Kisah Jurgen Klopp Mengubah Liverpool, Layak Dinobatkan Jadi Yang Terhebat!

Jadwal Liga Inggris pada hari Minggu 19 Mei 2024 akan menjadi pertandingan terakhir Jurgen Klopp bersama Liiverpool, itu juga adalah pertandingan ke-491 baginya bersama The Reds.

Ini akan menjadi pertandingan yang penuh emosional di stadion Anfield, dan jika melihat semua data pencapaian Jurgen Klopp selama hampir 9 tahun masa baktinya bersama Liverpool, kamu akan melihat mengapa fans The Reds akan kehilangan salah satu pelatih terbaik yang pernah mereka miliki.

Kesan Pertama Kedatangan Jurgen Klopp

HAri pertama Jurgen Klopp di Liverpool
HAri pertama Jurgen Klopp di Liverpool

Dalam konferensi pers pertamanya sebagai manajer Liverpool pada Oktober 2015, tak seperti Mourinho yang menyebut dirinya The Special One, Jürgen Klopp justru menyebut dirinya sebagai “The Normal One” alias orang normal, dan berjanji untuk mencoba mengubah semua keraguan menjadi kepercayaan.

Basis penggemar Liverpool sudah lelah dengan harapan palsu dan haus untuk kembali ke masa kejayaan yang dulu tampak semakin menjauh. Komentar Klopp tepat sasaran dan cukup untuk menanamkan kepercayaan.

Keraguan itu bisa dimengerti karena Liverpool hanya memenangkan satu trofi dalam sembilan tahun sebelum kedatangan Jurgen Klopp dan tidak pernah memenangkan gelar liga sejak 1990.

Klopp diberi tanggung jawab atas klub raksasa, tetapi dia juga mengambil alih skuad yang tidak terlalu sesuai dengan harapannya.

Banyak yang terkejut ketika pendahulunya, Brendan Rodgers, tetap bertahan setelah gagal mempertahankan performa tim yang sempat menantang gelar di musim 2013-14 dengan musim 2014-15 yang berakhir buruk.

Untuk memperparah keterpurukan tersebut, musim itu ditutup dengan kekalahan memalukan 6-1 dari Stoke City di pertandingan terakhir Steven Gerrard untuk Liverpool. Benar-benar perpisahan yang tak akan terlupakan!

Kemudian Liverpool yang masih asuhan Brendan Rodgers memulai musim 2015/2016 dengan tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan dari tujuh pertandingan pertama.

Masing-masing dari tiga kemenangan mereka hanya diraih dengan selisih satu gol, jadi ketika mereka bermain imbang 1-1 di Everton pada pertandingan berikutnya, keputusan dibuat untuk langsung memecat Brendan Rodgers.

Pembicaraan kemudian beralih ke Jurgen Klopp, pilihan favorit saat itu. Dia telah meninggalkan Borussia Dortmund pada musim panas sebelumnya setelah tujuh tahun masa baktinya dan tampaknya cocok untuk memimpin skuad Liverpool.

Menyusul prestasinya mengalahkan Bayern Munchen untuk gelar juara Bundesliga – yang dia lakukan dua kali – butuh 12 tahun bagi siapa pun untuk melakukannya lagi hingga Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso meraih gelar Meisterschale musim 2023/2024.

Pertandingan pertama Klopp bersama skuad Liverpool adalah hasil imbang 0-0 di Tottenham yang mungkin bukan yang paling menarik, tetapi tanda-tanda Gegenpressing khasnya sudah terlihat, Adam Lallana nyaris pingsan dalam pelukan manajernya setelah pertandingan.

Ada penampilan yang menjanjikan di musim pertamanya itu, seperti kemenangan 3-1 di Chelsea, kemenangan 4-1 atas Manchester City di Etihad Stadium, dan kemenangan 6-0 atas Aston Villa, tetapi itu adalah musim yang tidak konsisten dengan skuad yang sangat membutuhkan perbaikan.

Meskipun demikian, Jurgen Klopp mencapai final Piala Liga dan Liga Europa, meski hanya finis di urutan kedelapan di Liga Premier di musim pertamanya.

Jurgen Klopp Rombak Liverpool

Virgil Van Dijk adalah salah satu pemain yang didatangkan pertama kali oleh Jurgen Klopp ke Liverpool
Virgil Van Dijk adalah salah satu pemain yang didatangkan pertama kali oleh Jurgen Klopp ke Liverpool

Klopp harus segera tancap gas dengan skuad yang dibangun bukan atas kehendaknya. Dan dia tidak mendatangkan pemain baru ke klub sampai musim panas 2016.

