Gila Bola – Jika sang pelatih AS Roma Jose Mourinho adalah orang yang ditugaskan untuk membujuk Jude Bellingham maka si bintang Inggris itu pasti sudah pindah ke Manchester City, bukan Real Madrid seperti sekarang ini.
Mourinho memiliki kemampuan pendekatan kemanusiaan yang membuatnya mampu membujuk Paulo Dybala pindah ke Stadion Olimpico, usai karirnya di Juventus, dan kemudian juga Romelu Lukaku dalam status pinjaman dari Chelsea.
Itu hanya sekedar contoh dari kemampuan interpersonal sang pelatih Portugal, yang dalam kasus Lukaku, membuatnya bangkit dari keterpurukan dan sudah mencetak tujuh gol di semua kompetisi bagi Giallorossi.
Berapa Banyak Gol Lukaku di Roma? Tujuh Gol!
Setelah satu musim yang gagal di Stamford Bridge, saat ia hanya mencetak 10 gol di semua kompetisi sepanjang musim 2021/22, ia dipinjamkan kembali ke Inter Milan pada 2022/23.
Di San Siro, Lukaku menemukan kembali ketajamannya dengan 13 gol di Serie A dan Liga Champions, namun kepindahan permanen ke Inter gagal terjadi akibat ketidaksepakatan soal nilai transfer antara kedua tim.
Mourinho kemudian berhasil membujuk sang bintang De Rode Duivels untuk pindah ke Olimpico, entah menjanjikan apa atau mengatakan apa yang membuat pemain 30 tahun itu mengiyakan permintaan the Special One.
Ini merupakan kali ketiga kedua figur ini bekerja bersama-sama setelah satu periode di Chelsea dan kemudian di Manchester United.
Lukaku mungkin bukan seorang Erling Haaland. Tidak mungkin mengharapkan sang pemain untuk mencetak 32 atau 35 gol semusim. Tetapi dengan lima gol dari delapan laga pertama di Liga Italia, Lukaku bisa diharapkan melesakkan 23 atau 24 gol dari 38 pertandingan.
Sepanjang sejarah Liga Italia, Lukaku hanya kalah dari Gabriel Batistuta yang mencetak delapan gol dari enam pertandingan pertamanya
Jika akhirnya 23 atau 24 gol terjadi sampai akhir musim maka Mauricio Pochettino akan menyesal membiarkannya pergi, meskipun hanya dalam skema pinjaman ke Olimpico.
Apa Rahasia Mourinho Membujuk Seorang Pemain?
Anda yang mengenang periode kepelatihan sang pelatih di Inter pasti masih ingat adegan Mourinho menangis berpelukan dengan Marco Materazzi pada hari perpisahannya setelah dipecat klub Italia itu.
Sang pemain Italia yang kini sudah berusia 50 tahun itu mengungkapkan apa rahasia Mourinho bisa disenangi dan dekat dengan para para pemain Inter. Ia hafal nama anak-anak dari setiap pemain, upaya extra mile dari seorang manajer tim. Hal itu mengejutkan sang istri dari Materazzi.
Mourinho mungkin sudah tidak setajam dulu lagi dan sikapnya yang keras kepala dengan strategi serangan balik dengan mudah dikenali musuh-musuhnya. Satu yang tidak berubah adalah kemampuannya dalam meyakinkan, memotivasi dan membangkitkan mental para pemain seperti Lukaku, yang untuk satu titik terlihat seperti sudah kehilangan masa depannya sebagai pemain sepak bola.