Gila Bola – Jurgen Klopp mempertanyakan apakah Borussia Dortmund menjadi korban “keputusan terburuk dalam sejarah” setelah mereka kalah di final Liga Champions terakhir mereka di tahun 2013.
Klub Bundesliga itu tampil gemilang dan mencapai final yang mempertemukan dua tim Jerman. Sayangnya, Bayern Munchen keluar sebagai juara setelah meraih treble ikonik mereka dengan mengamankan kemenangan di Wembley.
Bayern Munchen sebelumnya sudah mengungguli Dortmund di kompetisi domestik Jerman dan mereka berhasil mengulanginya di level Eropa 11 tahun lalu.
Arjen Robben mencetak gol kemenangan di menit akhir setelah Ilkay Gundogan menyamakan kedudukan lewat titik penalti di babak kedua, yang sebelumnya Mario Mandzukic membawa Bayern unggul.
Namun, penalti untuk Dortmund, menurut banyak pihak, seharusnya berbuah kartu merah untuk pemain Bayern. Marco Reus, yang akan meninggalkan Dortmund pada akhir musim ini, dilanggar Dante pemain Bayern yang berusaha menghentikannya.
Reus lebih dulu menguasai bola dan setelah ia sedikit mendorongnya ke depan, Dante justru menendang tinggi ke bagian tengah tubuh Reus. Bintang Dortmund itu pun jatuh kesakitan. Padahal, Dante sudah mendapat kartu kuning dan merupakan pemain belakang terakhir Bayern, tetapi wasit menolak mengeluarkan kartu merah.
Gary Neville, komentator pertandingan, mengatakan wasit “takut mengambil keputusan” karena Dortmund harus bermain dengan 10 pemain, yang terbukti krusial di tahap akhir pertandingan saat Bayern terus menyerang untuk mencetak gol kemenangan.
Selepas pertandingan, Klopp berkata: “Saya melihatnya di pertandingan dan saya yakin wasit bisa memberikan kartu kuning kedua. Ketika saya melihatnya di televisi, saya pikir wasit harus mengeluarkannya. Mungkin ada keputusan wasit yang lebih buruk dari ini dalam sejarah sepak bola. Tapi apakah dengan skor 11 lawan 10 setelah itu kami bisa menjadi pemenang? Saya tidak tahu.”
Mantan wasit Liga Premier, Graham Poll, mengatakan: “Wasit yang lemah mungkin saja merugikan Borussia Dortmund di final Liga Champions.” Klopp tidak pernah lagi mencapai final Liga Champions bersama tim Jerman tersebut, dan ia pergi dua tahun kemudian.
Pelatih karismatik itu telah memikat Eropa dengan Dortmund, yang saat itu memiliki pemain muda berbakat seperti Robert Lewandowski. Mereka menjalani perjalanan sensasional menuju final. Dortmund berhasil menyingkirkan Real Madrid di semifinal dengan Lewandowski mencetak empat gol dalam kemenangan 4-1.
Dengan nada menantang, pelatih Dortmund itu berkata: “Kami akan kembali, mungkin bukan ke Wembley tapi kami akan mencoba untuk kembali ke final lainnya. Tim bermain bagus, mereka memberikan semua yang mereka miliki. Mereka benar-benar pantas untuk menyamakan kedudukan. Saya merasa bangga dan sedih pada saat bersamaan. Itu adalah musim yang hebat dari tim saya dan pertandingan yang sangat luar biasa, mungkin pertandingan terbaik melawan Bayern di Liga Champions musim ini.”
Klopp tahu timnya kemungkinan besar akan dibajak pemainnya oleh klub lain. Bahkan sebelum final, diumumkan bahwa Mario Gotze, yang saat itu menjadi salah satu pemain paling menarik di Eropa, akan hengkang ke rival mereka, Bayern Munich. 12 bulan kemudian, Lewandowski menyusul jejaknya.
Dengan nada bercanda, pelatih asal Jerman itu mengatakan dia akan mencari pemain baru. “Sekarang kami harus pergi berlibur, membeli beberapa pemain karena klub lain menginginkan pemain kami,” ujarnya sambil tersenyum. “Minggu depan saya memiliki banyak pekerjaan untuk membangun tim baru dan kemudian saya harap bisa berlibur. Saya pikir kami akan mendapatkan tim yang cukup bagus, jangan khawatir tentang itu.”
Setelah meninggalkan Dortmund dan bergabung dengan Liverpool, Klopp berhasil mencapai tiga final Liga Champions lagi. Real Madrid menggagalkannya pada tahun 2018 dan 2022, tetapi pada tahun 2019 ia akhirnya bisa mengangkat trofi yang sangat diinginkannya, membawa Liverpool meraih kemenangan atas Tottenham di Madrid.
Sementara itu, Dortmund kembali ke final Liga Champions untuk pertama kalinya sejak kekalahan 2013 itu. Raihan gelar juara Piala Eropa mereka sebelumnya diraih pada tahun 1997.