Sejak Liverpool Bertemu Ajax Tahun 2020: Duabelas Pemain Keluar, 12 Lainnya Masuk dan Pelatih Baru

Liverpool bertemu Ajax terakhir kali di dua pertandingan fase grup Liga Champions tahun 2020. Perubahan terjadi di klub Belanda tersebut setelah itu, lalu apa bedanya?

Saat drawing Grup A di Liga Champions musim ini dilakukan, ada perasaan familiar di antara suporter The Reds.

Di grup tersebut ada Ajax yang berasal dari Pot 1, lalu Napoli dari Pot 3 dan Rangers dari Pot 4. Itu berarti, skuad Jurgen Klopp akan bereuni dengan dua musuh lamanya, bahkan salah satunya sebelum masa jabatannya di Anfield dan satu klub lain dari wilayah utara perbatasan.

Dalam kasus Ajax, kali ini akan menjadi pertemuan ketiga dan ke empat antara Liverpool dan klub Amsterdam itu hanya dalam waktu tiga tahun. Namun, segalanya sudah banyak sekali perubahan di skuad Ajax, sejak mereka alami kekalahan 1-0 back-to-bacj dari The Reds di fase grup kompetisi yang sama pada tahun 2020.

Berikut ini perubahan yang terjadi di skuad Eredivisie itu antara dulu dan sekarang, seperti dilansir ThisisAnfield.com:

Siapa yang Bertahan, Hengkang dan Bergabung?

Ini menjadi situasi yang sudah biasa di Ajax walaupun mereka cukup hebat di Liga Belanda maupun Eropa, yakni tetap berada di luar lima liga papan atas di benua biru.

Banyak talenta muda yang lahir di klub Amsterdam itu, tapi kerapkali sering diburu dan disambar klub-klub besar di Inggris, Jerman, Italia, Prancis dan Spanyol. Selama dua tahun terakhir, aksi membobol ruang ganti Ajax bahkan dirasa sangat gencar.

Bahkan, saat ini, dari 18 pemain yang tampil saat Liverpool dan Ajax bertemu di tahun 2020, hanya ENAM PEMAIN yang tetap bersama mereka sampai saat ini. Mereka adalah Dusan Tadic, Daley Blind, Davy Klaassen, Edson Alvarez, Mohammed Kudus dan Perr Schuurs.

Enam pemain lainnya sudah pindah dari Ajax sejak saat itu, yakni Andre Onana (Inter Milan), Noussair Mazraoui (Bayern Munchen), Nicolas Tagliafico (Lyon), Ryan Gravenberch (Bayern Munchen), Antony (Manchester United) dan David Neres (Benfica).

Sedangkan Lisandro Martinez (Manchester United), Quincy Promes (Spartak Moscow), Lassina Traore (Shakhtar Donetsk), Jurgen Ekkelenkamp (Royal Antwerp), Zakaria Labyad (transfer bebas) dan Klaas-Jan Huntelaar (pensiun) seluruhnya bermain dari bench, tapi mereka pun sudah hengkang sekarang.

Ajax sudah lakukan perekrutan yang luar biasa untuk menggantikan mereka, yakni kiper Remko Pasveer, bek tengah Calvin Bassey, gelandang Steven Berghuis dan winger Steven Bergwijn yang kemungkinan akan berada di antara pemain kunci Ajax di dua leg pertandingan Grup A musim ini.

Sementara Brian Brobbey, Jay Gorter, Jorge Sanchez, Florian Grillitsch dan pemain pinjaman, Lucas Ocampos, juga bisa bermain di laga melawan Liverpool tengah pekan ini. Sedangkan para pemain anyar Francisco Conceicao, Ahmetcan dan Owen Wijndal akan mengisi peran pemain pelapis.

Adapun jebolan akademi Ajax Devyne Rensch, Jurrien Timber dan  Kenneth Taylor seluruhnya sudah mendapat peran sebagai starter pilihan pertama sejak tahun 2020.

