Model Jebakan Brighton yang Berujung 12 Gol Liga Inggris Musim Ini

Gila Bola – Musuh-musuh Brighton di Liga Inggris perlu mengenali model jebakan yang dibangun Roberto De Zerbi dan anak buahnya. Bisa mulus jika menghadapi lawan yang gemar main tinggi di lapangan lawan, tapi lemah untuk tim bertahan ketat seperti West Ham United.

Contoh kasus untuk model serangan yang membuat Brighton mendapatkan gelar sebagai tim paling produktif musim ini, 2023/24, adalah pertandingan musim lalu saat mereka menghabisi Liverpool 3-0 pada 14 Januari 2023.

Lihat fotonya. Berawal dari sebuah serangan the Reds yang diintercept di dekat garis setengah lapangan. Bola kemudian diserahkan ke pemain anyar mereka yang didapatkan sebelum dimulainya musim kemarin, Pervis Estupinan.

Hanya Empat Detik Sampai ke Solly March

Dari situ bola diserahkan ke Evan Ferguson dan dalam kesempatan pertama diteruskan ke Solly March yang masuk dari sisi kanan di bawah kawalan dua pemain Liverpool.

Hanya empat detik dibutuhkan sejak bola berada di kekuasaan Estupinan sampai ke March, memperlihatkan resep serangan cepat De Zerbi yang membuat the Reds tercabik-cabik.

Adegan di bawah ini memperlihatkan si pemain dengan nama lengkap Solomon Benjamin March itu menekuk sedikit kakinya dan mengarahkan bola ke tiang kiri gawang Alisson, menjadi gol kedua Brighton dalam kemenangan 3-0 pada pertengahan Januari 2023 itu.

Brighton Undang Lawan Masuk, Lalu Serangan Balik Kilat

Pelatih asal Italia yang pernah memegang Shakhtar Donetsk itu adalah penganut dominasi bola. Tapi bukan sembarang dominasi sekedar untuk menguasai bola berlama-lama.

Dengan dominasi bola mereka bermain di setengah lapangan sendiri. Untuk apa? Untuk mengundang lawan masuk, seperti dalam kasus kontra Liverpool tersebut. Kemudian dalam waktu empat detik si bundar sudah sampai ke pemain di dalam kotak penalti lawan.

Itulah yang membedakan Brighton dibandingkan tim-tim lain. Dominasi bola yang dilakukan the Seagulls dilakukan secara berlama-lama guna mengundang lawan masuk. Begitu masuk, kena jebakanlah mereka itu.

Tetapi, seperti sudah disebut tadi, ini hanya bisa berlaku efektif untuk lawan-lawan yang suka bermain tinggi di lapangan lawan. Misalnya saja Liverpool, atau Arsenal. Entah apakah Pep Guardiola dan skuad Manchester City bisa kena jebakan yang sama.

Model Jebakan Brighton Gak Laku Saat Lawan West Ham

Di dalam jumpa pers Roberto De Zerbi menepis ide bahwa timnya harus terus menerus menang. Mengapa rupanya kalau Brighton kalah?

Metode menarik lawan masuk guna terkena jebakan ala the Seagulls tidak mempan diterapkan untuk West Ham. David Moyes bukan manajer kemarin sore. Dia tahu kalau coba-coba main terbuka maka ia akan masuk dan terkena jebakan yang sama.

Tahu gak berapa banyak passing dilepaskan oleh the Hammers selama 90 menit permainan di kandang tim berjuluk di Burung Camar ini? 31 passing saja! Salah satu yang paling rendah sepanjang sejarah Premier League. Tapi itu tidak menghalanginya untuk menang 1-3 di Amex Stadium!

Jadi musuh Brighton berikutnya, Manchester United pada 16 September mendatang, harus bermain seperti cara skuad Moyes bermain. Duduk bertahan di belakang, menunggu momen yang tepat untuk menyerang balik.

Tetapi apakah mau Erik ten Hag bermain seperti itu? Ego si pelatih Belanda yang sangat besar akan menghalanginya untuk bermain seperti West Ham. Dan itulah keinginan De Zerbi sepenuhnya, mengincar kemenangan keempat dari lima pertandingan.