Kekhawatiran Transfer Era Glazer Kembali Menghantui Manchester United di Era INEOS

Gila Bola Manchester United kembali menghadapi kekhawatiran dalam urusan transfer di bawah kepemimpinan baru Jim Ratcliffe dan grup INEOS, yang menimbulkan bayangan mirip dengan era kepemimpinan Glazer sebelumnya.

Kekhawatiran ini semakin terasa setelah kabar bahwa klub tersebut gagal mengamankan target transfer pertama mereka, Tosin Adarabioyo, yang lebih memilih pindah ke Chelsea karena langkah terlambat klub.

Seiring dengan pembentukan manajemen baru di tubuh Manchester United, Jason Wilcox telah ditunjuk sebagai direktur teknis, sementara Omar Berrada akan mulai menjabat sebagai CEO pada 13 Juli mendatang. Selain itu, Dan Ashworth, yang sebelumnya bekerja sebagai direktur olahraga di Newcastle United, juga akan bergabung dengan tim.

Namun, meskipun ada perubahan di tingkat manajemen, para pendukung Setan Merah khawatir bahwa masalah dalam hal rekrutmen pemain seperti sebelumnya akan tetap ada.

Masalah ini semakin terlihat setelah laporan berita dari Daily Mail menyebutkan bahwa Manchester United terlambat dalam upaya mereka untuk mendapatkan jasa Tosin Adarabioyo.

Pemain berusia 26 tahun tersebut akan tersedia dengan status bebas transfer setelah kontraknya di Fulham berakhir musim panas ini. Sayangnya, upaya konkret United untuk mendatangkannya datang terlambat, dan Adarabioyo lebih memilih untuk tetap di London Barat bersama Chelsea.

Keputusan Adarabioyo untuk memilih Chelsea didorong oleh penunjukan Enzo Maresca sebagai pelatih kepala, seseorang yang pernah bekerja sama dengannya di akademi Manchester City.

Chelsea menawarkan kontrak yang lebih menarik, dan Adarabioyo bahkan sudah menjalani pemeriksaan medis serta menyetujui kontrak dengan The Blues beberapa hari setelah pendekatan United yang gagal.

Manchester United sebenarnya telah menunjukkan minat pada Adarabioyo beberapa bulan sebelumnya, dan keterlibatan Wilcox, yang pernah bekerja dengan sang bek di Manchester City, mungkin memicu ketertarikan tersebut.

Namun, usaha terakhir mereka datang terlambat, dan Newcastle United, yang juga tertarik pada Adarabioyo, harus menerima kenyataan bahwa Chelsea berhasil mengamankan sang pemain.

Kegagalan ini terjadi di tengah tinjauan akhir musim yang berkepanjangan di Old Trafford setelah mereka memenangkan Piala FA dua minggu lalu. Dalam tinjauan tersebut, masa depan manajer Erik ten Hag juga menjadi bahan pertimbangan.

Ditambah dengan tim rekrutmen baru yang belum lengkap, pergerakan Manchester United di bursa transfer menjadi semakin sulit dan arah yang akan mereka tuju serta persiapan yang perlu mereka lakukan masih belum pasti.

United diberitakan memiliki rencana untuk merekrut dua bek tengah, seorang bek kiri, seorang gelandang, dan seorang striker pada musim panas ini. Adarabioyo, yang bisa didapatkan dengan biaya murah karena status bebas transfernya, dianggap sebagai opsi.

Pemain akademi Manchester City itu dipandang sebagai target yang menarik untuk menghemat anggaran transfer yang terbatas, mengingat keterbatasan Financial Fair Play (FFP) dan Premier League’s Profitability and Sustainability Rules (PSR).

Namun, kegagalan ini menunjukkan bahwa Manchester United masih bermasalah dalam hal ketepatan waktu dan efisiensi dalam mengamankan target transfer mereka di bursa transfer.

Kejadian ini membangkitkan ketakutan di kalangan fans klub bahwa meskipun ada perubahan manajemen, masalah mendasar dalam rekrutmen pemain mungkin masih belum terselesaikan.