Laporan Keuangan Chelsea: Habiskan 15 Trilyun Pada Musim Panas Lalu, Hadapi Masalah Besar FFP

Gila BolaChelsea telah menghabiskan sekitar Rp 15 Trilyun untuk transfer pada musim lalu, menurut laporan berita yang diterbitkan oleh Companies House, yang kami kutip dari BBC.

Tagihan gaji juga naik sebesar 18% menjadi Rp 8,1 Trilyun, yang merupakan yang tertinggi kedua di Liga Inggris. Itu termasuk kompensasi kepada Thomas Tuchel dan Graham Potter yang sama-sama dipecat pada musim lalu.

Pada 30 Juni 2023, biaya skuad The Blues secara keseluruhan telah melebihi Rp 20 Trilyun setelah satu tahun kepemilikan oleh konsorsium Clearlake Capital milik Todd Boehly.

Meskipun demikian, Chelsea berhasil memperoleh keuntungan dari penjualan pemain seharga Rp 11,9 Trilyun yang dijual seharga Rp 4,1 Trilyun, meskipun aturan akuntansi memungkinkan mereka mencatat keuntungan sebesar Rp 1,3 Trilyun.

Selain itu, Chelsea juga menghabiskan tambahan Rp 9 Trilyun untuk transfer setelah 30 Juni, yang akan dimasukkan ke dalam pembukuan tahun berikutnya.

Jumlah pengeluaran besar tersebut mencakup biaya agen dan perantara yang mencapai lebih dari Rp 1,5 Trilyun selama periode 12 bulan hingga Februari 2024. Ini merupakan jumlah tertinggi dibandingkan dengan tim Premier League mana pun.

Meskipun Chelsea mencatatkan pendapatan yang meningkat dari Rp 9,7 Trilyun pada 2021/2022 menjadi Rp 10,3 Trilyun musim lalu, pendapatan penyiaran mereka turun menjadi Rp 5,1 Trilyun setelah gagal lolos ke sepak bola Eropa.

Namun demikian, Chelsea masih harus memperhatikan batasan aturan keuangan Premier League. Klub dapat kehilangan maksimum Rp 2,1 Trilyun selama tiga musim sebelum menghadapi sanksi.

Sementara beberapa biaya, seperti investasi di tim muda dan wanita, dapat dikurangi, Chelsea kemungkinan perlu menjual lebih banyak pemain pada tanggal 30 Juni agar tetap mematuhi aturan tersebut.

Mengutip analisis dari Simon Stone, kepala reporter berita sepak bola, angka-angka tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi Todd Boehly dan kelompok pemilik Chelsea mengingat klub masih berada di papan tengah klasemen.

Ini juga memunculkan pertanyaan tentang kemampuan The Blues untuk memenuhi target keuntungan dan keberlanjutan Premier League (FFP). Kesimpulannya, Chelsea mungkin perlu menjual lebih banyak pemain dan bekerja dengan dana yang ada untuk memperbaiki situasi keuangan mereka.

Sementara itu, artikel dari onefootball menyoroti bahwa pengeluaran besar Chelsea untuk transfer hanya merupakan bagian dari masalah keuangan klub. Meskipun klub masih bersikeras bahwa mereka dapat mematuhi Aturan Keuntungan dan Keberlanjutan Liga Premier, situasinya tetap sulit.

Masalah ini mencakup peningkatan tagihan gaji klub meskipun usaha untuk menurunkannya, serta ketergantungan pada penjualan besar-besaran untuk menjaga kepatuhan aturan keuangan.

Hal ini menunjukkan bahwa Chelsea mungkin akan menghadapi beberapa tahun di mana strategi “jual untuk membeli” akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah keuangan mereka.

Ayo join channel whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan update terbaru seputar sepak bola! klik di sini gibolers!