Kisah Nicolo Zaniolo, Dari Pahlawan Roma di Eropa, Jatuh Menjadi Pesakitan

Gila Bola – Kamu tahu gak, ada satu orang yang diam-diam tertawa melihat nasib Nicolo Zaniolo terjerumus menjadi pesakitan di kasus judi? Dia adalah pelatih AS Roma, Jose Mourinho, yang dulu pernah mengungkapkan kekecewaannya saat si pemain memilih pergi.

Zaniolo menjadi pahlawan Giallorossi setelah mencetak gol satu-satunya pada final Conference League tahun 2022 melawan Feyenoord. Golnya pada menit 32 itu gagal dibalaskan oleh tim Belanda tersebut.

Roma menjadi tim pertama yang menjuarai kompetisi teranyar UEFA tersebut, sebuah turnamen kelas ketiga yang gengsinya berada di bawah Liga Champions dan Liga Europa. Tetapi trofi tetaplah trofi dan itu menjadi penghargaan pertama Mourinho di ibukota Italia.

Kepergian Zaniolo Mengecewakan Mourinho

Sang pemain rupanya tidak mendapatkan apresiasi selayaknya dari Roma usai membantu timnya meraih trofi Eropa pertamanya, baik apresiasi dalam bentuk pengakuan dari Mourinho maupun dari pihak klub dari segi gaji.

Si pelatih Portugal mengutarakan kekecewaannya dengan niat si pemain memilih pergi ke Tottenham Hotspur maupun ke Bournemouth selama jendela transfer musim dingin.

Ia terancam dibekukan oleh Roma mengingat permohonan transfernya. Namun jendela transfer musim dingin yang ditutup lebih mundur daripada biasanya akibat gempa besar di Turki menjadi berkah di balik musibah. Zaniolo diizinkan pergi pada awal Februari 2023.

Karena didasari oleh motif membalaskan dendam, kepergian Zaniolo sepertinya tidak berujung berkah. Sebagai akibatnya ia gagal menembus skuad utama raksasa Turki itu dan dipinjamkan ke Aston Villa di Liga Inggris, hanya dalam waktu enam bulan saja sejak bergabung ke Galatasaray.

Apa Dituduhkan Terhadap Zaniolo Dalam Kasus Judi?

Zaniolo, bersama dengan bekas pemain AC Milan Sandro Tonali yang sudah dijual ke Newcastle United di Liga Inggris, dipanggil oleh polisi Italia terkait dugaan mereka ikut bermain di perjudian sepak bola.

Polisi mendatangi pusat latihan tim nasional di Coverciano training center guna mengajukan beberapa pertanyaan terhadap kedua pemain ini. Setelahnya, PSSI-nya Italia memulangkan kedua pemain ke klub mereka masing-masing.

Aturan soal judi sepak bola di Italia lebih berat daripada di Inggris. Jika tebrukti bersalah maka si pemain bisa terkena skorsing selama tiga tahun tidak boleh bermain sepak bola.

Selain Zaniolo, dua atau tiga figur lain yang juga terlibat dalam kasus perjudian yang sama adalah gelandang Juventus Nicolò Fagioli dan juga pemain Roma Nicola Zalewski.

Selain itu juga ibu dari Zaniolo, Francesca Costa, disebut-sebut ikut serta dalam pengaturan dan promosi judi online sepak bola ini.

Jika akhirnya skorsing tiga tahun itu dijatuhkan maka sang bekas pemain Roma itu jatuh dari status pahlawan menjadi seorang kriminal.

Ayo join channel whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan update terbaru seputar sepak bola! klik di sini gibolers!