Gila Bola – Manchester United sukses mengamankan kemenangan dramatis 2-1 atas Viktoria Plzen dalam laga lanjutan fase grup Liga Europa di Doosan Arena pada Jumat (13/12) dini hari WIB.
Penampilan di babak kedua menjadi kunci kebangkitan tim asuhan Ruben Amorim, terutama dengan kontribusi dari Amad Diallo dan Rasmus Hojlund. Namun, pertandingan ini tidak hanya diwarnai oleh aksi di lapangan, tetapi juga ketegangan antar pemain yang mencerminkan semangat kompetitif skuad.
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, melihat Amad Diallo sebagai pemain dengan potensi besar untuk berkembang di posisi baru. Pada pertandingan ini, pemain asal Pantai Gading itu tampil sebagai salah satu dari dua gelandang serang, posisi yang lebih menyerang dibandingkan peran biasanya sebagai wingback.
Juru taktik Portugal itu menilai penempatan Amad lebih dekat ke gawang lawan dapat memaksimalkan kemampuan alaminya. Di babak kedua, Amad mulai menunjukkan performa yang menjanjikan.
Dia menciptakan peluang penting untuk Marcus Rashford dan Mason Mount, serta terlibat dalam proses gol penyeimbang yang dicetak oleh Rasmus Hojlund. Aksinya yang mampu mengecoh kapten Plzen, Lukas Kalvach, menjadi momen krusial dalam pertandingan ini.
Meski puas dengan kontribusi Amad, Amorim menyarankan agar sang pemain lebih sering bermain melebar dan memanfaatkan ruang di sisi lapangan. Menurutnya, Amad memiliki kualitas untuk menjadi pemain kidal yang penting dalam strategi tim.
Amorim menyebut bahwa proses adaptasi ini masih dalam tahap awal, namun dia optimistis pemain muda itu akan semakin berkembang. Dia mengatakan, “Belum sampai di sana, tapi hampir sampai, jadi ini pertama kalinya dan dia akan membaik di masa mendatang.”
Ketegangan di Akhir Laga
Di sisi lain, kemenangan United diwarnai oleh momen emosional antara Rasmus Hojlund dan Amad Diallo. Keduanya sempat terlibat adu argumen di lapangan setelah peluit akhir berbunyi. Ketegangan ini muncul akibat rasa frustrasi masing-masing karena kurangnya kerja sama selama pertandingan.
Ruben Amorim melihat insiden tersebut sebagai hal yang wajar dalam dinamika tim. Menurutnya, ketegangan semacam ini menunjukkan betapa para pemain peduli terhadap keberhasilan klub.
Amorim juga menambahkan bahwa konflik kecil seperti ini dapat diibaratkan sebagai perselisihan dalam keluarga, yang pada akhirnya memperkuat hubungan antar pemain.
Lisandro Martinez menjadi penengah dalam situasi tersebut, memastikan ketegangan tidak berlanjut setelah pertandingan. Hojlund sendiri mengakui bahwa kerja sama tim masih perlu ditingkatkan, namun dia merasa progres sudah terlihat di bawah arahan Amorim.
Selain dinamika internal tim, faktor eksternal seperti cuaca dingin dan kondisi lapangan yang becek juga menjadi tantangan bagi United. Hojlund menilai timnya kurang bermain langsung di babak pertama, yang membuat serangan mereka sulit berkembang. Namun, perubahan strategi di babak kedua membawa hasil positif, dengan memanfaatkan ruang kosong di belakang lini pertahanan Plzen.