Gila Bola – Penyerang utama PSG Kylian Mbappe baru bisa melepaskan serangan ke gawang Nick Pope pada sekitar menit 85 pertandingan Liga Champions di Newcastle United, tadi malam. Itu membuktikan seberapa besar mereka kehilangan Lionel Messi.
Raksasa Perancis PSG kalah telak 4-1 di Saint James’ Park pada Kamis dinihari (5/10) dengan kapten tim Marquinhos melakukan blunder yang menjadi penyebab terjadinya gol pertama tuan rumah, disusul gol dua pemain Inggris, sebelum gol Fabian Schar jelang akhir menutup laga.
Messi, yang mencatatkan 20 assist dalam 41 pertandingan semusim kemarin, tidak bisa digantikan oleh siapa pun di skuad Luis Enrique tersebut. Hanya ada 11 percobaan gol oleh tim biru itu sepanjang 90 menit, dua tepat sasaran, satu menjadi gol oleh Lucas Hernandez awal paruh kedua, satu serangan on target oleh Mbappe tetapi tidak berujung gol.
Messi Lebih Daripada Sekedar Pencetak Gol
La Pulga memulai musim anyarnya di PSG secara mengecewakan, hanya 11 gol dari 34 penampilan di semua kompetisi. Sebanyak enam gol terjadi di Liga Perancis.
Namun bintang Argentina itu menaikkan standar dirinya pada musim keduanya, melesakkan 21 gol dalam 41 pertandingan di semua kompetisi, dengan 16 terjadi di ajang Ligue 1.
Namun sumbangan terbesar Messi justru terletak pada jumlah assistnya, yang mencapai 20 kali semusim terakhirnya di kota Paris, dari 41 laga. Itu melebihi 15 assist dalam 34 penampilan dari musim sebelumnya 2021/22.
Jika kita menghitung jumlah peluang dan passing per musim maka terlihat peningkatan dari jumlah yang dilakukannya dari musim pertamanya.
Dari rata-rata 2,46 peluang per pertandingan pada 2021/22, Messi menaikkan peluang gol timnya menjadi 2,92 per laga pada 2022/23.
Jumlah passing sukses dan persentase passing sukses memang menurun, tapi angka harapan assistnya membaik pada musim keduanya. Semula 11,07 assist naik menjadi 18,11 pada 2022/23.
The Magpies Biarkan PSG Dominasi Bola
Newcastle membiarkan PSG mendominasi bola, mencapai 64 persen selama 45 menit pertama dan naik menjadi 74 persen selama paruh kedua. Tetapi dari intercepts, tackle dan kemampuan recovery bola, tuan rumah justru mencetak gol-gol mereka.
Contoh terbaiknya mungkin justru gol keempat yang diawali oleh usaha Fabian Schar merampas si bundari dari pemain lawan, bermain satu-dua dengan Jacob Murphy dan melepaskan sepakan dari luar kotak penalti ke pojok kiri atas gawang Gianluigi Donnarumma.
Kiper Italia itu sudah merentangkan tubuh dan tangannya sejauh mungkin tetapi tanpa hasil. Bukan malam yang ingin dikenang oleh bekas stopper AC Milan tersebut.