Perkiraan starting XI Ajax vs Liverpool (4-3-3): Pasveer; Rensch, Timber, Bassey, Blind; Alvarez, Berghuis, Taylor; Tadic, Bergwijn, Kudus.

Siapa yang Bertanggung Jawab Sekarang Setelah Erik ten Hag Pergi?

Saat Liverpool bertemu Ajax dua tahun lalu, di ruang ganti De Godenzonen ada seorang manajer yang mapan dengan reputasi yang berkembang pesat, Erik ten Hag.

Pelatih asal Belanda tersebut – ketika itu, sudah mengasuh Ajax selama tiga tahun, dimulai dari tahun 2017 setelah ia sukses bersama Go Ahead Eagles, Bayern Munchen II dan FC Utrecht, di mana Ten Hag sukses membawa Ajax meraih gelar juara Eredivisie di musim 2018/19.

“Saya ingin melihat Ajax berani menghadapi Liverpool. Sebuah tim yang bermain dengan kepercayaan diri yang tinggi dan bisa terapkan aturan-aturan yang sudah kami sepakati di lapangan, itulah kenapa saya pikir Liverpool merupakan tim terbaik di dunia,” tandas Ten Hag sebelum pertandingan leg pertama digelar di Belanda ketika itu.

Namun, setelah dua tahun lebih mengasuh Ajax, Ten Hag putuskan untuk tinggalkan Ajax dan melatih Manchester United musim panas ini. Selain itu, pelatih berkepala plontos itu memboyong pula Martinez dan Antony ke Old Trafford bersamanya.

Asisten pelatih Mitchell van der Gaag dan analis Kevin Keij juga meninggalkan Ajax untuk United di musim panas.

Posisi Ten Hag kemudian diisi Alfred Schreuder – seorang pelatih berusia 49 tahun yang diketahui belum teruji sebagai seorang pelatih, di mana ia hanya pernah mengasuh FC Twente, Hoffenheim dan Club Brugge.

Keberhasilannya bersama Club Brugge di liga papan atas Belgia membuat Schreuder kemudian ditunjuk sebagai penerus Ten Hag, meskipun, hal itu membuatnya kembali ke klub di mana ia pernah bekerja sebagai asisten Ten Hag di era awal tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2019. Namun, Schreuder pernah tercatat sebagai asisten pelatih di Barcelona di musim 2020/21 – saat tim Catalan tersebut masih diasuh Ronald Koeman.

Ia sebagian besar gunakan skema permainan 4-3-3 di Ajax, dengan penyesuaian taktis utama dimulai dari lini tengah. Schreuder biasanya kerahkan dua gelandang bertahan atau satu pemain nomor enam, tergantung pada skema lawan.

Saat masih menjadi pemain, Schreuder dikenal pernah membela RKC Waalwijk, NAC Breda, Feyenoord, Twente dan Vitesse.

Apakah Seluruh Perubahan itu Berdampak pada Penampilan Ajax?

Jawabnya, sama sekali tidak!

Ajax merebut gelar juara Eredivisie dengan selisih dua poin di atas PSV Eindhoven di musim terakhir Ten Hag mengasuh tim tersebut. Mereka tercatat kantongi 98 gol dan hanya kebobolan 19, serta memiliki selisih gol +79.

Sejauh musim ini Schreuder bukukan awal yang gemilang, di mana klub itu belum terkalahkan, dengan catatan enam kali menang dalam enam pertandingan Eredivisie, bahkan menang 4-0 atas Rangers di laga pertama grup.

Bergwijn – yang kembali ke klub masa kecilnya itu dari Tottenham Hotspur pada bulan Juli, saat ini menjadi top skorer Ajax dengan delapan gol di delapan pertandingan, sementara Kudus kantongi lima gol.

Jelang tandang ke Anfield pada Rabu (14/9) dini hari, Ajax sudah memenangkan seluruh laga dari tujuh pertandingan di musim ini, bukukan lima clean sheet beruntun, serta mencetak 25 gol dan hanya tiga kali kebobolan.