Gila Bola – Timnas Iran menjadi salah satu tim underdog di ajang Piala Dunia 2022, karena berada satu grup dengan Wales, Amerika Serikat dan Inggris di Grup B.
Pelatih Timnas Iran, Carlos Queiroz, punya ide bagus terkait apa yang dia setujui di bulan September 2022, ketika dia setuju untuk kembali mengasuh Team Melli – tiga tahun setelah ia mengakhiri masa kepelatihannya yang sudah berjalan selama delapan tahun di tim tersebut.
Ketika itu, Queiroz setuju menerima bayaran 50 ribu dollar AS – atau setara dengan Rp778 juta, untuk bekerja selama tiga bulan, yang puncaknya berada di Piala Dunia. Atau, setidaknya, dia berpikir telah melakukannya.
Meski demikian, Timnas Iran masuk dalam grup yang terasa sangat sensitif secara politis, karena mereka berada di dalam grup yang sama dengan Amerika Serikat, Inggris dan Wales.
Sebagai sebuah negara, hubungan Iran dengan AS maupun Inggris tak harmonis sejak terjadinya Revolusi Iran di tahun 1979. Di sinilah peran Queiroz – yang sebelumnya pernah mengasuh Iran di tahun 2011 hingga 2019, untuk menjadi pelatih tim sepak bola Iran sekaligus diplomat, yang akan memastikan keterlibatan Iran di ajang ini bisa berjalan semulus mungkin.
Sayangnya beberapa hari setelah ia kembali ke Iran, gelombang protes melanda negara tersebut, terkait kematian Mahsa Amini – seorang perempuan yang meninggal dunia di dalam sel tahanan polisi. Demonstrasi pun terus melanda Iran setelah hampir dua bulan Queiroz kembali bergabung.
Sementara itu dari luar Iran, Team Melli pun diserang. Ukraina mendesak Fifa agar mencoret keikutsertaan Iran di Piala Dunia 2022 karena diduga telah menjadi pemasok senjata untuk Rusia.
Sebagai pelatih tim nasional, Queiroz merupakan figur pemimpin bagi sepak bola Iran, tapi pelatih yang pernah mengasuh Real Madrid dan cukup lama menjadi asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United itu memilih untuk menghindari berbagai topik yang kini tengah menjadi sorotan di Iran. Demikian diungkapkan ESPN.
Tekad Lolos dari Fase Grup untuk Pertama Kalinya dalam Sejarah
Ditambahkan Aljazeera, Queiroz telah merampungkan pemilihan skuadnya pada hari Minggu (13/11) waktu setempat, dan memanggil semua pemain berpengalaman Iran, termasuk kiper Alireza Beyranvand dan bek, Shojae Khalilzadeh.
Pelatih 69 tahun itu juga memanggil Mehdi Taremi – yang terus bersinar bersama Porto, bersama penyerang yang baru pulih dari cederam Sardar Azmoun dan Alireza Jahanbakhsh.
Rata-rata pemain Timnas Iran saat ini adalah 29 tahun, berbeda dari Piala Dunia 2018 di mana mereka membawa pemain dengan rata-rata usia 27 tahun tiga bulan. Saat ini, Team Melli bertekad untuk lolos dari fase grup untuuk pertamakalinya dalam sejarah Piala Dunia.
Iran merupakan wakil Asia dengan rangking tertinggi, yakni peringkat 20 Fifa, dijadwalkan bertemu Inggris pada 21 November, diikuti dengan laga melawan Wales pada 25 November dan Amerika Serikat pada 29 November 2022.
Berikut ini daftar pemain Timnas Iran untuk Piala Dunia 2022:
KIPER: Alireza Beyranvand (Persepolis), Amir Abedzadeh (Ponferradina), Payam Niazmand (Sepahan), Hossein Hosseini (Esteghlal);
BEK: Majid Hosseini (Kayserispor), Mohammad Hossein Kanaanizadegan (Al-Ahli), Shojae Khalilzadeh (Al-Ahli), Morteza Pouraliganji (Persepolis), Sadegh Moharrami (Dinamo Zagreb), Ramin Rezaeian (Sepahan), Milad Mohammadi (AEK Athens), Abolfazl Jalali (Esteghlal);
GELANDANG: Saeid Ezatollahi (Vejle Boldklub),Ehsan Hajsafi (AEK Athens), Rouzbeh Cheshmi (Esteghlal), Ahmad Nourollahi (Shabab Al-Ahli), Ali Karimi (Kayserispor)
Saman Ghoddos (Brentford), Vahid Amiri (Persepolis);
PENYERANG: Alireza Jahanbakhsh (Feyenoord), Ali Gholizadeh (Sporting Charleroi), Mehdi Taremi (FC Porto), Mehdi Torabi (Persepolis), Karim Ansarifard (Omonia Nicosia), Sardar Azmoun (Bayer Leverkusen).