolan akademi muda Spurs ini masuk di saat yang tepat ketika bola hasil tembakan salah satu rekannya memantul di tiang gawang dan Skipp memiliki tugas yang sangat mudah untuk menjebol gawang Marc-Andre ter Stegen.
Perlu dicatat peran dari dua pemain lain di sayap kiri, saat Sergio Reguilon dan Ivan Perisic bertukar bola, sebelum pemain Kroasia itu mengirim crossing ke dalam kotak penalti guna menjadi awal dari gol menit 24 tersebut.
Untuk gol kedua pada menit 36, Skipp menyundul crossing Perisic dari sisi kiri, dengan setengah melompat, menaklukkan sang kiper Jerman itu.