Caicedo Selamat Dari Kartu Merah! Kenapa VAR Tidak Digunakan di Piala EFL?

Mengapa VAR tidak digunakan dalam pertandingan Piala EFL atau Carabao Cup antara Liverpool vs West Ham dan juga antara Chelsea vs Newcastle?

Terdapat banyak perdebatan tentang tidak digunakannya sistem Video Assistant Referee atau disingkat VAR dalam kompetisi Piala Liga hingga saat pertandingan babak perempat final.

Keputusan untuk akhirnya tidak menerapkan VAR berakar pada tantangan teknis yang dihadapi oleh klub-klub dalam menyediakan teknologi tersebut.

Ketidakhadiran intervensi VAR baru-baru ini memicu perdebatan, seperti yang terjadi pada insiden kontroversial yang melibatkan Moises Caicedo dalam pertandingan Chelsea melawan Newcastle United.

Kami akan menjelaskan mengapa VAR hanya akan digunakan pada tahap akhir Piala EFL dan siapa yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan.

Alasan Tidak Menggunakan VAR di Carabao Cup

Tidak ada sistem VAR yang digunakan dalam Carabao Cup hingga babak perempat final, karena tidak semua klub yang ikut dalam kompetisi tersebut mampu menyediakan teknologi itu.

Hal ini juga berlaku untuk pertandingan yang dimainkan di markas klub Premier League, termasuk pertandingan-pertandingan terbaru antara Everton dan Fulham di Goodison Park, serta Chelsea dan Newcastle United di Stamford Bridge, juga pertandingan antara Liverpool dan West Ham United di Anfield.

Apakah Ini Menyalahi Aturan?

Tak adanya intervensi VAR mungkin telah menyelamatkan Moises Caicedo dari kartu merah pada pertandingan Chelsea melawan Newcastle.

Gelandang berusia 22 tahun itu memotong kaki Anthony Gordon saat laga baru berjalan 90 detik di babak perempat final, tetapi ia beruntung hanya diberi kartu kuning oleh wasit Jarred Gillett.

Pelanggaran tersebut hampir pasti akan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh VAR anda itu adalah pertandingan di Premier League. Jika ada VAR di Carabao Cup, Caicedo akan mendapatkan masalah besar.

Penerapan VAR dalam Carabao Cup berada di bawah yurisdiksi dewan EFL. Dalam evaluasi mereka terhadap potensi pengenalan sistem ini, mereka mempertimbangkan tantangan yang dihadapi dalam penerapan VAR di beberapa stadion, termasuk kebutuhan untuk menambah konektivitas, perlunya kamera tambahan, terutama dalam pertandingan yang tidak ditayangkan secara langsung di babak awal, dan biaya finansial terkait dengan proses instalasi.

Dan juga VAR tidak biasa digunakan oleh semua tim yang terlibat dalam Piala EFL, dan dengan tidak adanya teknologi tersebut, semua tim yang belum terbiasa menggunakannya tidak akan terganggu.

Demi keadilan dan untuk menjaga integritas kompetisi, diputuskan bahwa VAR tidak akan digunakan secara sporadis tetapi akan diterapkan pada titik tertentu dalam kompetisi untuk konsistensi, yaitu digunakan mulai babak semifinal.

Namun hal ini masih harus diputuskan lagi. Jika ada empat tim Premier League di babak semifinal, VAR akan digunakan karena sudah dapat diakses di stadion mereka.

Namun, saat Middlesbrough mengalahkan Port Vale di babak perempat final, mereka kini akan bersaing di empat besar atau semifinal.

Dewan EFL masih perlu memutuskan apakah VAR akan diimplementasikan, sesuai dengan Aturan 12.6.

Peraturan 12.6 tentang ‘Penggunaan Teknologi’ menyatakan bahwa “di mana tempat di mana pertandingan kompetisi akan dimainkan memiliki sistem teknologi garis gawang terpasang dan/atau peralatan tersebut diperlukan untuk memungkinkan penggunaan wasit video, komite manajemen berhak menentukan apakah sistem tersebut akan digunakan, dan keputusannya bersifat final”.

Komite manajemen juga dapat memerintahkan pemasangan sistem sementara untuk babak semifinal di markas klub yang belum punya VAR.

Babak semifinal akan dimainkan dalam dua leg pada minggu yang dimulai pada 9 dan 23 Januari 2024, sementara babak final berlangsung pada 26 Februari di Stadion Wembley.

Anda dapat berlangganan Gilabola.com di Google News atau join channel Whatsapp kami untuk mendapatkan update terbaru!