Maroko Harus Kembali ke Formula Awal di Piala Dunia 2022, Main Terbuka Malah Kalah

Enam pertandingan yang sudah dijalani Maroko memperlihatkan mereka tidak boleh main terbuka seperti saat lawan Perancis saat semifinal, malah kalah kan.

Gila BolaMaroko diperkirakan akan kembali ke formula awal mereka yang sudah memberi kesuksesan untuk lima laga perdananya di Piala Dunia 2022, saat turun menghadapi Kroasia pada perebutan posisi ketiga, nanti malam.

Tim asuhan Walid Regragui itu tidak terkalahkan pada lima laga perdana Piala Dunia Qatar, sebelum menyerah 2-0 di tangan sang juara bertahan Perancis, saat tim jebolan zona kualifikasi Afrika itu main dominan dan mencatatkan serangan lebih banyak daripada Les Bleus.

Kini peluang emas terakhir untuk mencatatkan sejarah terbuka lebar saat mereka mengincar posisi ketiga Piala Dunia Qatar pada laga play-off Sabtu malam 17 Desember 2022 pukul 22.00 WIB di Khalifa International Stadium.

Data Tiga Laga Penyisihan Grup Maroko

Coba kita lihat persentase kepemilikan bola dari laga-laga Maroko saat penyisihan grup di Qatar. Pada pertandingan pertama, lawan Kroasia saat laga perdana Grup F, ball possession mencapai 35%, hasil akhir imbang 0-0.

Laga kedua ball possession 33%, malah menang 2-0 atas Belgia, tim urutan ketiga 2018 di Rusia. Ini merupakan kejutan besar pertama tim asal Afrika Utara itu melawan anak-anak Generasi Emas Die Roten Teufel.

Sementara untuk pertandingan ketiga 41% kepemilikan bola, menang 2-1 atas Kanada, tim yang menjadi peserta terlemah di Grup F.

Makin Jelas Maroko Spesialis Bertahan

Laga keempat Hakim Ziyech dan kawan-kawan terjadi pada 16 besar lawan Spanyol, saat mereka membuat jengkel anak-anak Luis Enrique setelah bermain bertahan di dekat kotak penalti sendiri dengan dominasi bola hanya 23 persen dan menang melalui adu penalti.

Pertandingan perempat final terjadi melawan Portugal pada perempat final, dengan angka dominasi bola 27% selama 90 menit dan menang 1-0 melalui Youssef En-Nesyri.

Pertandingan keenam saat melawan Perancis di semifinal, naik jauh menjadi 61% dalam hal kepemilikan bola. Tahu apa yang terjadi? Kebobolan dua gol melalui Theo Hernandez saat laga belum lagi berusia lima menit, dan Randal Kolo Muani 11 menit jelang akhir.

Jadi, bisa disimpulkan strategi yang dikuasai Sofyan Amrabat dan rekan-rekannya adalah bermain bertahan dan membiarkan lawan mengepung mereka dengan dominasi bola secara luar biasa. Begitu main menyerang, dominan dan membiarkan setengah lapangan mereka lebih terbuka, Maroko malah kebobolan gol lawan.

Maroko Terendah No 2 Soal Kepemilikan Bola

Jika melihat rata-rata kepemilikan bola dari semua tim di Qatar, Maroko memiliki rata-rata kedua terendah. Hanya kalah dari Kosta Rika, tim yang sudah tersingkir di babak penyisihan grup, menempati posisi terakhir Grup E.

Apa artinya itu? Artinya skuad Walid Regragui ini memang tidak terbiasa main dominan seperti saat partai semifinal. Ketika dipaksa main dominan oleh Perancis, Maroko malah membuat beberapa kesalahan yang berujung gol-gol Theo Hernandez dan Randal Kolo Muani.

Sepanjang laga di Qatar sebelum babak semifinal, mereka tidak kebobolan satu kali pun oleh pemain lawan. Kebobolan satu gol saat lawan Kanada terjadi akibat bunuh diri pemain sendiri, Nayef Aguerd.

Jika Maroko bisa kembali ke formula awal mereka, membiarkan Kroasia kehabisan kesabaran maka tim Singa Atlas akan mencatatkan sejarah sebagai tim juara ketiga di Qatar.

Ayo join channel whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan update terbaru seputar sepak bola! klik di sini gibolers!