Dia berhasil memperbaiki lini serang dengan cukup cepat. Liverpool hanya mencetak 52 gol liga di musim terakhir Rodgers, dan berhasil mencetak 63 gol di musim 2015-16.

Di musim penuh pertama Klopp di 2016/2017, Liverpool total mencetak 78 gol, sebagian berkat performa pemain baru, Sadio Mané.

Setelah lolos ke Liga Champions dengan finis di urutan keempat, Klopp menambahkan Mohamed Salah ke dalam tim, yang datang dan mencetak 44 gol di semua kompetisi di musim pertamanya setelah datang dari Roma.

Liverpool kembali finis keempat tetapi juga berhasil mencapai final Liga Champions, di mana mereka dikalahkan 3-1 oleh Real Madrid.

Kebobolan gol masih menjadi masalah, tetapi setelah Virgil van Dijk datang pada Januari 2018, Alisson Becker dan Fabinho didatangkan pada musim panas itu untuk melengkapi tulang punggung tim. Selebihnya, seperti yang kita lihat, semua adalah sejarah indah.

Dari 13 Mei 2018 hingga 28 Februari 2020, Liverpool asuhan Klopp memainkan 66 pertandingan Liga Premier, menang 57 kali, imbang delapan kali, dan hanya kalah sekali.

Sayangnya bagi mereka, kekalahan itu adalah kekalahan 2-1 di Manchester City yang terbukti menjadi penentu dalam perburuan gelar 2018-19.

Kekalahan itu membuat City mengungguli Liverpool dengan selisih satu poin, meskipun The Reds mengumpulkan total 97 poin, yang merupakan poin terbanyak ketiga sepanjang sejarah Liga Premier pada saat itu.

Ini adalah awal dari rivalitas antara Klopp dan pelatih City Pep Guardiola.

Juara Liga Champions dan Poin Terbanyak Dalam Semusim

Jurgen Klopp saat mengantarkan Liverpool juara Liga Champions
Jurgen Klopp saat mengantarkan Liverpool juara Liga Champions

Liverpool kemudian bisa menghibur diri dengan menjadi Juara Liga Champions, mengalahkan Tottenham 2-0 di final setelah melalui salah satu semifinal paling dramatis sepanjang masa, mengatasi defisit 3-0 di leg pertama melawan Barcelona yang diperkuat Lionel Messi dan kemudian mengalahkan mereka 4-0 di Anfield.

Anak buah Klopp menunjukkan bahwa mereka tidak ingin terkejar oleh City lagi, Liverpool memenangkan 26 dari 27 pertandingan pertama liga dan hanya 1 laga imbang pada musim 2019-20 dan Liverpool memastikan gelar juara Premier League dengan tujuh pertandingan tersisa, itu merupakan peraih gelar tercepat sepanjang sejarah.

Liverpool memenangkan 110 poin dalam periode 38 pertandingan yang mencakup musim 2018-19 dan 2019-20 dan berakhir dengan kemenangan 3-2 atas West Ham pada Februari 2020, yang merupakan Poin terbanyak dalam sejarah Liga Premier dengan unggul delapan poin.

Liverpool memenangkan 18 dari 19 pertandingan kandang mereka dan imbang 1 kali serta memenangkan 32 pertandingan secara keseluruhan pada 2019-20, keduanya merupakan rekor bersama Liga Inggris. Pada satu tahap Liverpool pernah unggul 25 poin di puncak klasemen, keunggulan terbesar dalam sejarah kompetisi.

Meskipun mengawali musim 2020-21 dengan baik di musim sepi di balik pintu tertutup selama pandemi Covid-19, cedera menggagalkan paruh kedua musim karena Klopp kehilangan semua bek tengah seniornya karena cedera.

Setelah bereksperimen dengan gelandang dan pemain pinjaman darurat, ia memilih pasangan muda Nat Phillips dan Rhys Williams, dan mereka pun berhasil finis di posisi ketiga.

Liverpool kembali ke performa terbaik mereka setelah fans kembali ke stadion pada 2021-22, nyaris memenangkan quadruple yang belum pernah terjadi sebelumnya. Piala Liga dan Piala FA diraih sebelum masa lalu kembali menghantui mereka.

