Permainan menyedihkan Liverpool di Napoli dalam kekalahan 4-1 pada pertandingan pertama Liga Champions menyiratkan kecurigaan, apakah para pemain the Reds sedang berkomplot untuk menyingkirkan Jurgen Klopp?
Skor 4-1 setelah 49 menit laga di Stadio Diego Maradona di kota Naples Italia merupakan performa sangat buruk dari tim finalis 2022 dan 2018, serta juara Eropa 2019 tersebut. Para pemain Liverpool terlihat tidak bersemangat, membiarkan para pemain Partenopei melewati mereka dengan mudah.
Salah satunya terjadi untuk gol ketiga dari skuad Luciano Spalletti ini saat Khvicha Kvaratskhelia melewati Trent Alexander-Arnold dan bek kanan itu tidak berusaha menghentikan sang pemain Georgia, bahkan berjalan kaki ketika si bundar melewatinya, sebelum usaha dari Joe Gomez juga gagal menyetop assist untuk gol Giovanni Simeone.
Anda bisa melihat Alexander-Arnold di pojok kiri atas dari foto yang menyertai artikel ini, kemudian Joe Gomez di belakang Kvaratskhelia, Virgil Van Dijk yang menjadi penyebab penalti menit 18 di depan gawang bersama Andy Robertson.
Laga perdana Grup A Champions League ini terjadi hanya beberapa jam setelah pelatih Chelsea Thomas Tuchel – yang memberi the Blues trofi kuping besar 2021 – dipecat klubnya usai kekalahan 1-0 oleh tim Kroasia, Dinamo Zagreb. Locus delicti pemecatan itu terjadi di London, tetapi berita tersebut pasti sampai juga ke telinga anak-anak Jurgen Klopp di Naples, Italia.
Gol pertama Napoli disarangkan Piotr Zielinski setelah James Milner handball di dalam kotak, disusul kemudian oleh gol kedua dari pemain Kamerun Andre Zambo Anguissa, gol ketiga Giovanni Simeone yang merupakan anak dari pelatih Atletico, Diego Simeone. Gol keempat kembali disarangkan Zielinski pada awal paruh kedua, sebelum dibalaskan Luis Diaz selang dua menit kemudian.
Permainan buruk Joe Gomez menyebabkan Klopp menariknya keluar dan menggantikannya dengan Joel Matip, sebelum tiga rotasi lain terjadi menit 62, memasukkan Darwin Nunez, Thiago Alcantara dan Diogo Jota guna menggantikan Roberto Firmino, Milner dan Mo Salah.
Tuan rumah kalah dalam hal dominasi bola dibandingkan Liverpool, tetapi mencatatkan percobaan gol lebih banyak (18 banding 13) dengan serangan tepat sasaran hampir sama (8:7). Raksasa Liga Inggris itu sebenarnya tidak kurang upayanya untuk maju menyerang, mencatatkan 72 kali pembangunan serangan selama 90 menit berbanding 23 kali saja dari Giovanni Di Lorenzo dan kawan-kawan. Skor 4-1 bertahan sampai akhir dan menjadi kekalahan the Reds.
Yuk join Channel Whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan informasi bola terkini! Klik di sini untuk bergabung!