Gila Bola – Jika saja semesta mendukung maka Ben Chilwell seharusnya sudah mencetak dua gol selain satu assist atas namanya untuk gol Alex Disasi selama laga big match Chelsea vs Liverpool pada Minggu malam (13/8).
Skor saat turun minum 1-1 tidak mencerminkan jalannya laga yang saling serang silih berganti selama 45 menit pertama di Stamford Bridge.
Pasukan Mauricio Pochettino terlihat lebih dominan dalam penguasaan bola, sebuah permainan khas pelatih Argentina itu yang menekankan dominasi dan membangun serangan dari arah belakang.
Proses Terjadinya Gol Alex Disasi
Ben Chilwell yang berdiri sedikit di luar kotak penalti Liverpool memainkan peran sangat besar untuk gol balasan yang dicetak pemain anyar Alex Disasi.
Dua kali serangan ke dalam kotak berhasil dimentahkan para pemain tim merah sebelum bola yang terbuang disundul oleh Chilwell kembali ke depan gawang.
Ruang kosong yang tersisa di depan gawang Alisson Becker dimanfaatkan pemain 25 tahun ini untuk mencocor bola langsung ke sisi gawang yang kosong dan mengubah skor sama kuat 1-1.
Ben Chilwell Hampir Cetak Dua Gol Chelsea Lainnya
Chilwell merupakan pemain yang didatangkan dari Leicester City pada 2020, sudah menyumbangkan delapan gol sejak saat ini dan hampir saja menambahkan dua gol lain bagi the Blues.
Satu kali ia menyarangkan bola ke jala gawang Alisson, tetapi gol menit 39 itu dibatalkan wasit Anthony Taylor setelah melakukan peninjauan singkat di layar monitor, menyatakan si pemain sudah dalam posisi offside.
Setelah itu pada menit kedua injury time babak pertama ini, si pemain Inggris itu melepaskan serangan yang melebar setelah gagal menyambut bola umpan tepat waktu. Skor masih terjaga 1-1 saat berita ini diunggah awal paruh kedua permainan.
Liverpool Akan Sesali Keputusan Memainkan Enam Penyerang
Jurgen Klopp mungkin akan menyesali keputusannya memainkan enam penyerang sekaligus untuk laga tandang di Stamford Bridge pada Minggu malam ini.
Selain Luis Diaz, Diogo Jota dan Mo Salah di depan, juga Cody Gakpo, Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai di belakangnya.
Dengan segera beberapa kali terlihat goyah setiap kali serangan dilepaskan oleh tim biru. Tidak cukup ada pemain bertahan atau gelandang bertahan di sana yang bisa memotong bola lawan atau membaca arah permainan dan menutup ruang.