Dampak Turunnya Performa Manchester City Pada Persaingan Gelar Juara Liga Inggris

Selain ditekuk oleh Aston Villa dengan skor 1-0 di Villa Park dan juga setelah tiga pertandingan yang berakhir dengan hasil imbang saat melawan Chelsea, Liverpool dan Tottenham Hotspur, saat ini peluang bagi Manchester City untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris semakin menurun

Tapi seberapa besar dampak penurunan performa skuad asuhan Pep Guardiola ini dan apa yang menyebabkan semua kekacauan dalam skuad peraih trebble winner musim lalu ini?

Dan yang paling penting, bagaimana dampaknya saat rival-rival Man City seperti Arsenal, Liverpool, Aston Villa dan bahkan Manchester United sedang melejit? Simak terus penjelasannya sebagai berikut.

Guardiola Akui Performa Manchester City Buruk

Kekalahan 1-0 Man City di Aston Villa membuat anak asuh Pep Guardiola tanpa kemenangan dalam empat pertandingan di Liga Inggris, setelah sebelumnya bermain imbang dengan Chelsea, Liverpool, dan Tottenham.

Ini adalah serangkaian pertandingan tanpa kemenangan terpanjang mereka di liga di bawah kendali Guardiola sejak terakhir kali terjadi pada Maret hingga April 2017, saat itu juga empat pertandingan tanpa kemenangan.

Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen ini awalnya tidak terlalu khawatir usai hasil imbang dramatis 3-3 melawan Spurs, dan bahkan ia mengatakan dalam konferensi persnya sebelum pertandingan melawan Villa bahwa ia merasa yakin akan menang atas Villa dengan level permainan seperti saat melawan Liverpool dan Tottenham.

Di titik ini Guardiola ternyata cukup meremehkan skuad Unai Emery. Namun kini, dia tidak begitu yakin setelah kalah oleh taktik Unai Emery dan kemudian mengakui bahwa CIty kini sedang sedikit dalam kesulitan, sedikit!

Mereka memang kesulitan di Midlands, penampilan mereka tidak biasa dan tidak efektif.

Manchester City hanya melepaskan dua tembakan, keduanya datang pada menit ke-11 dari Erling Haaland, yang digagalkan semuanya oleh kiper Emiliano Martínez.

Ini adalah jumlah tembakan terendah yang pernah dilepaskan oleh skuad Guardiola dalam satu pertandingan di lima liga teratas Eropa.

Selain itu, 22 tembakan yang dilepaskan oleh Villa adalah jumlah tembakan terbanyak yang pernah dihadapi oleh skuad Pep Guardiola dalam 535 pertandingannya sebagai manajer, dan yang terbanyak sejak tim Barcelona asuhannya dulu saat menghadapi Atletico Madrid pada Maret 2009.

Peluang Juara Manchester City Dibandingkan Tim Lainnya

Ketika musim ini dimulai, Manchester City menjadi favorit untuk mempertahankan mahkotanya. Mereka bahkan memulai musim ini dengan peluang 90,2% menurut superkomputer Opta, dan kemudian sempat naik menjadi 91,3% setelah empat pertandingan pertama yang sempurna, di saat pesaing lainnya kehilangan poin di awal musim.

Kemudian kekalahan berturut-turut dari Wolves dan Arsenal membuat peluang mereka turun menjadi 73,4% setelah delapan pertandingan, lalu kemenangan atas Brighton, Manchester United, kemenangan 6-1 atas Bournemouth dan hasil imbang 4-4 di Chelsea membuatnya naik kembali menjadi 84,3%, itu sebelum menjamu Liverpool.

Sekarang, setelah mengumpulkan hanya tiga poin dalam empat pertandingan dan Arsenal, Liverpool, Villa telah mengungguli City dalam peringkat klasemen, City kini memiliki peluang untuk menjadi juara dengan probabilitas terendah musim ini.

Per 7 Desember, superkomputer Opta memberikan mereka peluang hanya sebesar 53,8%. Angka itu sebenarnya masih membuat City diunggulkan, tetapi masalahnya pesaing mereka juga semakin mengancam.

Arsenal saat ini memiliki prosentase kemenangan sebesar Arsenal 22,9% usai kemenangan 4-3 di Luton Town. Liverpool sedikit di belakang mereka dengan Liverpool 20,7% setelah kemenangan 2-0 di Sheffield United.

Villa memiliki peluang Aston Villa 1,2%, kecil memang, tapi itu karena melihat prestasi mereka di musim-musim sebelumnya saat belum ada Unai Emery, tetapi kini mereka berada dalam performa bagus menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.

Masalah Utama City: Ketergantungan Pada Rodri

Apakah penurunan performa ini hanya gejolak sesaat bagi Manchester City, atau sesuatu yang lebih mendasar?

Absennya Kevin De Bruyne karena cedera sejak pertandingan pembuka musim telah menjadi pukulan besar bagi City, tetapi yang paling mencolok dalam kekalahan melawan Aston Villa adalah absennya Rodri.

Gelandang Spanyol itu absen dalam tiga pertandingan Liga Premier musim ini karena harus menjalani hukuman suspensi, dan kebetulan juga itu adalah tiga pertandingan yang semuanya berakhir dengan kekalahan bagi City, yaitu saat melawan Wolves, Arsenal, dan Aston Villa.

Fakta yang menarik adalah, jika melihat rekor mereka dengan dan tanpa Rodri sejak awal musim 2022-23 di semua kompetisi, City memiliki persentase kemenangan sebesar 72% saat Rodri ikut bermain, 53 kemenangan dari 74 pertandingan

Kemudian Turun menjadi 50% tanpa Rodri dengan 5 kemenangan dari 10 pertandingan. Yang lebih mencolok adalah bahwa mereka kalah dalam lima dari sepuluh pertandingan tanpa kehadirannya di tim, hanya satu kali lebih sedikit dari enam kekalahan dalam 74 pertandingan dengan kehadiran Rodri.

