Site icon Gilabola.com

Kepergian Romelu Lukaku ke Inter Untungkan Rencana Mauricio Pochettino Bersih-bersih

Kepergian Romelu Lukaku ke Inter Untungkan Rencana Mauricio Pochettino Bersih-bersih

Gila BolaRomelu Lukaku di ambang kepindahan ke Inter dengan perundingan kedua klub mendekati tahap akhir. Kepergian sang penyerang Belgia akan menguntungkan rencana Mauricio Pochettino bersih-bersih di Chelsea.

Saat ini saja sang pelatih Argentina itu sudah berhasil mengeluarkan hampir semua pemain tua di Stamford Bridge, figur-figur yang tidak diinginkannya karena model permainan yang disukainya, tekanan tinggi di setengah lapangan lawan, mengasumsikan stamina kuat selama 90 menit permainan.

Itulah pula sebabnya, Pochettino dengan enteng membiarkan Cesar Azpilicueta pergi. Padahal pemain Spanyol itu merupakan kapten tim, yang berarti ia akan pergi tanpa sempat mendapatkan perpisahan yang layak dari para pendukung Chelsea.

Sudah 9 Pemain Tinggalkan Stamford Bridge

Selain Azpilicueta, sudah ada 9 pemain pergi meninggalkan Stamford Bridge. Sebagian besar juga sudah berumur cukup lanjut untuk ukuran pemain sepak bola. Mereka adalah:

Kante, Koulibaly, dan Edouard Mendy seluruhnya di atas 30 tahun. Mateo Kovacic 29 tahun. Yang muda hanya kai Havertz, 24 tahun, tetapi ia gagal menjadi pembunuh di depan gawang lawan. Posisi alaminya memang bukan penyerang tengah, melainkan gelandang serang.

Demikian juga Mason Mount, masih 24 tahun, bermain 35 kali di semua kompetisi, tiga gol.

Siapa Deretan Pemain Tua di Chelsea dan Di Manakah Mereka Kini?

Dari 13 pemain paling tua di Stamford Bridge, delapan sudah atau akan pergi.

Beberapa nama yang tersisa sepertinya juga akan menyusul pergi. Bek 38 tahun Thiago Silva, masih menjadi pertanyaan apakah ia akan dipertahankan mengingat usianya yang paling tua di antara deretan pemain Chelsea. Denis Zakaria yang masih 26 tahun juga sudah dikembalikan ke induk nya di Juventus.

Menyisakan Romelu Lukaku 30 tahun, Hakim Ziyech 30 tahun dan Raheem Sterling 28 tahun.

Memangnya Apa Model Permainan Mauricio Pochettino?

Sang pelatih Argentina ini dikenal sebagai seorang yang menyukai dominasi bola dan tekanan tinggi di setengah lapangan lawan. Serangan dibangun dari arah belakang, tetapi tidak perlahan seperti Pep Guardiola, melainkan dengan cara mengalir ke depan secara cepat.

Dulu permainannya di Tottenham mengundang kekaguman para pengamat, sebuah permainan indah sepak bola, tapi sekaligus menimbulkan keheranan bagaimana pelatih dengan permainan memikat seperti ini kok tidak pernah meraih piala.

Formasi kesukaannya 4-2-3-1 yang bisa berubah menjadi 4-3-3 saat menyerang dan berubah menjadi 4-1-4-1 atau 4-2-2 jika sedang dalam tekanan lawan.

Resep utamanya: jangan sampai kehilangan bola, menyerang secara cepat, menekan lawan begitu kehilangan bola. Sangat melelahkan bagi pemain. Semua tipe manajer yang senang menekan di setengah lapangan lawan, akan membuat pemainnya kelelahan. Untuk itu ia butuh banyak pemain muda dengan semangat dan rasa haus akan kemenangan.

Berita Terbaru

Exit mobile version