Satu Gol, Satu Assist, Satu Tamparan Keras Untuk Thomas Tuchel Yang Cuekin Jude Bellingham!

Gilabola.com – Jude Bellingham kembali membuktikan dirinya sebagai sosok yang tak tergantikan. Dalam kemenangan dramatis Real Madrid alias Los Blancos atas Barcelona atau Blaugrana dengan skor 2-1 di Santiago Bernabeu, pemain muda Inggris itu menjadi bintang utama lewat satu assist brilian dan satu gol penentu kemenangan.

Pertunjukan luar biasa itu seolah menjadi pesan keras kepada pelatih timnas Inggris, Thomas Tuchel, bahwa menyingkirkan Bellingham dari skuad Piala Dunia adalah keputusan yang tak masuk akal.

Pembalasan Real Madrid dan Kebangkitan Bellingham

Setelah musim lalu tiga kali dipermalukan oleh Barcelona — termasuk kekalahan memalukan 0-4 di kandang sendiri dan kekalahan di final piala — Real Madrid datang ke El Clasico kali ini dengan tekad besar. Mereka butuh kemenangan yang bisa menjadi pernyataan kuat. Dan seperti biasa, Bellingham menjawabnya dengan cara paling meyakinkan.

Pemain berusia 22 tahun itu sudah dikenal sebagai sosok yang tampil di saat-saat penting. Di musim debutnya bersama Los Blancos, ia dua kali mencetak gol kemenangan dalam El Clasico.

Kali ini, dia menambah daftar prestasinya dengan memberikan assist spektakuler sebelum akhirnya mencetak gol kemenangan — menjadikannya pemain termuda Madrid di abad ini yang bisa melakukan keduanya dalam satu pertandingan El Clasico.

Assist-nya menggambarkan kualitas istimewanya: kekuatan, ketenangan, dan kecerdasan bermain. Dengan kemampuan membaca ruang dan teknik luar biasa, ia menemukan celah sempurna untuk mengirim umpan terobosan ke Kylian Mbappe yang kemudian menuntaskannya dengan gol.

Sementara golnya sendiri menunjukkan insting penyerang sejati. Gerakannya tanpa bola begitu tepat waktu, membuat proses finishing terlihat mudah. Selain itu, Bellingham juga memenangkan penalti dan sempat mencetak gol lain yang dianulir karena offside Brahim Diaz dalam prosesnya.

Sang Dirigen di Tengah Kekacauan El Clasico

El Clasico kali ini penuh drama: Mbappe gagal mengeksekusi penalti, ada dua gol yang dianulir, satu kartu merah untuk Pedri, dan keributan di akhir laga. Namun di tengah semua kekacauan itu, sorotan tetap tertuju pada Bellingham.

Ia tak sekadar bermain — ia mengorkestrasi pertandingan. Tidak seperti Pedri yang berusaha mengatur tempo dengan umpan-umpan pendek, Bellingham memimpin dengan bahasa tubuh dan energi. Saat bola keluar lapangan, ia tak diam: memompa semangat penonton di Bernabeu, memotivasi rekan setim, dan memprovokasi lawan.

Inilah “semangat dari karakter utama” yang membuatnya berbeda. Tidak ada momen tenang saat Bellingham ada di lapangan.

Thomas Tuchel sempat mengkritik sikapnya pada musim panas lalu, menyebut api dalam diri Bellingham bisa “menakutkan”. Namun pada kenyataannya, api itulah yang membuatnya berbahaya bagi lawan. Pedri bahkan kewalahan secara fisik dan sempat diejek Bellingham dengan gestur seperti anak kecil yang menangis.

Tak lama setelah laga, Bellingham memposting di media sosial dengan tulisan “Talk is cheap” — sindiran halus kepada bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, yang sebelumnya sempat melontarkan komentar provokatif. Madrid jelas menjadikan itu sebagai bahan bakar motivasi.

Bellingham: Pemain Serba Bisa yang Tak Boleh Ditinggalkan Inggris

Selain kontribusinya di depan, Bellingham juga bekerja keras dalam fase bertahan. Setelah menit ke-60, ketika pelatih Xabi Alonso mencoba menenangkan tempo permainan, Bellingham tetap disiplin menekan lawan dan menjaga keseimbangan di lini tengah.

Sementara Vinicius Junior harus ditarik keluar lebih awal dengan wajah kecewa, Bellingham tetap di lapangan hingga menit ke-86, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh Santiago Bernabeu. Real Madrid akhirnya menutup laga dengan kemenangan yang membawa mereka unggul lima poin di puncak klasemen — sebuah pernyataan kuat setelah sempat dikejutkan kekalahan 2-5 dari Atletico Madrid di derby sebelumnya.

Namun kemenangan ini bukan hanya soal Real Madrid. Ini juga tentang Bellingham, yang entah bagaimana kini justru tidak dipanggil ke skuad timnas Inggris menjelang Piala Dunia. Banyak yang berspekulasi bahwa Inggris mungkin menemukan ritme baru tanpa dirinya. Tapi performa di Bernabeu ini jadi pengingat keras: meninggalkan Bellingham sama saja dengan bunuh diri taktik.

Thomas Tuchel sebenarnya pernah mengakui kehebatan sang gelandang muda: “Jude punya sesuatu yang spesial. Dia membawa sisi tajam yang kami butuhkan jika ingin meraih hal-hal besar.”

Dan di Real Madrid, klub yang terbiasa memenangkan hal-hal besar, mereka tahu betul bagaimana memanfaatkan sisi tajam itu. Kini tinggal apakah Inggris akan melakukan hal yang sama — karena Jude Bellingham bukan sekadar pemain, dia adalah pembeda.

IKLAN