Gila Bola – Presiden FIFA Gianni Infantino, yang akhir-akhir ini terlihat menjadi salah satu teman Presiden Jokowi dan juga PSSI, mengukuhkan ide gila menyelenggarakan Piala Dunia 2030 di enam negara sekaligus dan melintasi tiga benua. Dampaknya akan sangat luar biasa untuk lingkungan!
Seperti diumumkan pada Kamis dinihari (5/10), Copa Mundial tujuh tahun lagi tersebut akan berlangsung terutama di Spanyol, Portugal dan Maroko. Infantino menambahkan tiga pertandingan pertama diselenggarakan di Uruguay, Argentina dan Paraguay.
Hal ini dilakukan untuk mengenang 100 tahun penyelenggaraan Piala Dunia yang dimulai di Montevideo, Uruguay, pada 1930.
Jika penyelenggaraan tiga negara di Eropa dan Afrika saja tidak cukup menimbulkan kepusingan soal masalah logistik dan transportasi, FIFA menambahkan sakit kepala dengan menetapkan tiga laga pertama turnamen dilakukan di tiga negara Amerika Selatan.
Infantino Mungkin Berpikir Fans Merayakan 100 Tahun Piala Dunia
Tidak ada yang peduli dengan 100 tahun Piala Dunia. Para pendukung hanya akan berpikir soal tim nasional yang mereka dukung dan akan sangat kecewa mendapati pertandingan terpisah puluhan ribu kilometer jauhnya.
Jarak antara tiga negara Amerika Selatan itu dengan benua Eropa mencapai 19.000 kilometer lebih. Untuk bisa memahaminya kita perlu tahu bahwa jarak Sabang di titik paling barat Indonesia ke Merauke di pojok timur Indonesia mencapai 5.245 kilometer.
Jadi, terbang dari Amerika Selatan untuk tiga pertandingan pertama lalu menghadiri pertandingan di Spanyol, Portugal atau Maroko akan seperti terbang empat kali antara Sabang ke Merauke pergi pulang.
Itu menghasilkan sampah emisi gas buang yang luar biasa bagi lingkungan. Pesawat mengeluarkan gas-gas karbon monoksida dan dioksida, selain nitrogen oksida dan uap air.
Mengapa FIFA Meluncurkan Turnamen di Enam Negara Pada 2030?
Kemungkinan besar FIFA sedang memuluskan jalan bagi Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Dengan menyelenggarakan Piala Dunia di enam negara sekaligus, FIFA sudah berhasil memuaskan setidaknya beberapa calon tuan rumah yang ingin menyelenggarakan kompetisi Copa Mundial itu, baik di Amerika Selatan, Eropa dan juga Afrika. Tiga benua sekaligus dipuaskan!
Dengan demikian tidak akan ada pesaing bagi Piala Dunia 2034 saat Arab Saudi ingin memamerkan sebuah turnamen yang sama suksesnya, jika tidak lebih besar dan lebih megah, dibandingkan Piala Dunia Qatar 2022.
Bagi Maroko, ini merupakan kali kedua Afrika menjadi tuan rumah setelah Afrika Selatan pada 2010. Sementara Spanyol terakhir kali menjadi tuan rumah pada 1982. Portugal belum pernah menjadi tuan rumah, tapi pernah menjamu peserta Euro 2004.