Gila Bola – Juventus dicoret Uefa dari Liga Konferensi Eropa dan harus bayarkan denda terkait pelanggaran Financial Fair Play (FFP), sementara Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) berpeluang tunjuk Fiorentina menggantikannya di kompetisi tier ketiga tersebut.
Selain Juventus, otoritas sepak bola Eropa tersebut juga menjatuhkan sanksi denda terhadap Chelsea – juga karena kasus pelanggaran FFP – sebagai akibat dari ‘penyampaian informasi keuangan yang tak lengkap’.
Terkait masalah ini Uefa menjatuhkan sanksi denda sebesar 17,14 juta Poundsterling – sekitar 338 miliar Rupiah kepada Juventus, sementara Chelsea didenda 8,57 juta Pounds -atau setara 166 miliar Rupiah.
Klub Italia itu hanya harus bayarkan setengah dari besaran denda yang dijatuhkan kepada mereka, jika catatan keuangan mereka selama tiga tahun mendatang sesuai dengan aturan FFP yang berlaku. Sementara Chelsea sudah setuju untuk membayar besaran denda yang dijatuhkan kepada mereka.
Terkait dicoretnya Juventus dari Liga Konferensi Eropa, FIGC kini harus mempertimbangkan klub mana yang bisa gantikan Bianconeri bertarung di kompetisi tersebut.
FIGC kemungkinan sodorkan Fiorentina kepada Uefa – yang dikalahkan West Ham United di final Liga Konferensi Eropa dan menutup kompetisi Serie A di urutan ke delapan musim lalu.
Juventus Sebelumnya Alami Masalah Serupa di Serie A
Kasus ini menimpa Juve setelah mereka didenda 620 ribu Pounds – atau 12 miliar Rupiah, oleh otoritas sepak bola Italia terkait kasus pembayaran gaji pemain.
Si Nyonya Tua juga telah mendapat pengurangan 10 poin di Serie A musim lalu, setelah sidang kesepakatan transfer terakhir klub Turin tersebut. Meskipun sesalkan keputusan Uefa ini, tetapi Juve mengaku menerimanya dan tak akan ajukan banding.
Pelanggaran Chelsea Terjadi di Era Abramovich
Sementara itu menurut Uefa, masalah yang mendera Chelsea saat ini berhubungan dengan transaksi yang terjadi antara tahun 2012 hingga 2019.
The Blues habiskan dana sekitar 600 juta Pounds – atau sekitar 12 triliun Rupiah, untuk datangkan 19 pemain anyar, sejak pemilik baru Todd Boehly mengambil alih Stamford Bridge di bulan Mei 2022. Namun, denda mereka terkait dengan penyimbangan yang terjadi dalam kurun waktu tujuh tahun di era pemilik lama, Roman Abramovich.
“Setelah penjualan klub pada bulan Mei 2022, pemilik baru mengidentifikasi dan sudah proaktif melapor kepada Uefa mengenai laporan keuangan pemilik lama yang berpotensi tidak lengkap,” demikian pernyataan resmi Uefa yang dilansir BBC Sport.
Sebagai tanggapannya, Chelsea menyatakan ‘sepenuhnya siap bekerja sama dan membantu Uefa’ dalam penyelidikan kasus ini, serta telah ‘sepakati perjanjian penyelesaiannya’ dengan badan tersebut.