Sekali lagi, mereka dikalahkan oleh Manchester City untuk gelar Liga Premier dengan selisih satu poin meskipun meraih 92 poin, lalu kemudian akhirnya juga kalah 1-0 dari Real Madrid di final Liga Champions dalam pertandingan yang mereka dominasi, digagalkan oleh penampilan luar biasa Thibaut Courtois di gawang Madrid; sembilan penyelamatan pemain Belgia itu dalam pertandingan tersebut adalah yang terbanyak yang pernah tercatat (sejak 2003-04) di final Liga Champions.

Sedangkan musim 2022-23 adalah musim yang ingin dilupakan, meskipun ada beberapa kemenangan hebat seperti kemenangan 9-0 melawan Bournemouth, kemenangan tandang 7-1 di Rangers di Liga Champions dan kemenangan 7-0 atas rival lama Manchester United di Anfield.

Selama kepemimpinan Klopp di Liverpool, mereka memenangkan delapan pertandingan dengan selisih 6 gol lebih, termasuk lima pertandingan dengan selisih 7 gol lebih serta kemenangan 9-0 vs Bournemouth yang menyamai rekor Premier League.

Data Menunjukkan Jurgen Klopp Terhebat!

Secara total, Klopp telah mengumpulkan banyak trofi di Anfield, menjuarai Liga Premier, Liga Champions, Piala FA, Piala Liga (dua kali), Piala Dunia Antar Klub FIFA, Piala Super UEFA, dan Community Shield.

Dalam 23 musim Liga Premier sebelumnya, Liverpool hanya finis kedua sebanyak tiga kali. Dalam sembilan musim Klopp, mereka menyamai jumlah finis di dua besar itu, sementara hanya sekali finis di luar empat besar dalam delapan musim penuhnya.

Di bawah kepemimpinan Klopp, Liverpool berhasil mencetak 80 lebih gol dalam lima musim liga, sebelumnya mereka hanya melakukannya sekali di Liga Premier (101 gol pada musim 2013-14).

Sebelumnya, Liverpool tidak pernah memenangkan lebih dari 26 pertandingan dalam semusim Liga Premier, tetapi sekarang Liverpool telah melakukannya tiga kali di bawah Klopp (30 pada 2018-19, 32 pada 2019-20 dan 28 pada 2021-22).

Klopp juga bertanggung jawab atas Raihan poin tertinggi Liverpool di Liga Premier sebanyak tiga kali, mencapai lebih dari 90 poin dalam tiga kesempatan.

Jurgen Klopp juga memimpin dua dari tiga rekor kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah Liga Premier, memenangkan 17 pertandingan antara Maret dan Oktober 2019 sebelum melampauinya dengan memenangkan 18 pertandingan berturut-turut antara Oktober 2019 dan Februari 2020.

Klopp benar-benar menjadikan Anfield sebagai benteng. Antara Februari 2019 dan Juli 2020, Klopp membawa Liverpool meraih 24 kemenangan liga kandang berturut-turut; rekor kemenangan kandang terpanjang dalam sejarah kasta tertinggi Inggris.

Tapi Salah satu hal utama yang akan dikenang dari era Klopp di Liverpool adalah gol kemenangan di menit akhir. Liverpool telah mencetak 18 gol kemenangan di menit ke-90 di Liga Premier, lebih banyak daripada tim lain mana pun sejak kedatangan pelatih asal Jerman tersebut.

Perpisahan Yang Jauh Dari Harapan

Meski demikian, ia tidak mendapatkan akhir cerita di Liverpool seperti cerita dongeng, karena melawan Arsenal dan Manchester City yang sedang dalam performa terbaik mereka, hal itu memang tidak terduga.

Namun, ia masih bisa bangga dengan musim terakhir yang menghasilkan trofi dan mengantarkan tim yang ia tinggalkan ke Liga Champions musim depan.

Klopp tidak diragukan lagi adalah salah satu manajer terhebat Liverpool dan juga di Premier League.

Pertanyaannya kini, akankah Liverpool akan pernah memiliki pelatih sehebat Jurgen Klopp lagi?

“Kita semua berubah bersama dari orang yang ragu menjadi orang yang percaya. Jadi, pesan utamanya adalah teruslah percaya dan Anda bisa terus mengubah dunia.”
– Jurgen Klopp