Mungkin terdengar aneh jika kita menyebut City sebagai tim satu pemain, tetapi dengan Rodri, Manchester City jelas memiliki seseorang yang bisa membuat perbedaan signifikan dalam efektivitas permainan mereka, dan keberadaannya akan menjadi sangat penting jika skuad Guardiola ingin menjadi tim pertama dalam sejarah kasta tertinggi Inggris yang bisa memenangkan empat gelar juara secara beruntun.

Kekalahan saat melawan Arsenal dan Villa, tampak City hanya bisa melepaskan empat dan dua tembakan masing-masing, paling sedikit dalam lima liga besar Eropa, mereka juga mencatatkan jumlah umpan terendah dalam sebuah pertandingan musim ini.

Rekor Aston Villa lainnya saat mengalahkan City adalah 13 kali Villa merebut bola di sepertiga akhir area pertahanan City di Villa Park.

Sejak kedatangan Guardiola di Liga Inggris pada 2016, City tidak pernah kehilangan bola di sepertiga pertahanan mereka lebih dari 11 kali dalam satu pertandingan, kecuali kekalahan 1-0 mereka di Brentford pada akhir musim lalu ketika Rodri sekali lagi absen.

Kemudian yang terbanyak ketiga dengan 10 kali kehilangan bola adalah saat hasil imbang 1-1 di Brighton di mana Rodri bermain sebagai bek tengah.

Masalah Kedalaman Skuad Manchester City Terungkap

Kita juga harus melihat seberapa banyak talenta yang hilang oleh Man City musim ini. Ilkay Gundogan dan Riyad Mahrez memainkan peran penting dalam kesuksesan treble musim lalu, total dengan 101 penampilan, mencetak 26 gol, dan mencatatkan 19 assist di antara keduanya.

Sementara itu di klub barunya, Cole Palmer kini telah menunjukkan prestasinya di Chelsea, posisi di mana City sekarang merasa sangat kehilangan.

Pemain baru telah datang, Jeremy Doku sudah menunjukkan kesan yang baik, tetapi cedera membuat Matheus Nunes dan Mateo Kovacić absen, sementara Josko Gvardiol masih terlihat kesulitan menyesuaikan diri dengan cara bermain Pep Guardiola.

Mungkin tim-tim lain kini mulai menjadi lebih berani saat harus menghadapi City.

Apalagi City kini menderita lebih banyak tembakan per pertandingan dibandingkan musim lalu; setelah kekalahan dari Villa, City menghadapi rata-rata 8,5 tembakan per pertandingan, lebih banyak dari musim-musim sebelumnya di era kepemimpinan Pep Guardiola.

Expected goals atau nilai xG per pertandingan juga menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya.

Masalah kedalaman skuad Guardiola mulai terungkap dalam beberapa minggu terakhir, bangku cadangan City sering terlihat lebih seperti tempat penitipan anak daripada gudang pemain pilihan untuk Guardiola.

Oscar Bobb adalah pemain muda berbakat, dan juga punya gaya rambut paling keren, tetapi pemain asal Norwegia itu kurang bisa diandalkan dan kurang pengalaman.

Guardiola hanya melakukan dua pergantian saat melawan Chelsea, tidak ada pergantian pemain saat melawan Liverpool, empat pergantian saat melawan Spurs, dan tiga saat melawan Villa.

Kemampuan untuk merotasi pemain adalah apa yang memungkinkan City bermain baik di setiap pertandingan dan bisa melewati tiga kompetisi sekaligus musim lalu.

Jurgen Klopp: Manchester City Belum Habis!

Sekarang mereka berada di posisi keempat dengan 30 poin dari 15 pertandingan, hanya tiga kali dalam 12 musim sebelumnya mereka memiliki poin lebih sedikit pada tahap ini, 29 poin di pekan ke 15 pada musim 2013-14, 2015-16, dan 2020-21.

Namun tetap harus diingat, mereka juga berhasil memenangkan gelar dalam dua dari tiga musim tersebut.

Penurunan performa ini bukan berarti City sudah pasti gagal musim ini!

Masih jauh dari itu; mereka masih memiliki peluang untuk memperbaiki diri dan meraih beberapa kemenangan lagi selama periode sibuk menjelang Natal.

Empat pertandingan Liga Inggris sebelum pergantian tahun akan mempertemukan CIty dengan tim-tim yang saat ini berada di tujuh terbawah klasemen

bertandang ke markas Luton, menjamu Crystal Palace, pergi ke matkas Everton, dan kemudian menjamu Sheffield United di Etihad Stadium.

Manchester City juga akan absen dari Liga Inggris karena akan bertanding di Piala Dunia Antar Klub, dan berharap rival-rival mereka belum meraih poin terlalu banyak untuk dikejar saat mereka kembali dari Arab Saudi.

Seperti yang diungkapkan manajer Liverpool, Jurgen Klopp berikut ini:

“Jika seseorang mengatakan Manchester City sudah habis, itu akan menjadi candaan terbesar dalam sejarah sepak bola.” – Jurgen Klopp

Mereka akan tetap akan menjadi favorit dalam perebutan gelar juara, dan banyak yang akan percaya jika City akan memenangkan 15 pertandingan atau lebih berturut-turut dari titik ini.

Rival-rival Manchester City tentu akan merasa bersemangat kali ini, dan ini bisa menjadi salah satu persaingan terbaik di Liga Inggris yang pernah kita saksikan dalam sejarah.

Ayo join channel whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan update terbaru seputar sepak bola! klik di sini gibolers!